Lampu Hijau AS kepada Ukraina untuk Menyerang Krimea
Asisten Wakil Menteri Pertahanan Amerika Serikat (AS) Laura Cooper dalam konferensi pers terbaru di Washington mengatakan, kami akan memberikan Ukraina bantuan militer segera, termasuk sistem rudal HIMARS (The M142 High Mobility Artillery Rocket System) senilai total 625 juta dolar.
Cooper mengklaim bahwa sistem HIMARS telah memperkuat kemampuan pertahanan Ukraina dan memberinya keuntungan strategis. Dia mengatakan, Ukraina memiliki hak untuk menggunakan senjata kami di Semenanjung Krimea karena daerah ini milik Ukraina dan mereka memiliki hak untuk mengambilnya kembali.
Setelah bergabungnya empat wilayah Ukraina ke Rusia baru-baru ini, tampaknya AS, sebagai pemasok utama senjata ke Ukraina, berencana untuk memperluas cakupan perang ke tempat lain, termasuk Semenanjung Krimea, yang telah bergabung ke Rusia pada 2014.
AS baru-baru ini mengumumkan paket bantuan senjata baru untuk Ukraina, yang mencakup empat sistem rudal HIMARS dan amunisi terkait, ranjau dan kendaraan anti-ranjau dalam bentuk paket bantuan senilai $625 juta. Ini adalah paket bantuan senjata AS pertama sejak Rusia mengumumkan bergabungnya empat wilayah Ukraina, dan yang kedua sejak awal September 2022.
Sejak awal krisis Ukraina, AS telah memberikan dukungan keuangan, senjata dan diplomatik untuk pemerintah Kiev (Kyiv), dan sejak dimulainya perang di Ukraina, pemerintah Joe Biden telah memberi Ukraina 17,5 miliar dolar dalam bentuk semua jenis senjata dan bantuan militer.
Kongres AS juga telah menyetujui pemberian bantuan keamanan, ekonomi dan kemanusiaan sebesar 40 miliar dolar kepada Ukraina, yang tentu saja akan diberikan kepada pemerintah Kyiv secara sedikit demi sedikit dan bertahap, yang terakhir adalah persetujuan 12 miliar dolar bantuan ke Ukraina.
Tujuan utama AS adalah untuk membuat Rusia kerepotan dalam Perang Atrisi di Ukraina, yang akan menyebabkan melemahnya kekuatan militer dan menipisnya sumber daya keuangan Rusia. Oleh karena itu, AS dan sekutu Eropanya, Inggris, sejauh ini telah mengirimkan bantuan senjata terbesar ke Kiev.
Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov yakin bahwa Barat, yang dipimpin oleh AS dan Inggris, menggunakan dan mengubah Ukraina sebagai alat untuk menahan dan melelahkan Rusia.
Tindakan pemerintah Biden dalam mengirimkan sebanyak mungkin sistem rudal HIMARS ke Ukraina sebenarnya merupakan langkah untuk membantu mengobarkan perang di negara tersebut sebanyak mungkin dan memungkinkan bagi pasukan Ukraina untuk menargetkan wilayah Rusia, termasuk Semenanjung Krimea.
Tampaknya AS berusaha membantu Ukraina untuk membuat kemajuan baru di empat wilayah: Donetsk, Luhansk, Kherson dan Zaporizhia dengan mengirimkan sistem rudal HIMARS, yang merupakan senjata akurat dan sangat mematikan dengan jangkauan yang signifikan.
Rusia sedang memberikan pengakuan secara resmi atas penggabungan empat wilayah tersebut ke negara ini melalui referendum dan proses hukum di Rusia, yaitu penandatanganan Vladimir Putin dan persetujuan lembaga legisltif.
Melihat perkembangan tersebut, AS berusaha memperpanjang dan mengobarkan perang di Ukraina, meskipun ada ancaman serius dari Rusia, termasuk penggunaan senjata nuklir untuk menyerang Ukraina jika pasukan negara ini melakukan serangan luas ke empat wilayah yang sekarang menjadi bagian dari Rusia itu.
Presiden AS Joe Biden telah berulang kali menyatakan bahwa dia ingin Ukraina menang melawan Rusia, dan untuk alasan ini, dia telah mengirim beragam senjata senilai miliaran dolar ke Ukraina dan bertekad untuk terus melakukannya.
Atas tindakannya tersebut, AS harus bertanggung jawab atas setiap perluasan ruang lingkup perang di Ukraina dan konsekuensi bencananya. Tentu saja, ini akan mengarah pada peningkatan kemungkinan konfrontasi langsung antara Rusia dan NATO dan terjadinya perang skala besar.
Anatoly Antonov mengatakan, pengiriman senjata baru oleh AS dan sekutunya ke Ukraina tidak hanya akan menyebabkan pertumpahan darah jangka panjang dan korban baru, tetapi juga meningkatkan risiko konflik militer langsung antara Rusia dan Barat. (RA)