Membaca Ulang Kejahatan Barat | Kejahatan AS Selama 20 Tahun Menduduki Afghanistan
https://parstoday.ir/id/news/world-i177884-membaca_ulang_kejahatan_barat_kejahatan_as_selama_20_tahun_menduduki_afghanistan
Pars Today - Salah satu kejahatan terbesar Amerika Serikat di abad ke-21 adalah pendudukan Afghanistan selama 20 tahun dan aktivitas kriminalnya di negara ini.
(last modified 2025-10-06T09:27:29+00:00 )
Okt 06, 2025 16:24 Asia/Jakarta
  • Tentara AS di Afghanistan
    Tentara AS di Afghanistan

Pars Today - Salah satu kejahatan terbesar Amerika Serikat di abad ke-21 adalah pendudukan Afghanistan selama 20 tahun dan aktivitas kriminalnya di negara ini.

Menurut laporan Pars Today, setelah serangan 11 September 2001, Amerika Serikat melancarkan operasi militer besar-besaran di Afghanistan, mengklaim memerangi terorisme dan menggulingkan Taliban, yang menyebabkan pendudukan negara tersebut selama 20 tahun dan kehadiran pasukan Amerika dan NATO.

Serangan dan pendudukan Afghanistan oleh Amerika Serikat bukan hanya gagal menciptakan stabilitas dan pembangunan di Afghanistan, tetapi juga menimbulkan konsekuensi yang menghancurkan bagi rakyatnya. Selama dua dekade pendudukan, warga sipil berulang kali menjadi sasaran tanpa pandang bulu, dan bencana kemanusiaan yang besar terjadi.

Menurut sebuah laporan oleh Universitas Brown, antara 770.000 dan 801.000 orang tewas dalam perang setelah 11 September, di mana sekitar 312.000 adalah warga sipil. Di Afghanistan, lebih dari 176.000 orang, termasuk ribuan anak-anak dan perempuan, kehilangan nyawa.

Pembantaian Besar Selama Pendudukan Afghanistan

- Pengeboman Kunduz (2015)

Pada 3 Oktober 2015, sebuah pesawat AC-130 AS mengebom sebuah klinik Dokter Lintas Batas di kota Kunduz. Sekitar 50 pasien dan staf tewas dan puluhan lainnya luka-luka dalam serangan itu. Serangan itu berlangsung selama 29 menit dan bangunan itu ditembaki 211 kali.

Serangan udara itu dilakukan meskipun Dokter Lintas Batas telah memberikan koordinat GPS rumah sakit tersebut kepada pejabat militer dan sipil AS dan Afghanistan pada Selasa, 29 September.

Angkatan Udara AS awalnya mengatakan operasi itu untuk mendukung pasukan AS yang ditempatkan di daerah tersebut. Kemudian, Jenderal John Campbell, komandan pasukan AS di Afghanistan saat itu, mengklaim bahwa serangan itu dilakukan atas permintaan pasukan Afghanistan yang sedang diserang Taliban. Ia menyebut serangan itu sebuah kesalahan dan mengatakan bahwa kami tidak akan pernah dengan sengaja menyerang fasilitas medis yang dilindungi.

- "Induk Bom" Dijatuhkan di Nangarhar (2017)

Pada 13 April 2017, Amerika Serikat menjatuhkan salah satu bom non-nuklir terkuatnya di distrik Achin, provinsi Nangarhar. Bom itu menyebabkan kerusakan yang meluas, menewaskan sekitar 100 orang, mencemari lingkungan, dan menyebabkan penyakit kulit dan saraf di antara penduduk setempat.

- Serangan Malam dan Operasi Khusus

Pasukan khusus AS dan NATO berulang kali secara keliru menargetkan warga sipil dalam serangan malam di rumah-rumah penduduk. Dalam beberapa kasus, seluruh keluarga terbunuh, dan tidak pernah ada pertanggungjawaban.

Pembantaian ini bukan hanya tidak membawa keamanan bagi Afghanistan, tetapi juga meninggalkan kenangan pahit tentang pendudukan dan ketidakadilan di benak rakyat. Perang yang dimulai atas nama memerangi terorisme itu sendiri menjadi sumber teror dan penderitaan.

Penyiksaan Tahanan

Selama pendudukan Afghanistan, pusat penahanan Pangkalan Udara Bagram menjadi simbol pelanggaran hak asasi manusia oleh pasukan Amerika. Fasilitas yang terletak di utara Kabul ini menahan ribuan tahanan Afghanistan, banyak di antaranya ditahan tanpa pengadilan dan secara ilegal.

Penyiksaan yang digunakan meliputi perampasan tidur, pemukulan, waterboarding buatan, penempatan dalam posisi yang menyakitkan, dan ancaman seksual. Pada tahun 2002, dua tahanan Afghanistan, Habibullah dan Delawar, meninggal dunia akibat pemukulan hebat oleh pasukan Amerika.

Laporan dari organisasi hak asasi manusia menunjukkan bahwa para interogator Amerika menggunakan metode yang dianggap sebagai penyiksaan dan melanggar Konvensi Jenewa. Pusat penahanan Bagram beroperasi hingga tahun 2014, ketika diserahkan kepada pemerintah Afghanistan saat itu. Namun, kenangan pahit akan penyiksaan dan perlakuan tidak manusiawi di sana masih membekas dalam ingatan rakyat Afghanistan.

Penghancuran Infrastruktur dan Krisis Kemanusiaan

Pendudukan Afghanistan menyebabkan hancurnya infrastruktur kesehatan, pendidikan, dan layanan publik negara ini. Tingkat kerawanan pangan meningkat dari 62 persen menjadi 92 persen. Jutaan orang mengungsi, dan Afghanistan menjadi salah satu negara termiskin di dunia.

Kemiskinan juga meningkat dari 80 persen sebelum perang menjadi 92 persen setelahnya, dan malnutrisi pada anak balita meningkat dari 9 persen menjadi 50 persen. Selain korban fisik, dampak psikologis perang terhadap rakyat Afghanistan sangat luas. Para penyintas serangan, terutama anak-anak, menghadapi gangguan mental, depresi, dan kecemasan kronis. Kehadiran militer AS juga menyebarkan kekerasan, korupsi, dan ketidakpercayaan di masyarakat.

Warisan Kehancuran

Pendudukan AS di Afghanistan bukan hanya gagal mencapai tujuan yang dicanangkan, tetapi juga meninggalkan warisan kehancuran, kemiskinan, kematian, dan krisis kemanusiaan. Pengalaman Afghanistan menunjukkan bahwa intervensi militer asing, terutama dengan tujuan geopolitik, bukan hanya bukan solusi, tetapi justru merupakan sumber krisis.(sl)