Standar Ganda Uni Eropa terhadap Iran
(last modified 2018-09-01T07:29:47+00:00 )
Sep 01, 2018 14:29 Asia/Jakarta
  • Iran dan Uni Eropa sepakat untuk mempertahankan kesepakatan nuklir tanpa AS.
    Iran dan Uni Eropa sepakat untuk mempertahankan kesepakatan nuklir tanpa AS.

Tiga negara penting Uni Eropa – Jerman, Perancis, dan Inggris sebagai anggota kelompok 5+1 – mendukung kesepakatan nuklir Iran (JCPAO) dan menekankan perlawanan terhadap tindakan Amerika Serikat, yang ingin menghancurkan JCPOA.

Uni Eropa telah mengambil langkah tertentu untuk mempertahankan JCPOA. Namun, blok ini kadang-kadang juga terseret dalam permainan AS dan ikut melontarkan klaim-klaim tak berdasar terhadap Republik Islam.

Setelah melakukan pertemuan tidak resmi para menteri pertahanan dan luar negeri Uni Eropa di Wina, Kepala Kebijakan Luar Negeri Uni Eropa Federica Mogherini dalam konferensi pers hari Jumat (31/8/2018) kembali menekankan dukungan organisasinya terhadap JCPOA.

Namun, Mogherini menyebut kebijakan regional Iran sebagai sebuah tantangan serius bagi semua negara Eropa.

Bagi Eropa, mendukung kesepakatan nuklir Iran sejalan dengan kepentingan mereka. JCPOA memainkan peran penting untuk mengawasi program nuklir damai Tehran dan mencegah profelirasi nuklir di Timur Tengah serta membawa dampak positif bagi keamanan internasional.

Dalam pandangan Eropa, JCPOA telah menghapus potensi serangan militer untuk melawan program nuklir Iran. JCPOA adalah sebuah model kesepakatan untuk memecahkan persoalan internasional secara multilateral. Untuk itu, Uni Eropa menawarkan sebuah paket ekonomi kepada Iran demi melestarikan JCPOA dan menyiapkan cara untuk mencegah dampak negatif sanksi AS terhadap Republik Islam.

"Pekerjaan kami untuk mempertahankan kesepakatan nuklir terus berlanjut. Kami akan melanjutkan pekerjaan kami dengan negara-negara anggota dan mitra lain dunia sehingga kami yakin bahwa Iran dan masyarakat Iran diuntungkan dari hubungan ekonomi dengan Uni Eropa dan negara-negara lain dunia," ujar Mogherini.

Federica Mogherini.

Iran berulang kali menyatakan bahwa Eropa harus melawan tindakan sepihak AS yang keluar dari JCPOA dan pelanggaran terhadap resolusi 2231 Dewan Keamanan PBB, sehingga Eropa dapat tampil sebagai sebuah pemain independen dan berpengaruh di dunia.

Jelas bahwa pembatalan JCPOA akan memiliki banyak dampak negatif terhadap perdamaian dan keamanan internasional. Oleh sebab itu, para pejabat tinggi Uni Eropa dan pemimpin negara-negara Eropa bersikeras untuk mempertahankan JCPOA.

Selain itu, Badan Energi Atom Internasional (IAEA) dalam laporannya ke-12 kembali memverifikasi kepatuhan Iran terhadap seluruh komitmennya di bawah JCPOA.

Kritik Mogherini terhadap kebijakan regional Iran merupakan sebuah isu yang keluar dari kesepakatan nuklir dan ini sejalan dengan sikap anti-Tehran yang diadopsi Washington. Padahal, kebijakan regioanl Iran bertujuan untuk menciptakan stabilitas dan memerangi terorisme.

Seorang pakar di Pusat Studi Politik-Militer Rusia, Anatoly Tsyganov mengatakan, Iran telah menggagalkan skenario AS yang dijalankan dengan mendukung para teroris di Timur Tengah.

Para pemimpin Eropa sendiri mengakui bahwa Iran memainkan peran penting dalam memerangi terorisme Takfiri, terutama Daesh di Irak dan Suriah.

Di samping itu, Iran juga melawan arogansi rezim Zionis Israel dan petualangan para sekutu AS di kawasan, terutama Arab Saudi.

Sebenarnya, Barat – baik Amerika maupun Eropa bersama sekutu Arab mereka – telah menyebarkan terorisme dan kekacauan di Timur Tengah. Jadi, kekhawatiran Eropa tentang kebijakan regional Iran adalah sebuah sikap yang tidak konstruktif dan bertentangan dengan hubungan baik Iran dan Uni Eropa.

Jelas bahwa sikap seperti ini hanya akan membuat trio Amerika, Israel dan Arab Saudi bersorak gembira. (RM)

Tags