Aug 26, 2024 19:51 Asia/Jakarta
  • Pavel Durov, pendiri Telegram
    Pavel Durov, pendiri Telegram

Parstoday- Menurut salah satu mantan pengamat CIA, Barat mengejar satu tujuan saat menangkap Pavel Durov, pendiri Telegram, yakni menindas Rusia.

Media-media Prancis Sabtu (24/8/2024) malam mengonfirmasi penangkapan Pavel Durov, pendiri Telegram di bandara udara Paris. Menurut laporan Parstoday, Durov, warga Rusia yang juga memiliki kewarganegaraan Prancis, sejak lama tercatat dalam list buronan negara ini. media Prancis menyatakan: Ia ditangkap dengan sejumlah tuduhan, di antaranya tidak bekerja sama dengan pejabat Prancis, pencucian uang dan penyelundupan narkotika, serta tercancam hukuman penjara 20 tahun.

 

Larry Johnson, mantan analis CIA seraya mengisyaratkan penangkapan pendiri Telegram oleh pemerintah Prancis, di jejaring sosial X menulis: "Saya kira Barat, khususnya Prancis mengalami kesalahan dengan menangkapnya, karena mereka menganggap langkah seperti ini sebuah alat tekanan bagi Rusia."

 

"Saya membayangkan bahwa masalah dari sudut pandang Barat adalah satu hal; Liputan Durov tentang peristiwa di Ukraina, serta liputan genosida Israel terhadap rakyat Palestina. Saya membayangkan hal ini memberikan tekanan khusus pada Tel Aviv dan mereka mencari cara untuk menutupnya," papar Johnson.

 

Selain itu, menurutnya, mereka akan menuduh Durov dengan dakwaan terorisme, karena ia menolak untuk menyensor sejumlah kelompok.

 

Koran Wall Street Journal mengutip pejabat Prancis melaporkan, penangkapan pendiri Telegram di Prancis akan memicu tensi baru antara Rusia dan Prancis.

 

Sekaitan dengan ini, pejabat Rusia menyatakan meminta diberi akses kepada Durov, tapi belum juga menerima tanggapan apa pun dari Prancis.

 

Kedubes Rusia di Prancis dalam statemennya menyatakan: Kami segera meminta pihak berwenang Prancis untuk mengungkapkan alasan penangkapan tersebut, dan kami juga menuntut agar hak-hak Durov dilindungi, termasuk memberinya akses konsuler. Namun sejauh ini, pihak Prancis menolak bekerja sama.

 

Deputi ketua Dewan Keamanan Rusia, Dmitry Medvedev di kanal telegramnya saat merespons penangkapan Durov, menulis: “Tidak seperti Mark Zuckerberg, yang bekerja sama dengan Biro Investigasi Federal AS (FBI), Durov tidak dapat diprediksi dan berbahaya bagi musuh-musuh Rusia dan tidak seperti Elon Musk atau Mark Zuckerberg.”

 

Medvedev menambahkan: Tiba saatnya pendiri Telegram memahami bahwa "tanah air" tidak bisa dipilih seperti "waktu".

 

Di sisi lain, Mantan jubir Telegram, Georgy Loboushkin meyakini bahwa perintah penangkapan Durov kemungkinan dikeluarkan oleh Washington.

 

Elon Musk, pemilik medsos X dalam cuitaannya dengan tag #FreePavel, menuntut pembebasan pendiri Telegram tersebut. (MF)

 

 

 

Tags