Jul 31, 2023 11:25 Asia/Jakarta

Kesyahidan warga yang mengikuti acara duka Imam Husein as di Ghazni akibat penembakan pasukan Taliban direfleksi luas baik di Afghanistan maupun di lingkaran regional dan internasional.

Data statistik yang kontradiktif telah dilaporkan tentang jumlah orang yang gugur syahid setelah Taliban menembaki pelayat Huseini di Ghazni, Afghanistan.

Sebagian besar laporan menunjukkan bahwa setidaknya empat orang gugur syahid dan beberapa orang terluka dalam penembakan pasukan Taliban.

Pasukan Taliban bersenjata

Pada saat yang sama, beberapa media memberitakan jumlah syuhada sebanyak dua anak. Dalam video yang dirilis oleh Taliban selama prosesi berkabung hari Asyura, mereka secara langsung menargetkan para pelayat Huseini di Ghazni.

Salah satu gambar menunjukkan seorang anak meninggal di depan mata banyak orang. Pengguna media sosial telah mengumumkan identitas kedua syuhada ini sebagai Gholam Ali bin Akbar dan Ibrahim bin Peikar, anak-anak berusia 14 dan 9 tahun.

Ini terjadi saat Taliban membatasi prosesi berkabung Imam Husein as dengan dalih memberikan keamanan.

Terlepas dari pembatasan ini, pasukan Taliban terbukti menembaki pelayat Huseini di Ghazni. Pejabat provinsi Ghazni mengumumkan dalam sebuah pernyataan tentang peristiwa hari Asyura bahwa sebuah komite investigasi dibentuk dengan kehadiran perwakilan Syiah.

Dalam pengumuman ini disebutkan, Pejabat provinsi Ghazni sangat bersimpati dengan keluarga yang ditinggalkan dan saat ini sedang menyelidiki dimensi insiden ini, dan akan segera mengidentifikasi pelaku serta membawa mereka ke pengadilan.

Arif Rahmani, pakar masalah politik dan mantan anggota Parlemen Afghanistan dari Ghazni mengatakan:

“Taliban menembak para pelayat Huseini dan membunuh dua anak yang tak berdaya, sementara mereka seharusnya memastikan keselamatan para pelayat. Serangan mereka terhadap pelayat Huseini tidak dapat diterima."

Kesyahidan warga yang mengikuti acara duka Imam Husein as di Ghazni akibat penembakan pasukan Taliban direfleksi luas baik di Afghanistan maupun di lingkaran regional dan internasional.

Warga Muslim Afghanistan yang berduka dengan sangat antusias memperingati kesyahidan Imam Husein as setiap tahun pada sepuluh hari pertama bulan Muharam.

Dalam peringatan itu terkadang kelompok sektarian dan teroris membom atau melakukan operasi bersenjata di antara para pelayat di masjid dan huseiniyah. Namun tidak ada catatan bahwa pasukan pemerintah bahkan di selama masa demokrasi, melakukan penembakan terhadap pelayat Huseini, atau sebaliknya, para pelayat menyerang pasukan keamanan seperti yang diklaim Taliban.

Karena itu, masyarakat Afghanistan bukan hanya tidak menerima alasan dan pembenaran Taliban untuk menembak langsung para pelayat, tetapi menganggapnya sejalan dengan pandangan Taliban tentang intoleransi terhadap keyakinan dan pandangan mazhab lain.

Mehdi Rasekh, mantan anggota Parlemen Afghanistan menyinggung pada penembakan Taliban terhadap pelayat Huseini di Ghazni dan menekankan, Satu-satunya solusi untuk stabilitas dan perdamaian di Afghanistan adalah mengatasi ekstremisme dan totalitarianisme apa pun.

Bagaimanapun, kesyahidan pelayat Huseini yang berusia muda tidak bisa menjadi penyebab para pelayat menyerang pasukan Taliban, seperti klaim Taliban.

Ini tindakan yang semakin mencoreng citra Taliban di mata rakyat Afghanistan.

Dewan Taliban

Menyusul kejadian ini, masih ada satu pertanyaan yang tertinggal dalam benak rakyat Aghanistan.

Bagaimana Taliban, yang mengkhawatirkan keselamatan para pelayat Huseini dan karena kekhawatiran ini, memberlakukan pembatasan pada acara duka rakyat Afghanistan, lalu melepaskan tembakan secara langsung pada pelayat Huseini?(sl)

Tags