AS, Arsitek Genosida yang Mengklaim Pembela HAM
https://parstoday.ir/id/news/world-i179578-as_arsitek_genosida_yang_mengklaim_pembela_ham
Pars Today - Laporan tajam Francesca Albanese mengungkap wajah tersembunyi Amerika Serikat, negara yang, alih-alih membela hak asasi manusia, justru menjadi mitra utama dalam genosida di Gaza.
(last modified 2025-11-04T09:12:19+00:00 )
Nov 04, 2025 16:08 Asia/Jakarta
  • Amerika Serikat
    Amerika Serikat

Pars Today - Laporan tajam Francesca Albanese mengungkap wajah tersembunyi Amerika Serikat, negara yang, alih-alih membela hak asasi manusia, justru menjadi mitra utama dalam genosida di Gaza.

Francesca Albanese, Pelapor Khusus Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk urusan wilayah pendudukan Palestina pada akhir Oktober menyampaikan laporan mengenai keterlibatan sejumlah besar negara dalam genosida Gaza.

Menurut laporan Pars Today, akibat sanksi yang dijatuhkan oleh Amerika Serikat, Albanese tidak dapat hadir langsung di markas PBB, sehingga ia menyampaikan laporannya secara daring.

Berdasarkan keterangan Al Jazeera, laporan setebal 24 halaman itu menyoroti peran 63 negara dalam “kejahatan kolektif” genosida Gaza, dengan Amerika Serikat berada di posisi teratas.

Al Jazeera melaporkan bahwa Albanese menyampaikan laporan terakhirnya dari sebuah universitas di Cape Town, Afrika Selatan, kepada Majelis Umum PBB. Ia mengecam negara-negara yang disebut dalam laporannya dengan tegas:

“Meskipun bukti genosida terus bertambah, mereka tetap memasok senjata kepada Israel.”

Dalam laporannya, Amerika Serikat, Jerman, dan Inggris disebut sebagai tiga mitra utama dalam genosida. Albanese juga menyoroti kompleksitas geopolitik kawasan, serta menegaskan bahwa sejumlah negara Arab dan Muslim turut terlibat melalui perjanjian normalisasi hubungan dengan Israel yang dimediasi oleh Washington.

Kritik terhadap sikap PBB dan dominasi Amerika Serikat

Albanese dengan tajam mengkritik ketidakmampuan PBB dalam menghadapi tekanan dan serangan Amerika terhadap suara-suara yang menentang Israel. Ia menegaskan bahwa Majelis Umum PBB seharusnya menentang “preseden berbahaya” berupa sanksi yang dijatuhkan oleh Amerika Serikat terhadap dirinya awal tahun ini akibat kritiknya terhadap kebijakan Israel di Palestina. Sanksi itu mencegah kehadirannya secara langsung di New York.

“Tindakan ini merupakan serangan terhadap PBB itu sendiri, terhadap independensi, integritas, dan jiwanya. Jika sanksi-sanksi ini tidak dilawan, maka itu akan menjadi paku lain di peti mati sistem multilateral,” imbu pelapor khusus PBB.

Reaksi sinis diplomasi Zionis

Situs Middle East Eye menyoroti bagian menarik dari laporan tersebut. Dalam sidang PBB, duta besar rezim Zionis secara menghina menyebut Francesca Albanese sebagai “penyihir”, dan laporannya sebagai “kitab sihir”, dengan setiap halamannya dianggap sebagai “mantra untuk mengutuk Israel.”

Namun, Albanese menanggapinya dengan tenang dan sindiran tajam, “Aneh sekali bahwa pihak yang dituduh melakukan genosida tidak mampu menanggapi temuan saya secara substansial, dan hanya bisa menuduh saya sebagai penyihir. Jika saya memang memiliki kekuatan sihir, saya tidak akan menggunakannya untuk balas dendam, melainkan untuk menghentikan kejahatan kalian sekali untuk selamanya.”

PBB juga disorot dalam laporan Albanese

PBB sendiri, yang dalam dua tahun terakhir dituding gagal bertindak terhadap tragedi Gaza, juga tidak luput dari kritik Albanese. Ia mengungkap bahwa PBB telah melakukan pembelian dari “Elbit Systems”, perusahaan pertahanan Israel yang terlibat langsung dalam serangan ke Gaza.

Langkah ini, menurut pengamat, menjelaskan sikap aneh PBB yang tampak enggan mempublikasikan laporan resmi Albanese. Bahkan, lembaga itu justru menyoroti reaksi pemerintah Italia, yang menyatakan bahwa meskipun Albanese adalah warga negara Italia, laporan itu dianggap tidak kredibel oleh Roma.

Hal ini menimbulkan pertanyaan mendasar, bagaimana mungkin PBB menyebut pelapor khususnya sebagai “warga Italia” alih-alih “wakil resmi PBB”, hanya karena pemerintah negaranya tidak sejalan dengannya? Apakah PBB kini telah kehilangan kemampuan untuk melindungi kebebasan berekspresi dari para pejabatnya sendiri?

PBB di bawah bayang-bayang Washington

Laporan Francesca Albanese secara terang-benderang mengungkap kemunafikan Amerika Serikat dan sekutunya, yang berbicara tentang hak asasi manusia sembari mendukung genosida di Gaza melalui pasokan senjata dan perlindungan diplomatik terhadap Israel.

Lebih jauh lagi, laporan ini menunjukkan bahwa PBB sendiri telah terperangkap dalam dominasi Amerika, sehingga gagal membela prinsip-prinsip dasar keadilan dan kemanusiaan.

Dengan demikian, laporan Albanese bukan hanya dokumen tentang genosida Gaza, tetapi juga cermin yang menyingkap wajah sebenarnya dari tatanan dunia modern, di mana kekuasaan menggantikan keadilan, dan diamnya lembaga internasional menjadi bentuk keterlibatan terselubung dalam kejahatan kemanusiaan.(sl)