Topeng Kebebasan Berekspresi; Inggris Gagal dalam Ujian Gaza
https://parstoday.ir/id/news/world-i177934-topeng_kebebasan_berekspresi_inggris_gagal_dalam_ujian_gaza
Pars Today – Di saat London selalu mengenalkan dirinya sebagai tempat kelahiran kebebasan berekspresi kini telah menunjukkan wajah sejatinya dengan aksi penumpasan sistematis demonstran Palestina dan pengesahan undang-undang pembatasan.
(last modified 2025-10-07T13:33:53+00:00 )
Okt 07, 2025 20:30 Asia/Jakarta
  • Topeng Kebebasan Berekspresi; Inggris Gagal dalam Ujian Gaza

Pars Today – Di saat London selalu mengenalkan dirinya sebagai tempat kelahiran kebebasan berekspresi kini telah menunjukkan wajah sejatinya dengan aksi penumpasan sistematis demonstran Palestina dan pengesahan undang-undang pembatasan.

Pemerintah Inggris, yang mengklaim memimpin dunia dalam kebebasan berekspresi, telah memicu gelombang keterkejutan dan kemarahan di antara warganya dengan secara besar-besaran menekan demonstrasi damai yang mendukung Palestina. Tindakan ini terjadi di saat London secara aktif mendukung rezim Zionis dalam perangnya melawan Gaza.

 

Menurut laporan, polisi Inggris menangkap sekitar 500 pengunjuk rasa dalam operasi besar-besaran saja. Pada saat yang sama, Menteri Dalam Negeri Inggris mengumumkan bahwa polisi akan diberi lebih banyak wewenang untuk memperketat pembatasan demonstrasi.

 

Menurut seorang aktivis masyarakat sipil Inggris, "Pemerintah Barat terlibat dalam genosida di Gaza dan kebenaran ini akan terungkap; penindasan demonstrasi hanya dilakukan untuk menyembunyikan fakta ini."

 

Pemerintah Inggris juga mengumumkan Organisasi Palestina Action ilegal. Seorang warga Inggris terkait hal ini mengatakan: Di demokrasi yang diklaim pemerintah Inggris, penentang kebijakan pemerintah dicap kriminal.

 

Statistik menunjukkan bahwa dalam beberapa minggu terakhir, lebih dari 2.000 aktivis hak-hak Palestina telah ditangkap dan diadili. Di antara mereka yang ditangkap terdapat lansia yang ditangkap hanya karena memegang plakat bertuliskan "Kami menentang genosida."

 

Tindakan ini terjadi sementara Inggris, sebagai salah satu pemasok utama senjata bagi rezim Zionis, telah berpartisipasi dalam pelanggaran hukum internasional. Banyak pengamat internasional melihat standar ganda di London ini sebagai tanda yang jelas akan kesenjangan antara klaim negara dan praktiknya di bidang hak asasi manusia dan kebebasan berekspresi. (MF)