Obama: Rakyat AS Bermasalah dengan Presiden Wanita
https://parstoday.ir/id/news/world-i20989-obama_rakyat_as_bermasalah_dengan_presiden_wanita
Presiden Amerika Serikat, Barack Obama mengatakan, rakyat Amerika tidak nyaman dengan perempuan yang kuat. Oleh karena itu, kata Obama, Amerika hingga kini belum pernah dipimpin oleh seorang presiden perempuan.
(last modified 2025-07-30T06:25:16+00:00 )
Sep 19, 2016 18:21 Asia/Jakarta
  • Barack Obama dan Hillary Clinton
    Barack Obama dan Hillary Clinton

Presiden Amerika Serikat, Barack Obama mengatakan, rakyat Amerika tidak nyaman dengan perempuan yang kuat. Oleh karena itu, kata Obama, Amerika hingga kini belum pernah dipimpin oleh seorang presiden perempuan.

Kantor berita Reuters (18/9) melaporkan, Barack Obama, Presiden Amerika menuturkan, meskipun perseteruan politik di Amerika menyebabkan persaingan ketat di antara dua kandidat capres yang ada, namun persaingan pemilu antara mantan Menlu dan kandidat yang diusung Partai Republik itu, tidak akan pernah berhenti.

Kepada para pendonor Partai Demokrat, Presiden Amerika menjelaskan mengapa hingga kini Amerika belum pernah dipimpin presiden wanita.

Ia menerangkan, masyarakat Amerika bermasalah dengan wanita-wanita yang kuat dan ini sepenuhnya tidak adil.

Obama mengatakan bahwa Donald Trump, kandidat capres dari Republik tidak punya kelayakan menjadi presiden Amerika, akan tetapi data memperlihatkan persaingan ketat di antara kedua capres tersebut.

"Persaingan ketat ini bukan karena pelanggaran-pelanggaran yang dilakukan Hillary Clinton, kandidat capres Demokrat, tapi karena struktur masyarakat Amerika yang sudah terpolarisasi," ujarnya.

Para pendukung dana Clinton dengan memberikan hadiah uang, terlibat lebih dalam di persaingan ini dan dengan langkah tersebut membuktikan dukungannya atas kandidat capres Demokrat yang dalam sejumlah jajak pendapat lebih unggul dari rivalnya.

Hillary Clinton hingga dimulainya pemilu, harus berusaha mencabut stempel "tidak punya komitmen moral" dan isu "korupsi" karena menerima bantuan-bantuan dana yang sangat besar di masa kepemimpinannya di Kemenlu Amerika. (HS)