Afrika berada di jalur penting dekolonisasi; Prancis akan Kurangi kehadiran militernya
(last modified Wed, 19 Jun 2024 11:43:00 GMT )
Jun 19, 2024 18:43 Asia/Jakarta
  • Tentara Prancis
    Tentara Prancis

Prancis mengumumkan berencana mengurangi kehadiran militernya, khususnya di negara-negara barat dan tengah Afrika. Selama beberapa dekade, Perancis telah menempatkan pasukan militernya di Afrika Barat dan Tengah dengan berbagai dalih, terutama untuk membantu membangun keamanan dan memerangi terorisme.

Menurut laporan Pars Today, berdasarkan program Presiden Emmanuel Macron, Paris kini berencana mengurangi kehadiran tentaranya di Barat dan Tengah Afrika sekitar 600 tentara.

 

Keputusan ini diambil mengingat eskalasi sentimen anti-Prancis di sejumlah bekas kolonial negara ini. Menurut sumber yang dekat dengan pemerintah Paris, negara ini akan mempertahankan sekitar 100 tentara di Gabon di Afrika Tengah dan jumlah yang sama di Sinelag, di Afrika Barat.

 

Tentara Prancis sudah lama hadir di berbagai negara Afrika, terutama Mali, Niger dan wilayah Pesisir Afrika. Prancis selalu mengklaim bahwa mereka menggunakan kekuatan militer tersebut untuk melawan kelompok teroris yang aktif di Afrika, khususnya di kawasan Pesisir. Namun, terutama dalam beberapa tahun terakhir, kritik terhadap kinerja Prancis di Afrika semakin meningkat.

 

Mayoritas warga Afrika marah atas kinerja Prancis, dan menilai langkah-langkah mereka demi kepentingan Paris. Perusahaan-perusahaan Prancis adalah pemegang saham banyak perusahaan ekonomi di berbagai negara Afrika. Prancis mengimpor sebagian emasnya dari Guinea, uranium dari Niger, minyak dari Gabon, cokelat dari Pantai Gading dan bahkan atlet-atlet peraih medalinya diambil dari negara-negara bekas jajahannya.

 

Selama beberapa tahun terakhir, seiring dengan perubahan yang ada di sejumlah negara Afrika, kebangkitan menuntut kebebasan di Afrika meningkat, dan mereka tidak lagi dapat mentolelir kehadiran militer Prancis. Oleh karena itu, dan selama satu tahun lalu, terbentuklah gerakan anti-kehadiran asing, khususnya Prancis di kawasan ini yang mendorong Paris terpaksa keluar atau mengurangi pasukannya di Afrika. (MF)

 

 

 

Tags