Bisakah Konferensi Iklim PBB di Brazil Menghentikan Pemanasan Global?
https://parstoday.ir/id/news/world-i179746-bisakah_konferensi_iklim_pbb_di_brazil_menghentikan_pemanasan_global
Pars Today – Konferensi Iklim PBB ke-30 digelar di Barsil dengan dihadiri berbagai kepala pemerintah dunia.
(last modified 2025-11-06T13:28:37+00:00 )
Nov 06, 2025 20:26 Asia/Jakarta
  • Bisakah Konferensi Iklim PBB di Brazil Menghentikan Pemanasan Global?

Pars Today – Konferensi Iklim PBB ke-30 digelar di Barsil dengan dihadiri berbagai kepala pemerintah dunia.

Dalam Konferensi Iklim Perserikatan Bangsa-Bangsa ke-30 yang akan diselenggarakan pada 10 hingga 21 November di kota Belém, Brasil, akan dibahas harapan untuk menghentikan laju cepat pemanasan global, prospek pencapaian target, serta tantangan dalam menghadapi perubahan iklim. Menurut IRNA, Konferensi ke-30 para anggota Konvensi Kerangka Kerja PBB tentang Perubahan Iklim (UNFCCC) merupakan pertemuan global yang mempertemukan hampir 200 negara untuk bersama-sama menangani keadaan darurat iklim.

 

Konferensi ini melanjutkan rangkaian perundingan yang pada sesi ke-21 tahun 2015 (COP21) menghasilkan kesepakatan bersejarah, yaitu Perjanjian Paris.

 

Setelah pertemuan di Dubai pada tahun 2023 (COP28) dan di Baku pada tahun 2024 (COP29), diharapkan bahwa negara-negara peserta pada COP30 akan mengambil langkah tegas untuk memperkuat komitmen mereka bagi periode 2026–2030, dengan tujuan memperkuat upaya global dalam memerangi perubahan iklim.

 

Jadwal Konferensi

 

KTT para kepala negara dan pemerintahan akan diselenggarakan pada tanggal 6 dan 7 November. Sementara itu, upacara pembukaan konferensi dijadwalkan pada tanggal 10 November.

 

Dua hari pertama (10 dan 11 Novembe) akan mencakup sesi-sesi yang membahas topik adaptasi, perkotaan, infrastruktur, air, pengelolaan limbah, pemerintahan lokal, ekonomi hayati, ekonomi sirkular, ilmu pengetahuan, teknologi, dan kecerdasan buatan.

 

Tema-tema seperti kesehatan, ketenagakerjaan, pendidikan, kebudayaan, keadilan dan hak asasi manusia, integritas informasi, serta isu-isu pekerja akan dibahas dalam sesi pada 12 dan 13 November.

 

Pada 14 dan 15 November, pembahasan akan berfokus pada transformasi sistem di sektor energi, industri, transportasi, perdagangan, keuangan, pasar karbon, serta gas-gas selain karbon dioksida.

 

Setelah satu hari jeda, pada 17 dan 18 November, konferensi akan membahas isu-isu lingkungan global—termasuk hutan, lautan, dan keanekaragaman hayati—serta persoalan sosial yang berkaitan dengan masyarakat adat, komunitas lokal dan tradisional, serta kebijakan terkait anak-anak dan kaum muda.

 

Topik utama pembahasan pada 19 dan 20 November adalah pangan, pertanian, dan perikanan. Pada hari terakhir, 21 November, konferensi akan ditutup dengan perundingan final.

 

Tujuan dan Tantangan Konferensi

Konferensi Iklim Perserikatan Bangsa-Bangsa ke-30 (COP30) mengejar berbagai tujuan, namun juga menghadapi sejumlah tantangan dalam upaya pencapaiannya.

 

Tujuan-tujuan utama tersebut meliputi:

 

 

  • Meninjau kembali komitmen iklim periode 2023–2030

 

 

  • Mengidentifikasi ketimpangan iklim di antara negara-negara

 

 

  • Memperkuat pendanaan bagi negara-negara berkembang

 

 

  • Mempercepat transisi energi secara berkeadilan

 

 

  • Melindungi hutan Amazon dan menghentikan deforestasi

 

 

Untuk mewujudkan tujuan-tujuan ini, penguatan multilateralisme dianggap sangat penting. Oleh karena itu, konferensi ini menjadi kesempatan bagi para pihak untuk memperbarui komitmen mereka terhadap kerja sama dan mempercepat aksi iklim di tingkat global.

 

Semua pihak dalam Perjanjian Paris diwajibkan untuk menyampaikan rencana baru mereka dalam pengurangan emisi gas rumah kaca sebelum konferensi dimulai. Tahun ini, fokus pembahasan akan diarahkan pada sasaran kolektif yang dikenal sebagai Kontribusi yang Ditetapkan Secara Nasional (Nationally Determined Contributions – NDC) serta langkah-langkah implementasinya, dengan tujuan menghapus segala hambatan yang menghalangi pencapaian target-target Perjanjian Paris.

 

Kontribusi yang Ditetapkan Secara Nasional (Nationally Determined Contributions – NDC) mencakup serangkaian program yang disusun oleh setiap negara dalam kerangka Perjanjian Paris untuk mengurangi emisi gas rumah kaca. Program-program ini harus diperbarui setiap lima tahun sekali. Sebelumnya, dua putaran NDC telah disampaikan — pertama pada tahun 2015 dan kemudian pada periode 2020–2021 — sedangkan putaran ketiga akan diajukan sebelum pelaksanaan COP30.

 

Periode berikutnya dari program-program ini harus secara khusus mencakup seluruh jenis gas rumah kaca dan keseluruhan sektor ekonomi. Selain itu, program tersebut harus mempertimbangkan penghapusan bertahap bahan bakar fosil serta tantangan yang terkait dengan transisi yang berkeadilan. Salah satu bidang utama yang menjadi fokus adalah pengurangan emisi metana, yaitu gas rumah kaca yang sangat kuat dan berperan besar dalam mempercepat pemanasan atmosfer bumi.

 

Implementasi Perjanjian Paris

 

Tahun ini menandai peringatan 10 tahun Perjanjian Paris, dan konferensi iklim tahun ini bertujuan untuk mewujudkan apa yang telah direncanakan sejauh ini. Konferensi ini bertujuan untuk mendorong solusi dan koalisi di berbagai tingkatan, memerangi deforestasi, mendorong pengembangan energi terbarukan, mengurangi emisi metana, dan mendorong transportasi rendah karbon. Konferensi ini juga bertujuan untuk melibatkan dunia usaha dan mempromosikan peluang bagi ekonomi rendah karbon.

 

Peringatan 10 tahun Perjanjian Paris akan menampilkan agenda "global dan inklusif" yang bertujuan untuk memperingati 10 tahun aksi iklim global dan mendorong para pemangku kepentingan untuk mencapai persatuan dan komitmen kolektif yang lebih besar. (MF)