Mengapa Kubu Sayap Kanan di Amerika Latin Melemah?
Presiden Argentina, Javier Milei, mengalami kekalahan dalam pemilu provinsi kunci di Buenos Aires.
Tehran, pars Today- Partai baru yang ia pimpin, La Libertad Avanza, hanya memperoleh 34 persen suara dalam pemilu di Buenos Aires—provinsi terbesar di Argentina. Sebaliknya, oposisi kiri Peronis meraih 47 persen suara. Milei sendiri menyebut hasil ini sebagai “kekalahan nyata” dan mengakui bahwa penurunan 13 poin dukungan untuk partainya merupakan pukulan serius.
Kekalahan Milei di Buenos Aires, dengan mempertimbangkan kondisi ekonomi dan politik Argentina yang rumit, memperlihatkan tantangan besar yang dihadapi pemerintahannya. Hal ini juga menimbulkan dampak lebih luas terhadap masa depan La Libertad Avanza serta dinamika politik di negara-negara Amerika Latin yang memiliki kedekatan ideologis maupun kebijakan ekonomi dengan Argentina.
Argentina telah lama dilanda krisis ekonomi. Sejak Milei menjabat pada Desember 2023 dengan janji memperbaiki kondisi ekonomi, situasi tetap sulit. Milei, seorang ekonom beraliran pasar bebas, dalam kampanyenya berjanji akan menghapus mata uang peso dan menggantinya dengan dolar guna menekan inflasi, memangkas belanja negara, membatasi program kesejahteraan, memperkecil ukuran pemerintahan, serta melakukan privatisasi BUMN.
Ia sudah mulai menjalankan beberapa kebijakan, seperti pemangkasan belanja publik, pemecatan pegawai negeri, serta deregulasi di berbagai sektor ekonomi. Namun, kebijakan ini tidak mampu mengatasi inflasi dan utang negara, bahkan menimbulkan ketidakpuasan rakyat, terutama kelompok berpendapatan rendah. Kekalahan di Buenos Aires menunjukkan bahwa banyak warga Argentina merasakan dampak negatif kebijakan tersebut dalam kehidupan sehari-hari.
Kekalahan ini juga dapat melemahkan legitimasi Milei di dalam negeri. Walau kubu kanan masih memegang kekuasaan mayoritas, kegagalan dalam pemilu Buenos Aires menjadi hambatan serius bagi kelanjutan agenda reformasi radikal Milei. Jika kubu kanan tidak mampu membalik keadaan dalam pemilu mendatang, mereka berisiko kehilangan kekuasaan, yang dapat berdampak pada merosotnya pengaruh kelompok kanan di negara-negara Amerika Latin lainnya.
Di tingkat regional, kekalahan Milei diperkirakan memperkuat arus kiri di Amerika Latin. Selama beberapa tahun terakhir, kelompok kanan berupaya meraih dukungan dengan kebijakan privatisasi dan liberalisasi ekonomi. Namun, kegagalan dalam mengatasi krisis membuat rakyat kecewa terhadap janji-janji mereka. Kekalahan Milei pun dipandang sebagai bagian dari tren ini.
Dalam bidang hubungan internasional, terutama dengan Amerika Serikat, kekalahan Milei dapat membawa perubahan besar. Selama pemerintahannya, Argentina semakin mendekat ke kebijakan keamanan AS. Contohnya, pemerintah Milei menetapkan Cártel de los Soles sebagai organisasi teroris, sesuai keinginan Washington. Namun, jika Milei tidak mampu mempertahankan kekuasaan dalam pemilu berikutnya, pemerintahan baru mungkin akan mengubah arah, termasuk mengurangi kerja sama intelijen, membatasi akses militer AS ke pangkalan Argentina, serta meninjau ulang perjanjian keamanan bersama.
Dengan demikian, kekalahan Milei di Buenos Aires bukan hanya persoalan domestik, tetapi juga dapat mengubah arah politik, ekonomi, dan keamanan di Argentina serta memengaruhi peta kekuatan Amerika Latin ke depan.(PH)