Manuver Udara Beijing di Laut Cina Selatan
(last modified Tue, 13 Feb 2018 12:59:55 GMT )
Feb 13, 2018 19:59 Asia/Jakarta

Angkatan udara Cina menyatakan telah memulai manuver gabungan dengan Rusia di Laut Cina Selatan.

Militer Cina dengan menggelar berbagai manuver udara dan laut ingin menjamin keamanan Laut Cina Selatan. Hal ini sangat penting bagi pemerintah Cina ketika baru-baru ini, berbagai kapal perang Amerika mulai berani memasui zona maritim di sekitar Cina dan mengancam keamanan nasional Beijing.

Tentara Cina

Meski kebijakan mendasar Cina adalah menghindari segala bentuk konfrontasi militer dengan Cina serta terlibat persaingan senjata dengan negara ini, namun kebijakan militer Amerika yang dinilai Beijing sebagai kepanjangan dari perang dingin, mendorong Cina memperkuat posisi militernya di Laut Cina Selatan dan Timur.

Pendekatan ofensif Presiden Amerika Donald Trump terhadap Cina semakin membuat Beijing khawatir akan transformasi keamanan di Asia Timur. Pemanfaatan beragam sarana oleh Amerika seperti Taiwan, pengobaran krisis di Korea Utara dan pengiriman berbagai kapal perangnya ke wilayah ini mendorong Cina semakin meningkatkan kerja samanya dengan Rusia.

Meski belum jelas bahwa manuver udara Cina akan digelar dengan Rusia atau tidak, namun pemberitaan partisipasi jet tempur Rusia oleh media Cina menunjukkan bahwa Beijing berencana menunjukkan kepada Washington bahwa dirinya tidak sendirian di kawasan.

Hoch Kissong, pakar hukum dan politik di Universitas Shanghai mengatakan, ketidakpercayaan mendalam antara Beijing dan Moskow dikarenakan kepentingan yang kontradiktif masih eksis. Meski demikian kepercayaan dan kerja sama militer antara dua kekuatan ini hanya ditujukan untuk menghadapi Washington.

Manuver udara Beijing di Laut Cina Selatan juga merupakan unjuk kekuatan negara ini terhadap penempatan rudal canggih Amerika di Korea Selatan. Cina memprotes keras penempatan sistem anti rudal THAAD di Korea Selatan dan menilainya sebagai ancaman serius bagi keamanan nasionalnya. Amerika bukan saja tidak mengindahkan peringatan Cina tersebut, bahkan Washington berencana menempatkan sistem pertahanan nasionalnya di Jepang.

Kapal Induk Cina

Li Ji, pengamat militer Cina mengungkapkan, "Manuver dan uji coba rudal Cina (termasuk DF-DZ) membawa pesan peringatan kepada AS bahwa militer Beijing memiliki senjata kuat untuk melawan ancaman militer Amerika khususnya sistem anti udara THAAD."

Bagaiman pun juga, manuver udara Cina di Laut Cina Selatan yang dinilai sebagai respon Beijing atas program militer Amerika dan sekutunya di kawasan, mengindikasikan parahnya kondisi keamanan di kawasan dan eskalasi kekhawatiran terkait hal ini.

Di sisi lain, menurut perspektif Cina, solusi tunggal menyelesaikan friksi dan sengketa di kawasan Asia Timur adalah dialog. Sementara Amerika, solusi dialog tersebut bertentangan dengan kepentingannya, sehingga negara ini tetap melanjutkan kebijakan militerismenya di kawasan. (MF)

Tags