Peringatan Mogherini Soal Tantangan Mempertahankan JCPOA
(last modified 2018-08-30T10:28:32+00:00 )
Aug 30, 2018 17:28 Asia/Jakarta
  • Federica Mogherini, Kepala Kebijakan Luar Negeri Uni Eropa
    Federica Mogherini, Kepala Kebijakan Luar Negeri Uni Eropa

Pengumuman penarikan diri Amerika Serikat dari kesepakatan nuklir Rencana Aksi Bersama Komprehensif (JCPOA) oleh Presiden AS Donald Trump pada 8 Mei 2018 dan penerapan kembali sanksi nuklir terhadap Iran memaksa negara-negara Eropa anggota kelompok 5 +1 dan begitu juga Uni Eropa menghadapi tantangan besar untuk berusaha mempertahankan JCPOA dengan mengurangi dampak negatif penerapan kembali sanksi.

Dalam hal ini, Federica Mogrini, Kepala Kebijakan Luar Negeri Uni Eropa pada hari Rabu (29/8) di Wina menegaskan upaya Uni Eropa untuk mempertahankan dan melanjutkan JCPOA. Mogherni juga mengatakan bahwa mempertahankan JCPOA dengan mencermati kembalinya sanksi AS adalah tugas yang menantang.

Mogherni menekankan, kami bekerja dengan semua negara anggota dan mitra kami di seluruh dunia untuk memastikan bahwa JCPOA tetap berlanjut, kesepakatan yang telah dicapai setelah negosiasi panjang di Wina. Sebagai akibatnya, kita harus mempertahankan semangat Wina dan sekali lagi saya harus mengatakan bahwa mempertahankan JCPOA demi keamanan kita sendiri.

Federica Mogherini, Kepala Kebijakan Luar Negeri Uni Eropa

Eropa menekankan pentingnya JCPOA demi mengejar kepentingannya sendiri dan untuk alasan ini, Iran dan Uni Eropa telah melakukan pembicaraan dalam beberapa bulan terakhir untuk mempertahankan JCPOA setelah penarikan diri Amerika Serikat dari perjanjian internasional ini. Uni Eropa telah berjanji untuk menyediakan paket dukungan terhadap Tehran guna menghadapi sanksi AS terhadap Iran. 

Para pejabat senior Iran telah berulang kali menekankan bahwa Eropa harus menghadapi aksi sepihak AS keluar dari JCPOA yang mempersoalkan hukum dan aturan internasional serta resolusi 2231 Dewan Keamanan PBB guna membuktikan dirinya sebagai aktor independen dan berpengaruh di kancah global.

Namun, mengingat pengaruh dan ruang lingkup hubungan moneter dan perdagangan AS dengan Eropa dan seluruh dunia, seperti Asia Timur, Washington telah mulai melakukan usaha masif untuk menerapkan sanksi nuklir, dimana putaran pertamanya telah diimplementasikan pada 7 Agustus dan putaran berikutnya pada 4 November, bahkan telah membentuk kelompok khusus di kementerian luar negeri negara ini.

Sebaliknya, pihak Eropa tampaknya melakukan upaya serius untuk mengurangi dampak sanksi-sanksi ini, yang tentu saja sangat sulit. Dari perspektif Eropa, JCPOA telah memainkan peran penting dalam mengawasi program nuklir damai Iran, mencegah proliferasi nuklir dan meluasnya perlombaan senjata nuklir antara negara-negara kawasan serta memiliki dampak positif pada keamanan internasional.

Sekaitan dengan hal ini, Mogherini mengatakan, kami percaya bahwa mencegah senjata nuklir diproduksi di Iran adalah masalah vital dan sekali lagi, perjanjian nonproliferasi yang efektif harus didukung.

Tentu saja, Iran selalu menekankan bahwa program nuklirnya hanya untuk tujuan damai dan banyak laporan dari Badan Energi Atom Internasional (IAEA) telah berulang kali menegaskannya. Eropa percaya bahwa JCPOA telah menghilangkan kemungkinan terjadinya serangan militer untuk menghadapi program nuklir Iran. Selain itu, JCPOA juga dianggap sebagai model yang berhasil untuk memecahkan masalah internasional secara multilateral. Tidak diragukan lagi bahwa rusaknya perjanjian ini akan memiliki banyak efek negatif bagi perdamaian dan keamanan internasional dan pada saat yang sama mempertanyakan kredibilitas diplomasi Eropa.

Federica Mogherini, Kepala Kebijakan Luar Negeri Uni Eropa

Pertimbangan ini telah menyebabkan para pejabat senior Uni Eropa, termasuk Mogherini dan beberapa pemimpin Eropa lainnya untuk tetap mempertahankan JCPOA sehubungan dengan keefektifannya. Penarikan diri Amerika dari JCPOA dan penerapan kembali sanksi nuklir terhadap Iran telah terjadi atas dasar unilateralisme dan telah membangkitkan kritik tajam masyarakat internasional, termasuk sekutu dan saingan Amerika Serikat.

Tags