Mengapa Rubio Menekankan Aliansi Tak Terpisahkan antara AS dan Israel?
https://parstoday.ir/id/news/world-i176990-mengapa_rubio_menekankan_aliansi_tak_terpisahkan_antara_as_dan_israel
Pars Today - Menteri Luar Negeri AS menekankan bahwa aliansi AS dengan Israel tetap utuh.
(last modified 2025-09-15T07:15:49+00:00 )
Sep 15, 2025 14:12 Asia/Jakarta
  • Menteri Luar Negeri AS Marco Rubio
    Menteri Luar Negeri AS Marco Rubio

Pars Today - Menteri Luar Negeri AS menekankan bahwa aliansi AS dengan Israel tetap utuh.

Menurut laporan Pars Today, Menteri Luar Negeri AS Marco Rubio menyatakan pada Sabtu malam, sebelum melakukan perjalanan ke Palestina Pendudukan, bahwa terlepas dari serangan Israel terhadap Qatar, tidak akan ada perubahan dalam hubungan Washington dengan Tel Aviv.

Menurut Menlu AS, "Serangan ini tidak akan mengubah hubungan AS dengan Israel."

Serangan yang terjadi pada 9 September tersebut merupakan serangan Israel pertama di wilayah Qatar dan telah memberikan tekanan besar pada upaya diplomatik untuk mencapai gencatan senjata di Gaza.

Mengenai posisi Trump dalam hal ini, Menteri Luar Negeri AS menyatakan, "Trump juga tidak senang dengan serangan ini. Namun kita perlu membahas konsekuensinya, terutama dampaknya terhadap proses gencatan senjata."

Presiden AS Donald Trump menyebut serangan itu "tidak menyenangkan" dan mengkritik Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu karena mengambil keputusan sepihak. Trump mengklaim bahwa AS terlambat diberitahu tentang serangan itu dan tidak dapat mencegahnya.

Mengingat kini jelas bahwa selama masa jabatan kedua Donald Trump sebagai presiden, ia telah memberikan lampu hijau penuh kepada rezim Zionis untuk mengambil tindakan apa pun yang sejalan dengan tujuan agresifnya, muncul pertanyaan tentang alasan apa yang mendorong Menteri Luar Negeri AS Marco Rubio untuk menekankan bahwa sifat hubungan AS dengan Israel, yang didasarkan pada aliansi tak tergoyahkan antara Washington dan Tel Aviv, tidak akan berubah, terlepas dari perkembangan terkini, terutama serangan AS terhadap Qatar, sekutu dekat Washington.

Sikap ini tampaknya memiliki beberapa alasan, yang sebagian besar terkait dengan pertimbangan keamanan, geopolitik, dan ideologis:

Keamanan dan Alasan Regional

Ancaman terang-terangan Iran:

Sejalan dengan kebijakan umum AS di kawasan, yaitu mempromosikan Iranofobia, Rubio menganggap Iran sebagai "sumber ketidakstabilan di kawasan" dan menuduhnya "mendukung terorisme".

Ia yakin bahwa aliansi dengan Israel diperlukan untuk melawan pengaruh Iran di Asia Barat. Sementara itu, dengan serangan udara Israel di Qatar, menjadi jelas bahwa ancaman terhadap negara-negara Arab yang bersekutu dengan AS, terutama di Teluk Persia, bukan berasal dari Iran, melainkan dari Israel.

Menghadapi Hamas dan Hizbullah:

Rubio menekankan bahwa Hamas tidak boleh tetap menjadi kekuatan penguasa di Gaza dan harus dihancurkan. Sikap ini sejalan dengan kebijakan Israel terhadap kelompok-kelompok perlawanan Palestina. Selain itu,

AS telah memberikan banyak tekanan kepada pemerintah Lebanon untuk melucuti senjata gerakan Hizbullah Lebanon sejalan dengan tujuan keamanan dan agresi Israel.

Alasan geopolitik

Strategi bersama dengan Israel:

Rubio dan Netanyahu telah mengumumkan bahwa mereka memiliki "strategi bersama". Strategi ini mencakup menghadapi ancaman regional dan melaksanakan program-program seperti rencana Trump untuk masa depan Gaza.

Klaim mendukung demokrasi di Timur Tengah:

Rubio telah memperkenalkan Israel sebagai "entitas yang bebas dan demokratis" dan menganggapnya sebagai model bagi kawasan.

Alasan politis dan ideologis

Sesuai dengan kebijakan Trump:

Rubio telah mendukung apa yang disebut sebagai rencana "inovatif dan berani" Trump untuk Asia Barat, khususnya Rencana Abraham untuk menormalisasi hubungan rezim Zionis dengan negara-negara Arab, dan menekankan bahwa "mengulang-ulang ide lama tidak lagi berguna".

Dukungan untuk proyek normalisasi hubungan Arab-Israel:

Mengingat pendekatan Rubio yang memberikan dukungan tanpa syarat kepada Israel, penunjukan Rubio sebagai Menteri Luar Negeri AS oleh Trump disambut baik oleh Israel, yang menunjukkan perannya dalam memajukan kebijakan rezim Zionis di kawasan.

Masalah pentingnya adalah bahwa aliansi strategis antara Amerika Serikat dan Israel telah memberikan dampak yang mendalam terhadap tren politik di Asia Barat, yang dapat dikaji dari segi keamanan, diplomatik, ekonomi, dan budaya:

1. Menggeser Keseimbangan Kekuatan Regional

Israel bertindak sebagai "benteng Barat atau kapal induk Amerika yang tak tertenggelamkan" di Asia Barat, dan melaluinya, Washington tidak hanya mengonsolidasikan pengaruhnya di kawasan, tetapi pada dasarnya, kelanjutan keberadaan Israel yang tidak sah telah menggandakan ketergantungan negara-negara Arab, terutama di Teluk Persia, kepada Amerika Serikat.

Aliansi ini terus menghadapi PorosPperlawanan dan secara bertahap menjadi lebih kompleks dan kokoh, terutama selama masa kepresidenan Trump, dan di sisi lain, dengan tekanan Trump, aliansi ini telah mendorong negara-negara Arab untuk menormalisasi hubungan dengan Israel.

2. Dampak terhadap Proses Perdamaian Palestina

Dukungan tanpa syarat Amerika Serikat terhadap Israel, terutama selama era Trump dan setelahnya, telah melemahkan posisi Palestina dalam negosiasi perdamaian dan juga secara jelas melemahkan rencana dua negara. Banyak lembaga internasional menuduh Amerika Serikat menutup mata terhadap tindakan Israel terhadap Palestina.

Sementara itu, rezim Zionis, dengan dukungan penuh Trump, kini secara terbuka menolak gagasan pembentukan negara Palestina merdeka dan sedang berupaya keras untuk mencaplok Tepi Barat ke Palestina yang diduduki.

Tentu saja, persetujuan deklarasi pembentukan negara Palestina merdeka baru-baru ini dengan suara positif dari 142 negara di Majelis Umum PBB telah memberikan pukulan telak bagi rencana Amerika-Israel untuk menggagalkan rencana pembentukan negara Palestina merdeka.

3. Meningkatnya Ketegangan Regional

Aliansi AS-Israel telah menyebabkan meningkatnya ketegangan dan tindakan permusuhan bersama oleh AS dan Israel terhadap Iran, terutama di bidang program nuklir dan dukungan Iran terhadap kelompok-kelompok perlawanan, contoh nyatanya adalah perang yang dipaksakan oleh rezim Zionis terhadap Iran.

Aliansi ini juga telah memicu perlombaan senjata di kawasan dan mendorong negara-negara Arab untuk membeli senjata dari AS dalam skala besar.

4. Pengendalian Sumber Daya Energi dan Rute Strategis

Dengan memanfaatkan aliansinya dengan Israel dan aliansinya dengan Arab Saudi, Amerika Serikat telah memastikan aliran minyak yang stabil dari Teluk Persia sejalan dengan kepentingan umum Barat dan berupaya mempertahankan pengaruhnya pada rute geostrategis.

5. Dampak terhadap Kebijakan Domestik Negara-negara di Kawasan

Aliansi AS-Israel telah mengintensifkan penyelarasan pemerintah-pemerintah Arab yang bersekutu dengan Washington dengan kebijakan AS dan juga dengan Tel Aviv, salah satunya adalah normalisasi hubungan antara UEA dan Bahrain dengan rezim Zionis, yang juga berdampak pada kebijakan dalam dan luar negeri mereka. Tentu saja, dengan serangan Israel terhadap Qatar, kita sekarang harus menunggu dampak lanjutan dari tindakan ilegal ini terhadap proses normalisasi hubungan antara rezim Zionis dan negara-negara Arab.

Poin pentingnya adalah bahwa aliansi AS-Israel, di sisi lain, telah memperkuat arus anti-Barat dan anti-Amerika di negara-negara di kawasan.(sl)