Mengapa Pakistan Mendekati Penentang Taliban?
https://parstoday.ir/id/news/world-i181988-mengapa_pakistan_mendekati_penentang_taliban
Pars Today – Selama beberapa bulan terakhir, hubungan Taliban dan Pakistan mencapai titik terendah dalam dua dekade terakhir, Islamabad secara bertahap mulai dekat dengan kubu oposisi Taliban, sebuah pendekatan mengejutkan yang mengindikasikan perhitungan keamanan dan politik Pakistan terkait Afghanistan mulai berubah, dan negara ini ingin menciptakan instrumen baru terhadap Kabul.
(last modified 2025-12-10T12:19:45+00:00 )
Des 10, 2025 19:18 Asia/Jakarta
  • Mengapa Pakistan Mendekati Penentang Taliban?

Pars Today – Selama beberapa bulan terakhir, hubungan Taliban dan Pakistan mencapai titik terendah dalam dua dekade terakhir, Islamabad secara bertahap mulai dekat dengan kubu oposisi Taliban, sebuah pendekatan mengejutkan yang mengindikasikan perhitungan keamanan dan politik Pakistan terkait Afghanistan mulai berubah, dan negara ini ingin menciptakan instrumen baru terhadap Kabul.

Perkembangan terbaru menunjukkan bahwa Pakistan sedang bergerak menjauh dari kebijakan lama yang bertumpu secara sepihak pada Taliban. Negara yang selama bertahun-tahun dikenal sebagai pendukung utama kelompok ini, kini perlahan-lahan mulai condong ke arah para penentang Taliban. Pergeseran ini bukanlah hasil dari pilihan politik semata, melainkan konsekuensi dari tekanan keamanan dan kegagalan perhitungan masa lalu.

 

Tampaknya alasan pertama dari perubahan sikap ini adalah meningkatnya ketidakamanan yang belum pernah terjadi sebelumnya di dalam Pakistan. Setelah Taliban menguasai Kabul, Islamabad berharap ancaman perbatasan dan aktivitas kelompok bersenjata akan berkurang. Namun kenyataannya, kelompok-kelompok seperti Tehrik-e Taliban Pakistan (TTP) memanfaatkan celah keamanan di wilayah perbatasan dan meningkatkan serangan mereka terhadap pasukan keamanan Pakistan. Kondisi ini membuat pemerintah dan militer Pakistan sampai pada kesimpulan bahwa kerja sama Taliban dalam menekan kelompok-kelompok bersenjata tidak seefektif yang diharapkan Islamabad.

 

Selain itu, kegagalan strategi Pakistan untuk mempertahankan pengaruh eksklusif di Afghanistan juga menjadi salah satu faktor. Selama bertahun-tahun, Islamabad berasumsi bahwa dengan mendukung Taliban, mereka dapat menjaga struktur kekuasaan Kabul tetap berada di bawah kendali tidak langsungnya. Namun, setelah Taliban berkuasa, mereka justru mengambil sikap independen dan kadang menantang Pakistan. Dalam isu-isu penting seperti perbatasan, perdagangan, dan penanggulangan kelompok militan anti-Pakistan, Taliban tidak mau tunduk pada prioritas keamanan Islamabad.

Hal-hal tersebut membuat banyak pengambil keputusan di Pakistan sampai pada kesimpulan bahwa bergantung pada Taliban sebagai satu-satunya mitra tidak lagi memiliki justifikasi strategis. Di samping itu, penciptaan alat tekanan (leverage) juga menjadi bagian dari perhitungan para pemimpin Pakistan.

 

Kedekatan Pakistan dengan para penentang Taliban tidak serta-merta berarti pembentukan front bersama atau dukungan militer besar-besaran. Tujuan utama Pakistan adalah menunjukkan kepada Kabul bahwa ia memiliki opsi-opsi alternatif. Dari sudut pandang Islamabad, menjalin hubungan dengan sejumlah arus politik, etnis, atau militer yang menentang Taliban merupakan alat penting untuk memaksa para pejabat Taliban agar lebih fleksibel terhadap tuntutan keamanan dan ekonomi Pakistan.

 

Selain itu, faktor lain yang berperan adalah persaingan regional mengenai masa depan Afghanistan. Penarikan pasukan Amerika Serikat dan kekosongan kekuasaan yang ditimbulkan membuat negara-negara kawasan berusaha meneguhkan posisi mereka di Afghanistan pasca-Taliban.

 

Pakistan khawatir bahwa jika hanya bergantung pada Taliban, ia akan tersisih oleh pengaruh aktor-aktor lain seperti Tiongkok, Qatar, atau Arab Saudi. Karena itu, mendekat kepada para penentang Taliban dipandang sebagai bentuk investasi untuk masa depan yang penuh ketidakpastian—masa depan di mana Taliban mungkin tidak lagi menjadi pemain tunggal yang dominan.

 

Secara keseluruhan, kedekatan Pakistan dengan oposisi Taliban bukanlah sebuah perubahan total dan final, melainkan upaya untuk mendefinisikan kembali keseimbangan kekuasaan dalam hubungan antara Taliban Afghanistan dan Pakistan.

 

Islamabad berupaya melalui diversifikasi hubungan di Afghanistan untuk sekaligus menekan ancaman keamanan yang semakin meningkat dan mencegah tersisihnya Pakistan dalam struktur kekuasaan regional. Perkembangan ini menunjukkan bahwa masa ketergantungan mutlak Pakistan pada Taliban telah berakhir. Kini Islamabad tengah mencari sebuah strategi berlapis guna mengelola tantangan-tantangan Afghanistan, sebuah strategi yang masa depannya sangat bergantung pada sikap Taliban terhadap isu-isu keamanan dan regional. (MF)