Foreign Affairs: Kebijakan Tekanan atas Iran Berulangkali Gagal
Sep 19, 2025 20:54 Asia/Jakarta
Pars Today – Media Amerika Serikat menulis, dari Gaza sampai ke sanksi Iran, para politisi AS mengabaikan fakta, dan mengulang-ulang janji-janji kosong.
Khayalan yang jika terus diulang-ulang akan berubah menjadi kebohongan, dan pada akhirnya menjadi cerminan keterbatasan kekuatan hakiki AS di kawasan.
Dalam artikel berjudul “Kebohongan yang Diceritakan AS tentang Timur Tengah” menggambarkan protes terhadap kebijakan Washington di kawasan Asia Barat, dan mengingatkan sepanjang perang Gaza, para pejabat AS berulangkali menyampaikan klaim yang berbeda dengan kenyataan.
Di antara klaim-klaim itu adalah gencatan senjata sudah dekat, AS sedang berusaha mewujudkannya, memperlakukan secara adil orang-orang Israel dan Palestina, dan sedang melangkah di jalan pembentukan negara Palestina yang tak bisa ditawar-tawar.
Mengutip Robert Malley, mantan Utusan khusus AS untuk Iran, Foreign Affairs mengatakan, perundingan gencatan senjata berulangkali gagal, dan AS tidak bersedia melakukan satu pun langkah efektif yaitu menjadikan syarat atau menghentikan bantuan militer ke Israel.
Padahal langkah-langkah tersebut dapat menunjukkan bahwa Amerika Serikat, memang mengkhawatirkan keselamatan nyawa warga sipil.
Kebiasaan Menipu
Foreign Affairs, menjelaskan, kebiasaan menipu ini memiliki latar belakang yang cukup panjang, AS selalu menunjukkan dirinya sebagai mediator tapi selamanya mendukung salah satu pihak, dan proses perdamaian yang dirancang Washington, justru mengukuhkan status quo daripada merubahnya.
Menurut Foreign Affairs, AS terjun atas nama demokrasi dan hak asasi manusia, akan tetapi buah dari langkah-langkah yang dilakukannya hanya menciptakan krisis.
Menyelidiki Area Kegagalan
Foreign Affairs menjelaskan tahap-tahap kegagalan kebijakan AS seperti ini, pertama strategi keliru dan kesalahan kalkulasi, kemudian diulanginya kesalahan-kesalahan tersebut tanpa mempelajarinya, dan pada akhirnya berbohong.
Menurut keterangan Foreign Affairs, kesalahan-kesalahan ini tidak diakibatkan oleh penyimpangan yang disengaja, tapi hasil dari penyalahgunaan, dan penggunaan informasi-informasi catat, dan masalah aslinya adalah ketiadaan jawaban dan pembelajaran secara organisasi, maka dari itu kekalahan AS juga terus terulang.
Tekanan Sanksi tanpa Hasil dan Optimisme Palsu
Media AS ini mengutip Robert Malley, menegaskan bahwa kebijakan tekanan atas Iran, berulangkali gagal, karena setiap sanksi baru, alih-alih mengubah perilaku, justru memicu perlawanan yang semakin keras. Sebuah siklus yang dengan sendirinya menunjukkan pendekatan AS tidak efektif.
Di akhir, Foreign Affairs, berkesimpulan bahwa diplomasi AS, di Asia Barat, telah berubah menjadi budaya optimisme palsu, dan diulanginya janji-janji tak berdasar, dan kebiasaan ini adalah produk dari menurunnya kekuatan hakiki AS.
“Slogan-slogan berulang terkait perdamaian, demokrasi, dan HAM, secara praktis merupakan kedok bagi kebijakan-kebijakan yang hanya menghasilkan kerusakan dan ketidakamanan semata,” pungkasnya. (HS)
Tags