Akhiri Krisis Palestina, Liga Arab Tekankan Solusi Dua Negara
Sekjen Liga Arab Ahmed Aboul-Gheit, menyerukan upaya negara-negara Arab untuk menyelesaikan krisis Palestina.
Ia menyampaikan hal itu dalam pertemuan dengan Michael Bogdanov, Utusan Khusus Presiden Rusia untuk Timur Tengah. Demikian dilaporkan surat kabar al-Quds al-Arabi, Rabu (1/3/2017).
Dalam sebuah komentar yang sejalan dengan kebijakan rezim Zionis, Aboul-Gheit mengatakan, segala bentuk upaya untuk mengesampingkan solusi dua negara hanya akan berarti buang-buang waktu.
"Negara-negara Arab harus mengakui solusi dua negara sebagai satu-satunya jalan untuk mengakhiri krisis Palestina," tegasnya.
KTT Liga Arab di Beirut, Lebanon pada tahun 2002 mensahkan prakarsa yang disebut kompromi Arab.
Prakarsa Liga Arab menekankan pembentukan negara Palestina di perbatasan 1967 dengan ibukota timur al-Quds, penyelesaian isu Palestina secara adil, penarikan mundur Israel dari Dataran Tinggi Golan Suriah dan tanah pendudukan di Lebanon Selatan. Sebagai imbalannya, negara-negara Arab akan mengakui Israel dan menormalisasi hubungan dengan rezim itu.
Namun, kelompok-kelompok pejuang Palestina menentang solusi dua negara dan menuntut pembebasan penuh tanah Palestina dari pendudukan Zionis.
Solusi dua negara mengemuka setelah Arab kalah dalam perang dengan Israel pada tahun 1967 dan menegaskan pembentukan dua negara Palestina dan Israel.
Resolusi 242 Dewan Keamanan PBB yang dirilis pada November 1967, memaparkan mekanisme hukum tentang pembentukan dua negara. (RM)