Amano: Kegagalan JCPOA Berarti Kekalahan Besar Sistem Verifikasi Nuklir
Direktur jenderal Badan Energi Atom Internasional (IAEA) menjelaskan bahwa Rencana Aksi Bersama Komprehensif (JCPOA) capaian besar dalam sistem verifikasi nuklir seraya menegaskan, kegagalan kesepakatan ini berarti kekalahan besar bagi sistem ferifikasi nuklir.
"Rencana Aksi Bersama Komprehensif (JCPOA) dan pelaksanaannya serta kepatuhan Iran atas komitmennya yang tertera dalam JCPOA merupakan capaian besar bagi sistem verifikasi nuklir. Dengan demikian, bila JCPOA gagal berarti satu kekalahan besar telah terjadi," ujar Yukiya Amano, Dirjen IAEA Senin (5/3) dalam pertemuan tanya jawab pasca pembacaan pernyataan IAEA. Demikian dilansir IRNA.
Dirjen IAEA yang menganggap tidak penting ketidakpuasan Amerika atas JCPOA mengatakan, para inspektor IAEA selama 3000 hari di Iran dan telah melakukan inspeksi detil dari instalasi nuklir Iran, sekalipun demikian bila ada pihak yang punya pandangan lain terkait JCPOA, itu merupakan urusannya sendiri.
Yukiya Amano, Dirjen Badan Energi Atom Internasional (IAEA) dalam sidang Dewan Gubenur IAEA pada hari Senin mengatakan, IAEA telah mengakses semua tempat dan situs yang diperlukan di Iran, dan selama lebih dari dua tahun, badan ini telah melakukan verifikasi dan memantau pelaksanaan ketat kewajiban Iran dalam JCPOA.
Sembilan laporan IAEA hingga sekarang telah mengkonfirmasi kepatuhan Iran kepada perjanjian nuklir JCPOA. Namun AS terus bersikeras bahwa Iran tidak mematuhi kewajibannya dalam perjanjian nuklir tersebut.
Pelaksanan perjanjian nuklir antara Iran dan Kelompok 5+1 (Rusia, Cina, Perancis, Inggris, AS ditambah Jerman) telah dimulai sejak Januari 2016, namun pemerintah Presiden AS Donald Trumpp beusaha menghapus kesepakatan ini.