Melihat Kejahatan Amerika di Asia Timur / Vietnam; Simbol Skandal Amerika
-
Perang AS di Vietnam
Pars Today - Perang Vietnam bukan sekadar pertempuran berdarah di abad ke-20. Perang ini melambangkan kekalahan militer dan moral Amerika, serta mengungkapkan wajah asli negara yang menampilkan dirinya sebagai penyelamat dunia.
Perang dua puluh tahun antara Vietnam Utara dan Selatan, yang menjadi salah satu pertempuran paling berdarah di abad ke-20 berkat intervensi langsung Amerika, berujung pada kemerdekaan Vietnam dan menghancurkan prestise global Amerika.
Dalam laporan dari Pars Today ini, kita akan membahas alasan-alasan terjadinya Perang Vietnam, yang melambangkan kekalahan militer Amerika di dunia.
Asal-usul historis dan konteks pecahnya perang
Vietnam adalah koloni Prancis sebelum Perang Dunia II. Jepang mengambil alih Vietnam selama Perang Dunia II. Dengan berakhirnya perang, kekosongan kekuasaan muncul di wilayah tersebut.
Ho Chi Minh, seorang komunis revolusioner Vietnam, menuntut kebebasan dan kemerdekaan bagi negara ini, tapi Sekutu setuju bahwa Vietnam adalah milik Prancis. Ho Chi Minh dan para pejuangnya akhirnya mulai berperang melawan Prancis.
Ho Chi Minh mencoba mendapatkan bantuan dari Amerika Serikat, tetapi Amerika Serikat tidak ingin Ho Chi Minh berhasil. Mereka khawatir akan penyebaran komunisme di seluruh Asia Tenggara.
Ketika Ho dan sekutunya mencapai beberapa keberhasilan melawan Prancis, Amerika Serikat menjadi semakin khawatir dan mulai mengirimkan bantuan kepada Prancis.
Pembagian Vietnam dan awal krisis
Menurut Perjanjian Jenewa, Vietnam terbagi menjadi dua bagian: Utara (komunis) dan Selatan (anti-komunis).
Pemilu 1956 seharusnya menyatukan negara, tetapi Amerika Serikat dan sekutunya tidak mengizinkan pemilu tersebut. Di selatan, rezim represif Ngo Dinh Diem berkuasa dengan dukungan Washington dan menabur benih perang saudara dengan mengeksekusi dan menyiksa puluhan ribu lawan.
Pertempuran secara resmi dimulai pada tahun 1959.
Teori Domino; Dalih intervensi Amerika
Dengan berkuasanya John F. Kennedy, pemerintah AS memperluas kehadirannya di Vietnam, dengan mengutip "teori domino". Sebuah teori yang menyatakan bahwa jatuhnya satu negara Asia Tenggara ke tangan komunisme dapat menelan negara-negara lain seperti kartu domino.
Keyakinan ini menjadi dalih untuk mengirimkan bantuan keuangan dan militer, dan kemudian secara langsung melibatkan pasukan Amerika dalam perang.
Insiden Teluk Tonkin dan masuknya pasukan AS secara resmi
Pada bulan Agustus 1964, serangan Vietnam Utara terhadap dua kapal perusak AS di Teluk Tonkin memberikan dalih bagi Kongres AS untuk mengizinkan penggunaan kekuatan militer secara ekstensif di Vietnam.
Operasi udara yang ekstensif pun dimulai, dan pada bulan Maret 1965, pasukan tempur AS secara resmi memasuki medan perang. Jumlah mereka tumbuh pesat, mencapai setengah juta tentara pada tahun 1967.
Darah dan Api; Biaya manusia untuk perang
Korban Amerika terus meningkat. Pada tahun 1967, lebih dari 15.000 tentara AS tewas dan lebih dari 100.000 terluka. Sementara itu, pengeboman yang gencar menghancurkan infrastruktur Vietnam dan jutaan warga sipil tewas atau mengungsi. Sifat perang yang berlarut-larut dan tidak jelas memicu protes domestik di AS.
Protes antiperang di Amerika Serikat
Gelombang demonstrasi antiperang melanda Amerika Serikat sejak tahun 1967. Ratusan ribu orang turun ke jalan di Washington dan kota-kota besar lainnya untuk menuntut diakhirinya perang.
Gerakan antiperang semakin menguat, terutama di kampus, dan memecah belah masyarakat Amerika. Para tentara yang kembali menghadapi cedera fisik dan psikologis, korban gas beracun, dan label "gagal" atau "pembunuh".
Vietnamisasi perang; Kebijakan Nixon
Dengan berkuasanya Richard Nixon di Amerika Serikat, kebijakan "Vietnamisasi perang" diperkenalkan. Yaitu penarikan pasukan Amerika secara bertahap dan pengalihan perang darat kepada tentara Vietnam Selatan.
Bersamaan dengan ini, pengeboman yang lebih besar dan perundingan damai di Paris menyusul, tetapi perlawanan Vietnam Utara dan Viet Cong mencegah penyelesaian yang cepat.
Kejahatan terang-terangan; Pembantaian My Le
Pada bulan Maret 1968, tentara Amerika membantai ratusan warga sipil yang tak berdaya di desa My Le. Publikasi tragedi ini mengintensifkan protes antiperang dan semakin mempertanyakan kredibilitas Amerika.
Akhir perang dan kekalahan Amerika
Pada Januari 1973, sebuah perjanjian damai ditandatangani antara Amerika Serikat dan Vietnam Utara, tetapi pertempuran terus berlanjut antara kedua Vietnam hingga negara tersebut bersatu kembali pada 30 April 1975.
Perang Vietnam menewaskan lebih dari dua juta orang, melukai tiga juta orang, dan mengungsikan jutaan orang, serta menghancurkan perekonomian Vietnam. Amerika Serikat menghabiskan lebih dari $120 miliar dalam perang ini dan kehilangan 58.000 orang.
Perang ini meruntuhkan mitos tentang ketangguhan militer Amerika dan meninggalkan luka yang mendalam di jiwa para prajurit dan masyarakat Amerika. Sebuah monumen untuk mengenang para korban perang kemudian dibangun di Washington, tetapi dampak psikologis dan politiknya masih hidup dalam ingatan rakyat Amerika.
Perang Vietnam bukan sekadar kekalahan militer bagi Amerika Serikat. Perang ini menjadi simbol aib negara adidaya yang, dengan sekuat tenaga, tidak dapat mematahkan tekad bangsa yang tangguh. Saat ini, Vietnam masih menjadi pengingat fakta bahwa kekuatan militer tidak menjamin legitimasi atau kemenangan.(sl)