Eskalasi Islamphobia Presiden AS
(last modified Thu, 30 Nov 2017 13:08:31 GMT )
Nov 30, 2017 20:08 Asia/Jakarta

Pengulangan tiga cuitan anti Islam oleh Presiden Amerika Serikat di laman Twitter memicu gelombang kemarahan di seluruh dunia. Rival politik Trump di dalam negeri hingga para pemimpin berbagai negara dunia mengutuk langkah presiden Amerika yang kembali mempublikasikan tiga video anti Islam.

Trump hari Rabu (29/11) mempublkasikan kembali tiga video anti Islam yang sebelumnya dirilis di laman Twitter Jayda Fransen, wakil ketua kelompok sayap kanan radikal di Inggris (Britain First). Trump yang memiliki follower lebih dari 44 juta, dengan mensharing video ini, kembali mengungkapkan kecenderungan anti Islamnya dan menyebarkannya ke seluruh dunia.

Image Caption

Sikap anti Muslim Donald Trump bukan hal baru. Di tahun 2015, Trump sebelum terjun di kampanye pemilu presiden mengklaim bahwa Islam membenci Amerika. Selama kampanye pemilu, ia berjanji akan melarang masuknya Muslim ke Amerika jika berhasil berkuasa di Gedung Putih. Trump juga setelah resmi menjabat presiden, ucapan pertama yang keluar dari mulutnya adalah kata-kata seperti Islam adalah teroris. Sepekan setelah berkuasa, Trump merilis surat keputusan (Keppres) pelarangan masuknya warga tujuh negara Muslim ke Amerika.

Meski demikian, ucapan dan langkah Trump tidak sebanding dengan publikasi kembali video anti Islam dari sosok rasis dan radikal Inggris. Langkah ini menunjukkan betapa Trump gigih dalam mengiringi dan mendukung gerakan rasis dan anti Islam. Langkah tersebut sangat mengkhawatirkan, bahkan Perdana Menteri Inggris, Theresa May, negara yang yang memiliki hubungan strategis dengan AS, mengkritik aksi Trump tersebut. Sebaliknya Trump malah menasehati perdana menteri untuk menunaikan tugasnya memerangi teroris ketimbang mengkritik presiden Amerika.

Image Caption

Berbagai bukti yang ada menunjukkan bahwa Trump sengaja berusaha menghidupkan arus radikalisme dan rasis baik di dalam maupun luar negeri Amerika serta memperkuat arus ini. Bagi presiden Amerika saat ini, tak banyak berbeda apakah dia mendukung kubu rasis AS selama konflik rasial di Charlottesville, negara bagian Virginia atau kelompok rasis anti Islam Inggris. Menurut Trump, individu, kelompok atau masyarakat yang memiliki kewarganegaraan Amerika, tapi bukan dari etnis Anglo-Saxon Protestan, maka dianggap bukan milik AS serta harus dimusnahkan.

Bernie Sanders, senator dari kubu Demokrat di statemennya terkait aksi Donald Trump merilis kembali tiga video anti Muslim mengatakan, Trump menyebarkan ketakutan dan kebencian terhadap umat Muslim.

Penyebaran ideologi ini akan memicu perang sektarian, antar agama dan peradaban, kecuali masyarakat dunia bersatu mengutuk perilaku menjijikkan Trump dan kubu nasionalis serta kubu rasis yang mendapat dukungan presiden Amerika ini. (MF)