Tarif Asia vs. AS: Dari Bantuan India hingga Pengecualian bagi Indonesia
https://parstoday.ir/id/news/world-i176696-tarif_asia_vs._as_dari_bantuan_india_hingga_pengecualian_bagi_indonesia
Peningkatan tarif oleh Washington dan langkah-langkah balasan ekonomi telah memicu gelombang reaksi diplomatik dan militer di Asia.
(last modified 2025-09-08T04:46:58+00:00 )
Sep 08, 2025 11:40 Asia/Jakarta
  • Tarif Asia vs. AS: Dari Bantuan India hingga Pengecualian bagi Indonesia

Peningkatan tarif oleh Washington dan langkah-langkah balasan ekonomi telah memicu gelombang reaksi diplomatik dan militer di Asia.

Sejak akhir Agustus 2025, Amerika Serikat memberlakukan tarif tinggi terhadap sebagian ekspor Asia, khususnya barang-barang India. Bahkan, dalam beberapa kasus, tarif tersebut dilaporkan mencapai sekitar 50 persen, yang menjadi guncangan besar bagi ekonomi kawasan yang berorientasi ekspor.

Menurut laporan Pars Today yang dikutip dari IRNA, sebagai tanggapan terhadap langkah Amerika ini, negara-negara Asia secara bersamaan mengedepankan kombinasi langkah-langkah ekonomi, diplomatik, dan militer: ...

India menghadapi tarif Amerika; paket penyelamatan, sikap resmi, dan mencairnya hubungan dengan Cina

Pemerintah India pada pekan lalu menyusun program bertahap untuk mendukung para eksportir dan mengumumkan bahwa langkah-langkah jangka pendek dan menengah guna mengurangi tekanan tarif telah dimasukkan dalam agenda. Poin-poin yang diumumkan mencakup penyediaan fasilitas likuiditas bagi perusahaan (khususnya UKM), penyederhanaan regulasi di Kawasan Ekonomi Khusus (SEZ), percepatan proyek “pemasaran di pasar alternatif” (sekitar 40 pasar tujuan), dan peninjauan kembali insentif ekspor. Pejabat New Delhi menekankan bahwa pemerintah “akan berdiri bersama para eksportir” dan akan mengejar haknya melalui jalur perundingan diplomatik serta lembaga multilateral (WTO).

Piyush Goyal, Menteri Perdagangan dan Industri India, mengatakan: “India tidak akan menyerah.” Ia menambahkan bahwa New Delhi akan berupaya mendiversifikasi pasar dan mendukung para eksportir. Sikap resmi ini mencerminkan kombinasi nasionalisme ekonomi dan upaya memperkuat ketahanan ekspor.

Pada saat yang sama, dipengaruhi oleh tekanan tarif dari Washington yang khususnya menghambat pembelian minyak Rusia oleh India, New Delhi dan Beijing pekan lalu menunjukkan tanda-tanda pemulihan hubungan: perundingan perbatasan dan pertemuan bilateral, termasuk rencana pertemuan antara Perdana Menteri India Narendra Modi dan Presiden Tiongkok Xi Jinping di sela-sela KTT Organisasi Kerja Sama Shanghai, mulai berlangsung. Kedua pemimpin sepakat untuk menyelesaikan perselisihan perbatasan dan mengembalikan suasana perdagangan normal.

Mencairnya hubungan ini dapat dianggap sebagai respons strategis terhadap tekanan ekonomi eksternal yang berpotensi membantu mengurangi dampak tarif Amerika, meskipun pada saat yang sama, masalah-masalah historis dan ketidakseimbangan perdagangan antara kedua negara tetap mencolok.

Pemerintah India menyatakan bahwa langkah-langkah finansial untuk memberikan pengecualian yang diperlukan bagi para eksportir serta diversifikasi produksi dan pasar telah dipertimbangkan, sementara negosiasi diplomatik juga akan dilanjutkan.

Pengecualian dan langkah serupa di negara-negara Asia lainnya

Washington pada pekan lalu dalam perundingan dengan pejabat Indonesia, menyetujui pengecualian tarif untuk minyak sawit, kakao, dan karet; sebuah konsesi yang menjadi contoh “tawar-menawar langsung” dan menjaga jalur perdagangan strategis yang dapat mengurangi dampak tarif terhadap produsen lokal.

Vietnam dan beberapa anggota Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN) menekankan diversifikasi pasar dan penguatan perdagangan intra-regional, sementara Malaysia, sebagai ketua bergilir ASEAN, menyerukan respons terkoordinasi di tingkat regional.

Secara keseluruhan, kombinasi pengecualian yang terarah, paket dukungan domestik, dan percepatan perundingan perdagangan regional telah masuk dalam agenda negara-negara Asia.(PH)