Setelah Kecam Cina, Trump Pilih Dekati Beijing
-
Perusahaan ZTE Cina
Chuck Schumer, senator Amerika dari kubu Demokrat mengkritik Presiden Donald Trump karena mendukung perusahaan ZTE Cina.
Schumer mengatakan, terkait Cina sepertinya Trump mengambil pendekatan baru dan ingin memperkuat kembali Beijing.
Kian dekatnya perundingan antara Amerika dan Cina serta pengumuman dukungan resmi presiden Amerika terhadap sebuah perusahaan Cina membuat masalah ini semakin rumit. Cuitan Trump terkait dukungan Amerika terhadap perusahaan ZTE sangat mengejutkan banyak pihak dan sebagian meyakini hal ini akibat tekanan terhadap presiden Amerika untuk mencegah perang dagang dengan Beijing.
Departemen Perdagangan Amerika bulan lalu memboikot perusahaan telekomukasi Cina ini selama tujuh tahun untuk mengakses suku cadang Amerika, namun tak disangka Trump justru tak lama kemudian dalam cuitan Twitternya mendukung perusahaan ini dan siap membantu ZTE untuk kembali ke pasar AS.
Intervensi presiden Amerika di kasus yang menjadi wewenang Departemen Perdagangan mengejutkan para pengamat di mana sanksi yang disusun para legislator diwarnai dengan perundingan serta lobi perdagangan.
Perundingan presiden AS dengan sejawatnya dari Cina, Xi Jinping serta kesepakatan yang diraih bahwa perusahaan telekomunikasi Cina ZTE diijinkan kembali beraktivitas di Amerika sejatinya bagian dari lobi perdagangan kedua negara di tingkat tinggi. Cuitan ini sejatinya bentuk rekonsiliasi dan upaya Trump untuk menyelesaikan sengketa perdagangan dengan Cina. Sampai saat ini Departemen Perdagangan Amerika belum menunjukkan reaksi atas pendekatan Trump tersebut.
Amerika juga mempu memanfaatkan kondisi ini sebagai kartu truf untuk melobi dengan pemerintah Cina. Pengamat di Amerika mengatakan cuitan ini perubahan nada Trump yang senantiasa menuding Cina menghancurkan lapangan pekerjaan di negaranya.
Merespon perubahan sikap dan nada pedas Amerika, Beijing sepakat membeli produk Amerika lebih banyak dan mencabut pembatasan yang diterapkan terhadap sektor pertanian Amerika Serikat.
Chas Freeman, pengamat senior Amerika selain menyebut sia-sia resep presiden Amerika untuk mengobati kendala perdagangan negara ini serta meyakini, sengketa perdagangan dengan Cina akan merugikan Amerika Serikat.
Perubahan sikap Amerika terhadap Cina terjadi ketika bukan saja presiden Amerika, bahkan dinas intelijen negara ini juga menyebut perusahaan ZTE sebuah ancaman bagi keamanan siber Amerika.
Perubahan pendekatan ini sejatinya konfirmasi akan sikap mundur Amerika demi pemulihan dan penyelesaian kendala perdagangan dengan Cina. Sikap ini juga indikasi bahwa meski ada agitasi yang disebarkan media Amerika, negara ini tidak memiliki kemampuan melawan ekonomi independen dan langkah-langkahnya hanya sekedar slogan. (MF)