Amerika Tinjauan dari Dalam, 19 Agustus 2023
(last modified Sat, 19 Aug 2023 10:00:09 GMT )
Aug 19, 2023 17:00 Asia/Jakarta
  • Vedant Patel
    Vedant Patel

Perkembangan di Amerika Serikat selama sepekan lalu diwarnai sejumlah isu penting seperti; Deplu AS: Detail Pertukaran Tahanan dengan Iran Kami Rahasiakan.

Selain itu, masih ada isu lain yang penting di AS selama sepekan lalu seperti;

  • Capres AS: Lab Senjata Biologi di Ukraina, Program Pentagon
  • Kongres Marah, AS Gagal Jual Minyak Iran yang Disitanya
  • CIA Peringatkan Menlu AS: Serangan Balik Ukraina akan Gagal
  • AS akan Kirim Jet Tempur F-16 ke Ukraina
  • New York Kewalahan Hadapi Masalah Pengungsi
  • Biden siap bertemu dengan Kim Jong Un bahas denuklirisasi

Deplu AS: Detail Pertukaran Tahanan dengan Iran Kami Rahasiakan

Juru bicara Departemen Luar Negeri Amerika Serikat mengaku tidak bisa mengungkapkan detail kesepakatan pertukaran tahanan negara itu dengan Iran.

Image Caption

Vedant Patel, Senin (13/8/2023) dalam jumpa persnya mengatakan, "Detail penyelesaian proses pertukaran tahanan dengan Iran, tidak akan kami ungkap, pasalnya proses ini masih berlangsung."

Ia menambahkan, "Aset yang sebelumnya diblokir dan kemudian dibebaskan, terkait dengan minyak yang dibeli dari Iran, oleh pemerintah AS terdahulu di bawah Presiden Donald Trump."

Patel melanjutkan, "Izinkan saya satu langkah mundur, dan mengingatkan mengapa uang ini ada di Korea Selatan, pertama pemerintah AS terdahulu mengizinkan beberapa negara untuk membeli minyak dari Iran, dan menyimpan uangnya di rekening-rekening khusus."

Pada saat yang sama, menurut surat kabar AS ini uang hasil penjualan minyak Iran, yang nilainya mencapai sekitar enam miliar dolar, juga akan dibebaskan.

New York Times, surat kabar AS yang pertama kali mengangkat berita pertukaran tahanan dengan Iran melaporkan, lima tahanan AS akan ditukar dengan sejumlah warga Iran, yang ditahan karena melanggar sanksi.

Sejauh ini berdasarkan kabar yang beredar, lima warga AS keturunan Iran, yang akan dibebaskan masing-masing bernama Siamak Namazi, Morad Tahbaz dan Emad Sharghi, sementara dua tahanan lagi identitasnya dirahasiakan

Capres AS: Lab Senjata Biologi di Ukraina, Program Pentagon

Calon presiden Amerika Serikat, dari Partai Demokrat mengatakan, Washington membangun laboratorium-laboratorium biologi di Ukraina, dalam kerangka program pengembangan senjata biologi.

Robert F. Kennedy Jr, Senin (14/8/2023) dalam wawancara dengan wartawan senior Tucker Carlson mengatakan, "AS membangun laboratorium-laboratorium di Ukraina, dalam kerangka Pentagon, untuk mengembangkan senjata biologi."

Robert F. Kennedy Jr

a menambahkan, "Kita punya laboratorium-laboratorium biologi di Ukraina, pasalnya kita sedang mengembangkan senjata biologi. Senjata-senjata biologi menggunakan berbagai macam jenis baru biologi sintetis, teknologi CRISPR, dan teknik-teknik rekayasa genetik yang tidak ada sebelumnya."

Menurut Robert Kennedy Jr, sejak undang-undang nasionalis menyebabkan dimulainya perlombaan senjata biologi pada tahun 2001, Pentagon mulai menggelontorkan dana besar-besaran untuk senjata biologi.

"Akan tetapi saat itu Pentagon khawatir karena melanggar Konvensi Jenewa adalah kejahatan besar. Maka dari itu terdapat kekhawatiran terkait pengembangan senjata biologi ini. Kemudian otoritas keamanan biologi diserahkan kepada sebuah badan di Dinas Kesehatan Nasional, NHS," imbuhnya.

Capres AS itu menjelaskan, "Tapi sekarang ketika Anda mengembangkan senjata biologi, semua jenisnya memerlukan vaksin, oleh karena itu Anda harus mengembangkannya bersama-sama, karena pasti 100 persen ketika sebuah senjata biologi digunakan, ia akan menciptakan dampak-dampak yang tidak diinginkan. Pihak Anda juga akan jatuh sakit."

Kongres Marah, AS Gagal Jual Minyak Iran yang Disitanya

Anggota Kongres Amerika Serikat dalam suratnya untuk Presiden negara ini marah karena Gedung Putih tidak mampu menjual minyak Iran, yang disitanya karena khawatir dengan ancaman-ancaman Tehran.

Dikutip Wall Street Journal, Rabu (16/8/2023), sejumlah anggota Kongres, dari Partai Republik dan Demokrat, dalam suratnya untuk Joe Biden, mengaku khawatir karena pemerintah AS, tak mampu menjual 800.000 barel minyak Iran yang disita negara itu.

Sejak 11 minggu lalu kapal tanker yang membawa minyak Iran, Suez Rajan masih berada di pesisir pantai Texas, dan perusahaan-perusahaan AS, enggan mengosongkan tanker tersebut karena takut dibalas oleh Iran.

Empat minggu lalu WSJ melaporkan, minyak Iran, yang disita pemerintah AS, dalam sebuah kapal tanker Yunani, berada di pesisir pantai Texas, tapi sampai sekarang masih saja di sana tanpa tujuan yang jelas.

Pasukan penjaga pantai AS, sudah mengeluarkan izin pengosongan minyak Iran, dari kapal tanker tersebut, namun perusahaan-perusahaan pelayaran negara itu menolaknya.

Perusahaan-perusahaan Amerika itu mengaku takut dibalas oleh Iran, sehingga enggan melakukan bongkar muat kapal tanker Yunani tersebut.

Anggota Kongres AS dalam suratnya menulis, "Surat ini ditulis untuk meminta informasi tambahan terkait klaim ancaman dan ketakutan yang berasal dari Iran, terhadap warga negara dan perusahaan Amerika. Sejumlah laporan menunjukkan bahwa ketakutan ini mencegah pengosongan minyak dari kapal tanker."

CIA Peringatkan Menlu AS: Serangan Balik Ukraina akan Gagal

Wartawan senior Amerika Serikat, mengatakan, Dinas Intelijen AS, CIA mengabarkan Menteri Luar Negeri negara ini bahwa serangan balik Ukraina, kecil kemungkinan akan berhasil.

Seymour Hersh, Kamis (17/8/2023) mengutip seorang pejabat intelijen AS, mengatakan CIA memberitahu Menlu AS Antony Blinken bahwa serangan balik Ukraina ke Rusia, tak efektif dan kecil kemungkinan akan berhasil.

Pemerintah Ukraina, memulai serangan balik terhadap pasukan Rusia, pada awal bulan Juni 2023 lalu, setelah ditunda beberapa lama.

Image Caption

Menurut keterangan Kementerian Pertahanan Rusia, hingga 4 Agustus, Ukraina kehilangan 43.000 tentaranya, dan 1.900 peralatan militer dalam serangan balik itu.

Seperti dikutip Sputnik, Seymour Hersh menuturkan, "Pesan disampaikan CIA kepada Blinken terkait informasi bahwa serangan balik tidak efektif, dan sekadar pertunjukan yang dipertontonkan Zelensky, serta beberapa orang di kabinet Biden yang percaya omong kosong Presiden Ukraina itu."

Ia menambahkan, Blinken ingin memediasi kesepakatan damai antara Rusia dan Ukraina, seperti yang dilakukan pendahulunya Henry Kissinger pada tahun 1973 di Paris, untuk mengakhiri perang Vietnam, tapi itu menjadi sebuah kekalahan besar.

AS akan Kirim Jet Tempur F-16 ke Ukraina

Penasihat Keamanan Nasional Amerika Serikat mengumumkan bahwa negaranya akan berkonsultasi dengan Kongres negara ini mengenai pengiriman jet tempur F-16 ke Ukraina.

Al Jazeera melaporkan, Penasihat Keamanan Nasional Amerika Serikat, Jake Sullivan hari Jumat (18/8/2023) mengatakan bahwa Washington akan melakukan apa saja untuk mendukung Ukraina dalam serangan balik melawan Rusia.

"Setelah pelatihan pilot Ukraina selesai, kami  akan berkonsultasi dengan Kongres tentang pengiriman pesawat tempur F-16 dari negara ketiga ke Ukraina," ujar Jake Sullivan.

Image Caption

"Kami bekerja dengan mitra Eropa untuk melatih pilot Ukraina dengan tujuan menggunakan pesawat tempur F-16," tegasnya.

Mengenai aksesi Ukraina ke NATO, Sullivan mengatakan bahwa Amerika Serikat berkomitmen pada dokumen KTT NATO di Vilnius, dan dokumen ini menentukan kriteria aksesi Ukraina ke NATO.

Negara-negara anggota NATO dan Amerika Serikat telah berupaya melanjutkan krisis di Ukraina dengan dukungan militer.

Tahun lalu, Presiden Rusia mengumumkan kesiapannya untuk mengadakan pembicaraan damai dengan Kyiv dan meminta Ukraina untuk mengakhiri permusuhan.

Tetapi Volodymyr Zelensky yang berada di bawah pengaruh pejabat Barat yang haus perang, mengatakan bahwa dia siap untuk bernegosiasi ketika presiden lain berkuasa di Rusia.

New York Kewalahan Hadapi Masalah Pengungsi

Kedatangan 100.000 pengungsi di New York City dalam beberapa bulan terakhir telah membawa kota metropolis Amerika ini ke dalam krisis.

Eric Adams, Wali Kota New York hari Minggu (13/8/2023) meminta bantuan dari pemerintah federal untuk mendukung kota ini mengatasi krisis pengungsi ilegal.

New York City menghadapi gelombang masuk sekitar 100.000 pengungsi dalam beberapa bulan terakhir.

Menurut wali kota New York, para pencari suaka telah dikirim ke New York dengan bus atau pesawat dalam beberapa bulan terakhir

Eric Adams mengungkapkan keprihatinan tentang konsekuensi dari kehadiran sejumlah pencari suaka di kota New York, mengatakan bahwa krisis ini akan menghancurkan kota ini.

The Roosevelt Hotel, salah satu simbol Kota New York, di dekat Times Square yang didedikasikan untuk menampung para pengungsi.

Menurut wali kota New York, biaya menampung setidaknya 100.000 pengungsi di kota ini selama tiga tahun diperkirakan lebih dari 12 miliar dolar, dan anggaran kota New York tidak mampu membayar biaya sebesar tersebut.

Kantor Wali Kota New York juga mengumumkan bahwa kota tersebut telah membelanjakan $1,45 miliar untuk tempat tinggal, makanan, dan layanan bagi pencari suaka selama tahun fiskal 2023.

Biden siap bertemu dengan Kim Jong Un bahas denuklirisasi

Presiden AS Joe Biden siap bertemu dengan pemimpin Korea Utara Kim Jong Un tanpa prasyarat untuk membahas denuklirisasi di Semenanjung Korea, kata juru bicara keamanan nasional Gedung Putih John Kirby.

"Mereka (Korut) belum menanggapi secara positif tawaran itu, tapi tawaran itu masih dirundingkan. Kami bersedia untuk duduk dan bernegosiasi tanpa prasyarat," kata Kirby dalam wawancara dengan Kyodo News pada Kamis (17/8).

Presiden AS Joe Biden

Pernyataan tersebut disampaikan Kirby sehari sebelum Biden ditetapkan menjadi tuan rumah pertemuan puncak trilateral dengan para pemimpin Jepang dan Korea Selatan yang akan membahas berbagai isu, terutama perkembangan pesat kemampuan nuklir dan rudal Korea Utara.

Tidak seperti pendahulunya Donald Trump, yang bertemu langsung dengan Kim tiga kali, pemerintahan Biden tidak pernah melakukan pertemuan tingkat tinggi dengan Korut dan hanya melibatkan para pejabatnya untuk membahas denuklirisasi.

Kirby tidak menyebutkan kapan tawaran pertemuan dengan Kim itu dibuat. Dia hanya mengatakan bahwa pemerintahan Biden sedang meningkatkan upayanya untuk menjangkau Korea Utara.

Terkait kurangnya tanggapan Pyongyang terhadap pemerintahan Biden, Kirby mengatakan bahwa Biden tidak terlalu memusingkan itu.

"Kami harus memastikan bahwa kami siap dalam segala hal untuk mempertahankan keamanan nasional kami, dan kepentingan sekutu kami Korea dan Jepang," kata Kirby.

"Itu berarti kami harus mengeluarkan lebih banyak kemampuan di wilayah yang kami miliki, dan kami pasti akan mempertimbangkan untuk melakukannya lagi pada masa mendatang jika perlu," lanjutnya.

Badan intelijen Korea Selatan telah mendeteksi tanda-tanda bahwa Korea Utara sedang bersiap untuk meluncurkan rudal balistik antarbenua bertepatan dengan KTT AS-Jepang-Korsel, kata seorang anggota parlemen Korea Selatan, Kamis.

"Mungkin ada semacam tindakan provokatif, tetapi kami tidak tahu seperti apa. Lagipula tidak ada gunanya bagi kami untuk terlalu mengkhawatirkan hal itu."

Dalam pertemuan Biden dengan Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida dan Presiden Korea Selatan Yoon Suk Yeol di Camp David di Maryland, ketiganya akan menyepakati untuk meningkatkan kemampuan pencegahan mereka dalam menanggapi agresi Korea Utara serta kekuatan militer China yang meningkat, menurut pejabat senior yang terlibat dalam persiapan KTT itu.

 

Tags