Politik Culas Amerika di Suriah
(last modified Fri, 23 Sep 2016 07:49:23 GMT )
Sep 23, 2016 14:49 Asia/Jakarta
  • tentara Amerika
    tentara Amerika

Bouthaina Shaaban, Penasihat Politik dan Informasi Bashar Al Assad, Presiden Suriah mereaksi usulan Amerika Serikat untuk menciptakan zona larangan terbang di Suriah. Ia menegaskan, pemerintah Suriah tidak akan pernah menerima usulan semacam itu.

Para pengamat politik percaya, salah satu tujuan Amerika menggulirkan ide pemisahan antara pemberontak moderat dan ekstrem, bersamaan dengan usulan dibukanya zona larangan terbang, adalah akal-akalan negara itu untuk menghentikan serangan terhadap anasir-anasir teroris.

Tidak diragukan lagi, perang melawan terorisme dan upaya menjaga stabilitas serta keamanan kawasan dan dunia adalah prinsip utama yang tidak bisa diubah dan hal yang penting di level internasional.

Akan tetapi, masalah ini tidak boleh dan tidak bisa dijadikan dalih untuk melanggar integritas wilayah sebuah negara dan menjadi alasan untuk melancarkan agresi militer ke negara lain tanpa koordinasi dengan pemerintah pusat negara itu dan tanpa mengindahkan kedaulatan nasionalnya.

Manuver militer Amerika di Suriah dilakukan tanpa koordinasi pemerintah pusat Suriah, dan proyek-proyek tendensius Amerika di negara itu merupakan bentuk pelanggaran dan intervensi yang jelas-jelas melanggar aturan dan konvensi internasional.

Kebijakan-kebijakan regional Amerika terkait Suriah melanggar resolusi 2254 Dewan Keamanan PBB yang dikeluarkan untuk membantu menyusun peta politik guna menyelesaikan krisis Suriah dan menekankan pentingnya menjaga kedaulatan, independensi, persatuan dan integritas seluruh wilayah Suriah.

Sikap hipokrit Amerika dalam merespon perkembangan yang terjadi di kawasan termasuk Suriah, juga membangkitkan keraguan-keraguan mendalam terkait klaim-klaim pejabat Washington soal perang melawan terorisme.

Di saat mengklaim berperang melawan terorisme dan bersamaan dengan itu, berusaha menciptakan zona larangan terbang di Suriah, sejumlah bukti menunjukkan bahwa penyebab utama seluruh instabilitas dan meluasnya terorisme di Suriah, tidak lain adalah Amerika sendiri bersama sekutu-sekutunya seperti Arab Saudi, rezim Zionis Israel dan Turki.

Dengan memperhatikan transformasi yang terjadi di Suriah dan manuver Amerika dalam menyikapinya, dapat dipahami bahwa tujuan yang dikejar Amerika tidak lain adalah melemahkan pasukan Suriah dan memperkuat kelompok-kelompok teroris serta memberi ruang bernafas untuk mereka yang semakin terdesak.

Hal yang pasti adalah dalam beberapa pekan terakhir militer Suriah berhasil meraih sejumlah kemenangan signifikan dalam melawan para teroris dan membersihkan wilayah-wilayah negara itu dari keberadaan teroris. Langkah militer dan pasukan sukarelawan rakyat Suriah dalam menumpas anasir-anasir teroris, membuat para pendukung teroris termasuk Amerika, cemas.

Dalam situasi seperti ini, Amerika berusaha memperkuat kelompok-kelompok teroris dan mengganggu operasi penumpasan teroris yang sedang dilakukan di Suriah serta membuka peluang selebar-lebarnya untuk menyalurkan bantuan, khususnya bantuan militer kepada para teroris.

Rekam jejak Amerika di masa lalu menunjukkan, dengan dalih penyaluran bantuan untuk rakyat Suriah dalam bentuk berbagai program berkedok kemanusiaan, negara itu justru menyalurkan amunisi dan persenjataan mematikan untuk teroris.

Pada kenyataannya, langkah dan proyek-proyek yang dilakukan Amerika hanya menguntungkan para teroris dan memperkuat mereka di berbagai wilayah Suriah. Jika kondisi ini terus berlanjut, maka kita akan menyaksikan semakin meluasnya tragedi-tragedi kemanusiaan yang lebih buruk dari krisis Suriah, di kawasan dengan keterlibatan Amerika dan sekutu-sekutu negara itu. (HS)