Siapakah Theodor Herzl, Arsitek Pengungsian Jutaan Orang?
https://parstoday.ir/id/news/world-i176752-siapakah_theodor_herzl_arsitek_pengungsian_jutaan_orang
Theodor Herzl menjadi peletak dasar salah satu kejahatan terbesar abad ke-20 dengan mendirikan negara Yahudi di wilayah-wilayah di luar Eropa,
(last modified 2025-10-07T09:39:18+00:00 )
Sep 10, 2025 10:58 Asia/Jakarta
  • Siapakah Theodor Herzl, Arsitek Pengungsian Jutaan Orang?

Theodor Herzl menjadi peletak dasar salah satu kejahatan terbesar abad ke-20 dengan mendirikan negara Yahudi di wilayah-wilayah di luar Eropa,

Theodor Herzl, pendiri gerakan Zionisme yang memperkenalkan dirinya sebagai penggagas ide pendirian negara Yahudi, pada kenyataannya merupakan peletak dasar sebuah rencana yang tidak hanya menyebabkan pengusiran dan penderitaan jutaan orang Palestina, tetapi juga merupakan peta penjajahan tanah Palestina atas nama orang Yahudi.

Kelahiran dan Keluarga

Theodor Herzl lahir pada 22 Mei 1860 di Budapest, Hungaria, dalam sebuah keluarga Yahudi. Ia memiliki tiga nama berbeda: Theodor (nama Jerman), Binyamin Ze’ev (nama Ibrani), dan Tivadar (nama Hungaria). Pada usia enam tahun ia masuk sekolah Yahudi dan belajar di sana selama empat tahun, tetapi kemudian hubungannya dengan pendidikan Yahudi terputus dan ia tidak berhasil mempelajari bahasa maupun abjad Ibrani. Setelah periode itu, ia melanjutkan pendidikan di sekolah teknik dan pada usia 15 tahun masuk universitas Evangelis, lulus pada tahun 1878. Keluarga Herzl meski memiliki akar Hungaria, tetap mempertahankan identitas Jerman mereka dan menolak proses “penghungariaan”. Akhirnya, keluarga Herzl pindah ke Wina pada tahun 1888. Jumlah Yahudi di Wina saat itu kurang dari seribu orang, tetapi setelah sepuluh tahun jumlahnya meningkat menjadi lebih dari seratus ribu orang.

Dari Penulis Artikel hingga Penulis Drama

Herzl pada tahun 1884 bekerja sebagai pengacara, tetapi seiring waktu memutuskan mendedikasikan hidupnya untuk menulis. Pada tahun 1885 ia mulai menulis artikel dan bekerja sebagai jurnalis serta penulis lepas. Pada masa ini, Herzl menulis beberapa drama, salah satunya yang terkenal adalah Ghetto Baru (1894). Drama-drama Herzl menunjukkan upaya mencari cara agar orang Yahudi dapat beradaptasi dan menyatu dengan budaya Barat. Herzl dan para pemikir sehalirannya, seperti Max Nordau dan Georg Lukács, berkesimpulan bahwa karena antisemitisme dan penghinaan budaya, orang Yahudi tidak bisa sepenuhnya menyatu dalam masyarakat Barat, tetapi juga tidak bisa melepaskan identitas Yahudi mereka.

Pernikahan dan Tantangan Pribadi

Pada tahun 1889, Herzl menikah dengan Julie Naschauer dari keluarga kaya. Ia berharap pernikahan ini akan menyelesaikan masalah keuangannya, tetapi pernikahan tersebut gagal karena ketergantungan Herzl yang kuat pada ibunya dan masalah pribadi lainnya. Setelah menikah, Herzl bekerja sebagai jurnalis di surat kabar Austria dan pada tahun 1891 dikirim ke Paris selama empat tahun. Setelah misi di Paris berakhir, ia menjadi editor bagian sastra surat kabar.

Masalah Yahudi

Ketika bekerja sebagai jurnalis, pada tahun 1894 Herzl menyaksikan pengadilan Alfred Dreyfus, seorang perwira Yahudi Prancis yang dituduh menjadi mata-mata untuk Jerman. Peristiwa ini serta kuatnya sentimen antisemit di Prancis membuat Herzl menyimpulkan bahwa orang Yahudi harus memiliki negara merdeka mereka sendiri. Herzl menerbitkan buku Negara Yahudi pada November 1896, di mana ia memaparkan teori tentang “Negara Yahudi” dan mengajukan rencana untuk mendirikan negara Yahudi di wilayah non-Eropa seperti Palestina atau Afrika.

Gerakan Zionisme dan Kongres Dunia 1897

Herzl berupaya mendirikan organisasi Zionisme internasional yang dapat memimpin gerakan ini secara resmi dan terorganisir. Pada Kongres Dunia Zionis tahun 1897 di Basel, Swiss, tujuan-tujuan Zionisme dipaparkan secara resmi dan Herzl diakui sebagai pemimpin gerakan tersebut.

Negosiasi dengan Kaum Kolonialis

Setelah kongres, Herzl melanjutkan negosiasi dengan kekuatan kolonial seperti Jerman dan Inggris. Ia bahkan mengajukan proposal untuk mendirikan koloni Yahudi di berbagai wilayah, termasuk Sinai, Siprus, dan Afrika Timur. Namun sebagian besar usulan itu ditolak atau gagal. Pada tahun 1901, Herzl bertemu Sultan Abdul Hamid II dari Kekaisaran Ottoman untuk mendapatkan dukungan pendirian tanah air Yahudi di Palestina, tetapi gagal memperoleh persetujuan.

Meninggal

Akhirnya, Herzl bernegosiasi dengan Inggris terkait pendirian tanah air Yahudi di Afrika Timur, tetapi tidak ada yang terealisasi. Herzl wafat pada 3 Juli 1904 pada usia 44 tahun. Meskipun usianya singkat, upaya-upayanya menjadi dasar teori dan langkah praktis yang akhirnya mengarah pada pendirian rezim palsu Israel pada tahun 1948. Pada tahun 1949, setahun setelah berdirinya rezim tersebut, jasad Herzl dipindahkan ke tanah pendudukan.(PH)