Putin akan Kunjungi Turki
Presiden Rusia dan Turki mencapai kesepakatan dalam percakapan telepon tentang kunjungan Vladimir Putin ke Ankara.
Seiring dimulainya perang antara Ukraina dan Rusia yang merupakan dua negara produsen biji-bijian utama dunia pada 24 Februari 2022, pasar global menghadapi krisis.
Akhrinya dengan kehadiran Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres, kedua belah pihak menandatangani perjanjian ekspor biji-bijian yang dikenal dengan Prakarsa Laut Hitam di Istanbul.
Tujuan dari perjanjian ini untuk mengirim biji-bijian ke negara-negara yang membutuhkan.
Masa berlaku perjanjian ini berakhir sekitar dua pekan lalu setelah beberapa kali diperpanjang. Kegagalan mengamankan kepentingan Rusia dari perjanjian biji-bijian membuat Moskow menolak memperbaruinya.
Menurut saluran TRT, Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan dalam percakapan dengan Presiden Rusia, Vladimir Putin hari Rabu (2/8/2023) menekankan pentingnya Prakarsa Laut Hitam sebagai jembatan perdamaian
"Menghentikan Prakarsa Laut Hitam dalam jangka panjang tidak masuk akal bagi kepentingan manapun, terutama negara-negara berpenghasilan rendah yang membutuhkan biji-bijian sebagai pihak yang paling menderita," ujar Erdogan.
Menyinggung kenaikan harga gandum sebesar 15 persen, Presiden Turki mengatakan bahwa Ankara akan melanjutkan upaya dan diplomasi intensif untuk meneruskan Inisiatif Laut Hitam.
Menteri Luar Negeri Rusia, Sergei Lavrov sebelumnya dalam percakapan telpon dengan timpalannya dari Turki, Hakan Fidan menegaskan bahwa Moskow tidak akan kembali ke perjanjian biji-bijian selama negara-negara Barat memblokir ekspor produk pertanian dan pupuk kimia Rusia.
Erdogan dalam percakapan telpon dengan Putin menyampaikan terima kasih karena Moskow mengirimkan dua pesawat pemadam kebakaran negara ini untuk menangani kebakaran di hutan Turki.(PH)