Ketika Trump Mundur Teratur Menghadapi Cina
https://parstoday.ir/id/news/world-i177710-ketika_trump_mundur_teratur_menghadapi_cina
Pars Today - Presiden AS, yang dikenal sering menjilat ludah sendiri setelah mengeluarkan keputusan, ternyata telah berulang kali mengambil langkah mundur dari Cina dalam beberapa bulan terakhir dan justru memberikan konsesi besar kepada Beijing tanpa mendapatkan konsesi yang konkret.
(last modified 2025-10-03T09:15:44+00:00 )
Okt 03, 2025 16:10 Asia/Jakarta
  • Presiden AS Donald Trump
    Presiden AS Donald Trump

Pars Today - Presiden AS, yang dikenal sering menjilat ludah sendiri setelah mengeluarkan keputusan, ternyata telah berulang kali mengambil langkah mundur dari Cina dalam beberapa bulan terakhir dan justru memberikan konsesi besar kepada Beijing tanpa mendapatkan konsesi yang konkret.

Menurut laporan Pars Today, American Enterprise Institute menekankan dalam sebuah laporan bahwa Presiden Amerika Serikat Donald Trump bukan hanya gagal memenuhi klaimnya untuk menekan ekonomi Cina, tetapi bahkan terpaksa mundur secara teratur dalam menghadapi negara Asia Timur ini.

Menurut laporan Pars Today mengutip FNA, masa jabatan kedua Trump dimulai dengan eskalasi perang dagang terhadap Cina. Trump dengan cepat menaikkan tarif atas barang-barang Cina dan berjanji akan memberikan tekanan ekonomi yang belum pernah terjadi sebelumnya kepada Beijing. Namun, pada pertengahan musim semi 2025, Trump sendiri membalikkan keadaan.

Perlahan-lahan, Trump mengambil sikap mundur teratur menghadapi perlawanan Cina dan mengurangi sebagian besar tarif. Sebaliknya, Cina hanya mengembalikan tarifnya ke tingkat sebelumnya dan tidak memberikan konsesi ekonomi atau perdagangan baru kepada AS. Janji Washington untuk membuka pasar Cina juga terbukti sia-sia dalam praktiknya.

Mentransfer Teknologi Sensitif

Dengan instrumen tarif yang terbatas, Gedung Putih telah mengambil langkah baru, memberikan teknologi penting kepada Cina.

Dalam beberapa bulan terakhir, pemerintahan Trump telah mengizinkan ekspor cip H20 NVIDIA ke Cina. Meskipun Beijing menganggap cip tersebut tidak memadai, negosiasi telah dimulai untuk mengekspor cip yang lebih canggih dari keluarga Blackwell.

Pada bulan Juli, ekspor perangkat lunak desain cip juga diizinkan, sebuah langkah yang digambarkan oleh para kritikus sebagai konsesi teknologi terbesar yang diberikan Amerika Serikat kepada Cina dalam beberapa tahun terakhir.

Dari perspektif analis, langkah-langkah ini persis seperti yang telah diperjuangkan Beijing selama lebih dari 15 tahun, akses ke teknologi canggih Amerika di bidang semikonduktor.

Minyak dan Standar Ganda AS

Pada saat yang sama, kebijakan energi pemerintahan Trump juga ditafsirkan menguntungkan Cina. Washington mengenakan tarif tinggi pada impor minyak India musim panas ini dengan dalih membeli dari Rusia. Padahal, Cina mengimpor lebih banyak minyak dari Rusia tetapi belum menghadapi pembatasan apa pun.

TikTok: Kesempatan yang Terlewatkan

Kasus lain yang menarik perhatian adalah TikTok. Kongres AS telah mengesahkan undang-undang yang memungkinkan presiden untuk menjual TikTok dengan cepat di Amerika kepada perusahaan non-Cina.

Namun bertentangan dengan undang-undang tersebut, Trump berulang kali menunda tenggat waktu, sehingga kehilangan pengaruhnya. Meskipun Gedung Putih membicarakan sebuah "kesepakatan", Beijing belum secara resmi berkomitmen untuk itu.

Pendekatan Berbeda terhadap Taiwan

Aspek penting lain dari kebijakan Trump terhadap Cina adalah bagaimana ia berinteraksi dengan Taiwan. Tidak seperti pemerintahan sebelumnya, yang mempercepat penjualan senjata ke Taipei, kini terdapat tanda-tanda bahwa proses ini melambat. Trump dilaporkan telah menolak paket senjata senilai $400 juta untuk Taiwan.

Kementerian Pertahanan AS juga membatalkan kunjungan Menteri Pertahanan Taiwan ke Washington, menggiring kunjungannya hanya untuk bertemu dengan pejabat tingkat rendah di Alaska. Bahkan kunjungan presiden Taiwan ke New York pun mendapat penolakan dari Gedung Putih. Semua ini merupakan tanda keinginan Trump untuk mengurangi ketegangan dengan Beijing dan bersikap lebih lunak terhadap Cina.

Secara keseluruhan, kebijakan Trump dalam beberapa bulan terakhir menunjukkan bahwa ia telah memilih jalur konsesi kepada Cina dan belum mencapai keuntungan signifikan bagi Amerika Serikat sebagai balasannya. Pemberian teknologi sensitif, penghapusan sanksi minyak, dan pembatasan hubungan dengan Taiwan semuanya sejalan dengan keinginan Beijing.

Para kritikus yakin bahwa tren ini dapat menggeser keseimbangan kekuatan di Asia Timur sehingga merugikan Amerika Serikat dan melemahkan posisi strategis Washington dalam persaingan dengan Cina.(sl)