Seperti Apa Reaksi Tiongkok Menghadapi Tuduhan Trump?
https://parstoday.ir/id/news/world-i176660-seperti_apa_reaksi_tiongkok_menghadapi_tuduhan_trump
Pars Today - Menanggapi klaim Trump, Tiongkok menyatakan bahwa perluasan kerja sama dengan negara lain bukanlah ancaman.
(last modified 2025-09-23T09:06:21+00:00 )
Sep 07, 2025 11:58 Asia/Jakarta
  • Guo Jiakun, Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Tiongkok
    Guo Jiakun, Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Tiongkok

Pars Today - Menanggapi klaim Trump, Tiongkok menyatakan bahwa perluasan kerja sama dengan negara lain bukanlah ancaman.

Menurut laporan Pars Today, juru bicara Kementerian Luar Negeri Tiongkok menanggapi pernyataan Presiden AS Donald Trump bahwa perluasan kerja sama Beijing dengan negara lain bukanlah ancaman bagi negara ketiga mana pun.

Menanggapi pernyataan Presiden AS mengenai adanya "konspirasi" antara Beijing, Moskow, dan Pyongyang, Guo Jiakun, Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Tiongkok mengatakan dalam konferensi pers, "Perluasan hubungan Tiongkok dengan negara lain bukanlah konspirasi atau ancaman bagi negara ketiga mana pun."

Jiakun menekankan, "Tiongkok tidak akan pernah menargetkan negara ketiga dalam pengembangan hubungan diplomatiknya."

Asisten Presiden Rusia untuk Kebijakan Luar Negeri juga menanggapi pernyataan Presiden AS tentang kehadiran para pemimpin Tiongkok, Rusia, dan Korea Utara di Beijing, "Tidak ada satu pun pemimpin di sana yang merencanakan konspirasi dan bahkan tidak memikirkan hal ini."

Presiden Tiongkok Xi Jinping, Presiden Rusia Vladimir Putin, dan pemimpin Korea Utara Kim Jong-un menghadiri parade militer akbar di Beijing pada hari Rabu untuk memperingati 80 tahun berakhirnya Perang Dunia II.

Berbarengan dengan parade militer Hari Kemenangan di Beijing, Donald Trump menyatakan keprihatinannya atas pemulihan hubungan antara para pemimpin Tiongkok, Rusia, dan Korea Utara, dengan mengatakan, "Kalian sedang berkomplot melawan Amerika Serikat."

"Sampaikan salam hangat saya kepada Vladimir Putin (Presiden Rusia) dan Kim Jong-un (Pemimpin Korea Utara) saat kalian sedang berkomplot melawan Amerika Serikat," tulis Trump dalam sebuah pesan di akun media sosialnya, Truth Social.

Sebuah acara peringatan 80 tahun kemenangan Perang Perlawanan Rakyat Tiongkok Melawan Agresi Jepang dan Perang Anti-Fasis Dunia diadakan di Lapangan Tiananmen di pusat kota Beijing pada hari Rabu. Acara yang dihadiri oleh para pemimpin dan pejabat senior dari sekitar 25 negara, termasuk Presiden Iran Masoud Pezeshkian, diawali dengan pidato Presiden Tiongkok Xi Jinping, dilanjutkan dengan parade militer yang menampilkan ribuan tentara, manuver lebih dari 100 pesawat, dan peragaan ratusan unit peralatan darat angkatan bersenjata Tiongkok.

Selama parade kemenangan Tiongkok, berbagai kemampuan ofensif dan defensif tentara Tiongkok di bidang drone, udara, laut, dan darat dipertunjukkan, dan para hadirin menyaksikan penerbangan berbagai jet tempur dan pesawat pengebom.

Dalam acara tersebut, Beijing memamerkan rudal nuklir antarbenua strategis DF-5S untuk pertama kalinya. Rudal ini berbahan bakar cair dan jangkauannya mencakup seluruh planet. Selain itu, Tiongkok juga memamerkan kekuatan strategis darat, laut, dan udaranya sebagai triad nuklir untuk pertama kalinya dalam parade militer di Beijing.

Para analis Barat telah mengakui bahwa parade akbar Tiongkok dirancang dengan cermat untuk menyampaikan pesan politik yang jelas kepada Amerika Serikat dan sekutunya.

Dalam pidato pembukaannya, Xi Jinping memperingatkan bahwa dunia sedang menghadapi "pilihan antara damai dan perang" dan menekankan bahwa Tiongkok tidak akan pernah takut terhadap perundungan.

Surat kabar The Guardian menafsirkan pernyataan ini sebagai sindiran terhadap Amerika Serikat dan mitra-mitranya. Xi juga mengingatkan bahwa rakyat Tiongkok selalu bersatu dan tangguh dalam menghadapi musuh.

Surat kabar Amerika The New York Times mengkaji konsekuensi parade militer Hari Kemenangan Tiongkok dalam sebuah laporan dan menyatakan bahwa Tiongkok menunjukkan kepada dunia bahwa ada alternatif bagi kepemimpinan Amerika melalui parade ini.

Laporan berjudul "Tiongkok, Rusia, Iran, dan Korea Utara Memahami Posisi Mereka" menyatakan, "Ketika Xi Jinping memimpin parade militer akbar di Beijing pada hari Rabu, itu bukan sekadar beberapa jet tempur dan rudal."

Dikelilingi oleh para pemimpin Rusia, Iran, dan Korea Utara, Xi Jinping mengirimkan sinyal kepada dunia bahwa ada alternatif yang kredibel bagi kepemimpinan Amerika, dan bahwa Tiongkok, dengan berkoordinasi dengan negara-negara ini, dapat mengubah tatanan internasional yang ada dan melawan arsitek utama tatanan dunia saat ini, Amerika Serikat.

Meskipun hanya dua bulan yang lalu, beberapa pengamat mengabaikan apa yang disebut "poros perubahan" antara keempat negara (Tiongkok, Rusia, Iran, dan Korea Utara) dan menyebut aliansi tersebut telah mati atau bahkan dilebih-lebihkan, unjuk rasa persatuan ini mungkin kini penting bagi sebagian orang.

Menurut para analis Barat, parade akbar Tiongkok di Beijing bukan hanya unjuk kekuatan militer, tetapi juga panggung bagi aliansi politik antara Tiongkok, Rusia, dan Korea Utara. Sebuah peristiwa yang secara terbuka menantang hegemoni Barat.(sl)