Amerika Tinjauan dari Dalam, 28 Oktober 2023
(last modified Sat, 28 Oct 2023 11:11:54 GMT )
Okt 28, 2023 18:11 Asia/Jakarta
  • Presiden AS Joe Biden
    Presiden AS Joe Biden

Perkembangan di Amerika selama sepekan lalu diwarnai sejumlah isu penting, di antaranya; Biden ragukan angka korban jiwa di Gaza.

Selain itu masih ada isu-isu penting lainnya seperti;

  • AS Khawatirkan Masuknya Iran ke Perang Gaza
  • Pentagon: Operasi Darat Sangat Sulit karena Terowongan Hamas
  • Hamas Bebaskan Dua Tawanan Zionis, Begini Respons AS
  • Menlu AS: Kami Tak Ingin Berkonfrontasi dengan Iran
  • AS: Gencatan senjata saat ini hanya akan menguntungkan Hamas
  • Polisi buru pelaku penembakan massal di Maine

Biden ragukan angka korban jiwa di Gaza

Presiden Amerika Serikat Joe Biden mengatakan bahwa dia meragukan data resmi Palestina terkait angka korban jiwa akibat serangan Israel di Gaza.

Saya tak melihat tanda bahwa Palestina berkata jujur tentang berapa banyak orang yang tewas,” kata Biden di Washington, Rabu (25/10), seperti dilaporkan kantor berita Turki, Anadolu.

Image Caption

Biden mengeluarkan pernyataan itu saat menjawab pertanyaan tentang jumlah korban sipil yang tewas dalam kurun waktu lebih dari dua pekan sejak serangan Israel pada 7 Oktober.

Biden meyakini bahwa banyak orang yang tidak bersalah terbunuh karena perang tersebut, dan mengatakan bahwa "itu adalah harga dari tindakan yang mengobarkan perang."

"Israel harus memastikan bahwa mereka menargetkan orang-orang yang mempropagandakan perang melawan mereka. Jika itu tak terjadi, maka itu bertentangan dengan kepentingan mereka. Namun, saya tidak yakin dengan angka korban yang digunakan oleh Palestina," kata Biden.

Kementerian Kesehatan di Gaza pada Kamis (26/10) merilis jumlah kematian sebesar lebih dari 7.000 warga Palestina, termasuk hampir 3.000 anak-anak, sejak perang Israel di Gaza dimulai pada 7 Oktober.

Sementara itu, Al Jazeera --jaringan televisi Qatar-- melaporkan bahwa keraguan Biden yang disampaikan di depan publik itu muncul ketika Washington menolak seruan gencatan senjata dan malah terus menjanjikan dukungan militer untuk Israel.

Yara Asi, pakar kesehatan masyarakat Palestina-Amerika di Universitas Central Florida, menyebut pernyataan Biden tersebut “mengerikan”.

Membantah angka-angka tersebut benar-benar menunjukkan bahwa (Biden) hanya mendukung Israel dalam hal ini, tetapi tidak memanusiakan warga Palestina,” kata Asi kepada Al Jazeera.

Ketika Israel melarang jurnalis atau peneliti asing memasuki Gaza ketika konflik kian meningkat, Kementerian Kesehatan di Gaza menjadi satu-satunya sumber yang dapat dipercaya untuk mengetahui jumlah kematian warga Palestina, kata Al Jazeera.

Meskipun sulit –bahkan tidak mungkin-– untuk memverifikasi secara independen angka-angka yang dirilis dari Gaza, Omar Shakir, direktur Human Rights Watch (HRW) untuk Israel-Palestina, mengatakan data tersebut sering kali konsisten dengan penelitian mereka sendiri.

“Human Rights Watch telah bekerja di wilayah pendudukan Palestina selama tiga dekade. Kami telah meliput serangkaian eskalasi dan kekerasan, dan kami selalu menemukan bahwa angka-angka dari Kementerian Kesehatan secara umum dapat dipercaya,” kata Shakir seperti dikutip Al Jazeera.

AS Khawatirkan Masuknya Iran ke Perang Gaza

Menteri Luar Negeri Amerika Serikat mengklaim, jika pasukan AS, di kawasan Timur Tengah, diserang, maka Washington akan membalasnya.

Antony Blinken, Senin (23/10/2023) mengatakan, jika pasukan AS, dalam perang antara Israel dan Hamas, diserang, maka pembalasan akan dilakukan untuk melindungi pasukan AS, di kawasan.

Menlu AS Antony Blinken

Dalam wawancara dengan stasiun televisi NBC News, Blinken mengklaim, perang kemungkinan akan semakin sengit dengan keterlibatan pasukan-pasukan proksi Iran, di kawasan Asia Barat.

Ia menambahkan, "Pemerintah Presiden AS Joe Biden, dalam hal ini memiliki kesiapan penuh untuk mendukung pasukan AS, di Timur Tengah."

Menlu AS menerangkan, "Kami akan melakukan serangkaian upaya sampai kami yakin bahwa kami punya kemampuan melangkah secara efektif, dan melindungi warga kami, serta jika dibutuhkan memberi jawaban tegas atas serangan-serangan ini."

Blinken juga mengabarkan penempatan peralatan militer AS, di kawasan Timur Tengah, termasuk dua unit kapal induk tempur.

Menlu AS mengatakan dirinya sudah berbicara dengan pejabat Rezim Zionis, dan Tel Aviv mengaku tidak akan menduduki Gaza, setelah perang, namun Israel, percaya pasca-perang kondisi sebelumnya tidak akan pulih kembali.

Antony Blinken meyakini bahwa harus ada jaminan Hamas, di masa depan tidak akan melakukan serangan serupa. Padahal selama 75 tahun rakyat Palestina, berada di bawah pendudukan, penjajahan, blokade dan agresi paling brutal yang dilakukan oleh Rezim Zionis.

Pentagon: Operasi Darat Sangat Sulit karena Terowongan Hamas

Menteri Pertahanan Amerika Serikat, dalam sebuah wawancara mengatakan operasi darat ke Gaza, akan sangat sulit karena keberadaan terowongan-terowongan Hamas.

Lloyd Austin, Minggu (22/10/2023) menuturkan, Washington menganggap dirinya berhak membela diri, dan tidak pernah meragukan sedikit pun langkah tepat untuk mendukung pasukannya.

Dalam wawancara dengan ABC News, Lloyd Austin menuturkan, "Kepada negara atau kelompok mana pun yang ingin memperluas atau memanfaatkan perang, kami sarankan untuk tidak melakukannya."

Menhan Amerika Serikat menegaskan, "Jika pertempuran sampai meluas, maka kami tidak akan ragu untuk melakukan langkah-langkah militer."

Akan tetapi, imbuhnya, operasi darat ke Jalur Gaza, akan sangat sulit dikarenakan keberadaan terowongan-terowongan yang dibangun Hamas.

Di sisi lain Perdana Menteri Rezim Zionis, sebelumnya mendatangi perbatasan utara Wilayah pendudukan, dan mengulang klaim perang melawan Hizbullah, serta menyebut perang Gaza, sebagai "perang hidup dan mati".

Namun demikian, Benjamin Netanyahu mengakui ketakutan orang-orang Zionis, untuk berperang melawan Hizbullah, Lebanon.

"Jika sampai Hizbullah, memutuskan untuk terjun ke dalam peperangan, maka mereka akan menunjukkan semangatnya untuk berperang yang kedua kalinya melawan kami," pungkasnya.

Hamas Bebaskan Dua Tawanan Zionis, Begini Respons AS

Penasihat Keamanan Nasional Amerika Serikat, dan Juru bicara Gedung Putih, mengaku gembira dua tawanan Zionis, dibebaskan oleh Hamas, di Jalur Gaza.

Penasihat Keamanan Nasional AS, Jake Sullivan, dan Jubir Gedung Putih, Karine Jean-Pierre menanggapi pembebasan dua tawanan Zionis, yang sudah lanjut usia oleh Brigade Ezzeddine Al Qassam, sayap militer Hamas.

Jake Sullivan

Sullivan dan Jean-Pierre, Selasa (24/10/2023) dinihari dalam jumpa persnya mengaku gembira dengan pembebasan tawanan Zionis, yang sudah lanjut usia, Yokheved Lifshitz dan Nurit Yitzhak, oleh Hamas di Jalur Gaza.

Dua pejabat Gedung Putih itu mengatakan bahwa Amerika Serikat, akan terus melanjutkan upaya untuk membebaskan tawanan-tawanan Israel, dari tangan Hamas.

"Kami terus bekerja sejak tanggal 7 Oktober lalu, dan Menteri Luar Negeri AS, juga terus menjalin kontak dengan sejawatnya dari Qatar," imbuhnya.

Jubir Brigade Al Qassam, Senin, malam mengabarkan pembebasan dua tawanan Zionis, yang sebelumnya ditolak oleh Israel, atas alasan kemanusiaan, melalui mediasi Mesir, dan Qatar.

Abu Obeida, mengatakan sampai saat ini 22 tawanan Zionis, tewas akibat serangan-serangan militer Rezim Zionis, ke Jalur Gaza.

"Kami juga menahan tawanan-tawanan asing yang masih belum jelas identitasnya, dan jika kondisinya memungkinkan, tawanan-tawanan asing ini juga akan kami bebaskan," pungkasnya.

Menlu AS: Kami Tak Ingin Berkonfrontasi dengan Iran

Menteri Luar Negeri Amerika Serikat, mengatakan, Washington, tidak ingin masuk ke dalam konfrontasi dengan Iran, tapi jika Tehran, dan pasukan dukungannya menyerang AS, maka Washington akan membela diri.

Antony Blinken, Selasa (24/10/2023) menuduh gerakan perlawanan Islam Palestina, Hamas, menjadikan warga sipil sebagai perisai manusia.

"Saya sekarang berada di sini karena Amerika Serikat, meyakini bahwa PBB, memainkan peran asasi dalam menyelesaikan krisis Gaza," katanya.

Menlu AS menambahkan, "Kami harus berusaha memasukkan bantuan-bantuan kemanusiaan ke Gaza, tanpa dimanfaatkan oleh Hamas, dan melanjutkan dukungan terhadap seluruh warga sipil dalam perang yang terjadi saat ini di Jalur Gaza."

Pada saat yang sama, Kementerian Kesehatan Palestina di Gaza mengumumkan, pemboman Gaza, oleh Rezim Zionis, sampai saat ini menyebabkan 5.300 orang gugur, dan lebih dari 18.000 lainnya terluka. Lebih dari setengah korban serangan Zionis ke Gaza adalah anak-anak dan perempuan.

Akan tetapi hal ini sama sekali tidak disinggung oleh Menlu AS, ia menuturkan, "Para tawanan di Gaza, harus segera dibebaskan, tanpa syarat apa pun. Kami berterimakasih atas peran Mesir, dan Palang Merah Internasional, atas pembebasan dua tawanan, dan masalah gencatan senjata untuk memasukkan bantuan kemanusiaan ke Gaza, harus dibicarakan."

"Segala bentuk pertempuran dalam skala besar, akan membawa dampak buruk bagi kawasan, dan dunia. Saya katakan kepada Iran, jangan membuka front pertempuran baru di kawasan," pungkasnya.

AS: Gencatan senjata saat ini hanya akan menguntungkan Hamas

Amerika Serikat (AS) mengatakan bahwa gencatan senjata dalam konflik yang terjadi antara Israel dan kelompok perlawanan Palestina, Hamas, hanya akan menguntungkan kelompok tersebut.

"Gencatan senjata saat ini hanya menguntungkan Hamas," kata Juru Bicara Dewan Keamanan Nasional (NSC) AS John Kirby kepada media pada Selasa, seperti dikutip dari laman web resmi Gedung Putih AS, Rabu.

Kirby menyampaikan pernyataan itu saat menanggapi pertanyaan dari media terkait kemungkinan pembebasan sandera, perlucutan senjata dan konferensi internasional terkait penyelesaian konflik.

John Kirby

Kirby menjawab bahwa dia tidak bisa berspekulasi tentang kemungkinan-kemungkinan tersebut. Ia mengatakan bahwa gencatan senjata saat ini hanya akan menguntungkan Hamas.

Untuk itu, Kirby memastikan dukungan AS untuk Israel melalui bantuan peralatan dan kemampuan yang dibutuhkan Israel untuk mempertahankan diri dalam konflik tersebut.

"Kami akan terus memastikan bahwa Israel memiliki peralatan dan kemampuan yang mereka butuhkan untuk mempertahankan diri," katanya.

AS juga, lanjut dia, akan terus mencoba mengirimkan bantuan kemanusiaan dan mencoba mengeluarkan sandera dan orang-orang dari Gaza.

Ketika ditanya tentang kemungkinan skenario lain yang bisa diambil untuk mencegah atau menghentikan perang yang saat ini masih berlangsung, Kirby mengatakan bahwa perang saat ini sudah terlanjur terjadi antara Israel dan Hamas.

Namun, terkait kemungkinan untuk menghentikan serangan darat dari Israel, ia mengatakan bahwa kemungkinan opsi itu ada di tangan pasukan pertahanan Israel.

"Mereka yang dapat mengambil keputusan tentang operasi apa yang akan mereka lakukan," katanya.

Namun demikian, Kirby kembali menekankan bahwa jika gencatan senjata dilakukan saat ini, hal itu hanya akan menguntungkan Hamas.

Polisi buru pelaku penembakan massal di Maine

Ratusan polisi melakukan penggeledahan di kota Lewiston dan daerah-daerah sekitar negara bagian Maine untuk mencari seorang pria yang terkait dengan penembakan massal di sebuah bar dan arena boling.

Sejumlah media melaporkan jumlah korban tewas mencapai 16 hingga 22 orang, selain puluhan lainnya terluka.

Polisi menyatakan banyak korban tetapi menolak memberikan angka pastinya.

Polisi negara bagian dan lokal mengidentifikasi Robert R. Card, berusia 40 tahun, sebagai tersangka dalam kasus ini setelah sebelumnya mengunggah foto-foto seorang pria memegang senapan semi-otomatis di Facebook.

Foto-foto dari salah satu TKP menunjukkan seorang pria berjanggut mengenakan jaket bertudung coklat dan celana jins, sedang memegang senjata dalam posisi menembak.

"Kami mengerahkan ratusan polisi yang bekerja di seluruh negara bagian Maine untuk menyelidiki kasus ini guna menemukan Tuan Card, yang merupakan tersangka," kata Komisioner Keamanan Masyarakat Maine Mike Sauschuck dalam konferensi pers.

Beberapa media melaporkan bahwa buletin penegakan hukum Maine mengidentifikasi Card sebagai instruktur senjata api terlatih dan personel tentara cadangan Angkatan Darat AS yang baru-baru ini dilaporkan mengidap masalah kesehatan mental, termasuk mendengar suara-suara.

Media juga menyebutkan Card pernah mengancam akan menembaki pangkalan Garda Nasional.

"Card juga dilaporkan telah dimasukkan ke fasilitas kesehatan mental selama dua pekan saat musim panas 2023 dan kemudian dibebaskan," kata Pusat Informasi & Analisis Maine.

Reuters tidak dapat mengotentikasi buletin tersebut. Associated Press melaporkan bahwa dokumen tersebut diedarkan ke petugas penegak hukum.

Bar dan arena bowling itu berjarak sekitar 6,5 km di Lewiston yang pernah menjadi  pusat tekstil dan kota berpenduduk 38.000 orang di Androscoggin County yang berjarak sekitar 56 km ke sebelah utara kota terbesar di Maine, Portland.

Laporan media yang dikutip Reuters sebelumnya menyebutkan ada lokasi penembakan ketiga di pusat distribusi Walmart, tetapi Walmart kemudian mengklarifikasi tidak ada penembakan  di propertinya.

Pusat Medis Central Maine di Lewiston pihaknya "mengambil langkah terhadap peristiwa penembakan massal yang merenggut banyak korban", serta berkoordinasi dengan rumah sakit setempat untuk menerima pasien.

Presiden Joe Biden telah diberi pengarahan dan akan terus menerima informasi terkini, kata seorang pejabat AS di Washington.

Melalui telepon, Berbicara dengan Gubernur Maine Janet Mills, Senator Angus King dan Susan Collins, serta Anggota DPR Jared Golden tentang penembakan di Lewiston dan memberikan dukungan penuh pemerintah pusat, kata Gedung Putih.

Jika jumlah 22 korban tewas terkonfirmasi, maka pembantaian tersebut akan menjadi yang paling mematikan di Amerika Serikat sejak Agustus 2019, ketika seorang pria bersenjata menembaki para pembeli di Walmart El Paso dengan menggunakan senapan AK-47 sehingga  menewaskan 23 orang.

Jumlah 22 kematian tersebut juga setara dengan jumlah pembunuhan setiap tahun di Maine. Jumlah pembunuhan tahunan di negara bagian tersebut berfluktuasi antara 16 dan 29 sejak 2012.

Jumlah penembakan di AS yang melibatkan empat orang atau lebih meningkat sejak pandemi COVID-19 dimulai pada 2020, dengan 647 kasus terjadi pada 2022 dan 679 kasus diperkirakan terjadi pada 2023.

Penembakan massal paling mematikan di AS adalah pembantaian 58 orang oleh seorang pria bersenjata yang menembaki festival musik country Las Vegas dari sebuah hotel pencakar langit pada 2017.