Serbia Tolak Dikte Barat Jatuhkan Sanksi terhadap Rusia
Menteri Pertahanan Serbia menyatakan bahwa negaranya tidak akan berpartisipasi dalam penerapan sanksi terhadap Rusia.
Kantor berita Sputnik Sabtu (9/12/2023) malam melaporkan, Milos Vučević, Menteri Pertahanan Serbia hari Sabtu (9/12/2023) mengatakan, "Meskipun kami bergerak menuju Uni Eropa, ini tidak berarti bahwa kami akan berhenti bekerja sama dengan Cina, Rusia, India, mauoun negara-negara Afrika atau Amerika Selatan.,".
Menteri Pertahanan Serbia menekankan bahwa Beograd akan secara independen memutuskan apakah akan bergabung dengan sanksi terhadap Rusia dan tidak akan menyerah pada tekanan eksternal untuk menjatuhkan sanksi terhadap Moskow.
Vucevic memandang hasil pemilu parlemen Serbia pada hari Jumat akan berpengaruh dalam kelanjutan kebijakan negara saat ini untuk tidak berpartisipasi dalam sanksi terhadap Rusia.
“Kemenangan partai berkuasa Presiden Serbia Aleksandar Vucic pada pemilu legislatif akan mengarah pada kelanjutan dari kebijakan Beograd untuk tidak berpartisipasi dalam sanksi terhadap Rusia," kata Kemenhan Serbia.
Vučević lebih lanjut menyebut situasi Kosovo dan Metohija sebagai ancaman terbesar terhadap keamanan nasional Serbia, dengan menegaskan, "Terus mempersenjatai warga Albania di Kosovo sebagai kekuatan yang disebut Kosovo sebagai pasukan keamanan negara ini membuat kami prihatin."
Sejak awal perang di Ukraina, negara-negara Barat telah menjadi aktor aktif dalam medan pertempuran ini dan dengan mengambil posisi anti-Rusia, mengirimkan senjata dan peralatan militer serta menjatuhkan sanksi terhadap Rusia, yang telah memicu ketegangan dan konflik.
Menurut para pejabat Ukraina, negara-negara Barat telah memberikan bantuan militer lebih dari 100 miliar dolar ke Kyiv.(PH)