Amerika Tinjauan dari Dalam, 7 Desember 2019
(last modified Sat, 07 Dec 2019 14:00:18 GMT )
Des 07, 2019 21:00 Asia/Jakarta
  • Joe Biden dan Donald Trump
    Joe Biden dan Donald Trump

Transformasi Amerika Serikat selama sepekan terakhir diwarnai sejumlah isu penting di antaranya serangan verbal Joe Biden yang keras terhadap Trump.

Selain itu, ada isu lainnya seperti kebuntuan antara Kongres dan Gedung Putih tentang masalah Billingslea dan Trump semakin dekat dengan pemakzulan.

Serangan Verbal Joe Biden yang Keras terhadap Trump

Kandidat Presiden dari kubu Demokrat Joe Biden dan saingan Trump telah menyatakan bahwa Trump tidak layak untuk berada di Gedung Putih setelah perilisan video kontroversial cemoohan terhadap Donald Trump oleh sekutu NATO. Dalam video, yang diposting Biden di halaman Twitter-nya, para pemimpin Kanada, Perancis dan Inggris mengejek presiden AS karena memperpanjang konferensi persnya.

Joe Biden

Biden mengatakan di akhir video bahwa jika Trump terpilih kembali, Amerika Serikat akan menghadapi banyak kesulitan dalam mendapatkan rasa hormat di tingkat global. Dunia sedang menertawakan Trump. Mereka melihatnya seperti apa adanya; sangat berbahaya, tidak kompeten dan tidak mampu memimpin dunia. Kita tidak bisa memberinya empat tahun lagi sebagai panglima. "

Menanggapi rilis film tersebut, Trump sendiri menggambarkan perdana menteri Kanada pribadi munafik. Beberapa berspekulasi bahwa Trump membatalkan konferensi pers terakhirnya di KTT NATO karena rilis film kontroversial itu. Ini memiliki efek buruk pada citra Trump dan memperjelas bahwa terlepas dari klaimnya bahwa dunia lebih menghormati Amerika selama masa kepresidenan Trump, bahkan sekutu Barat tidak akan menganggap Trump dan mengejeknya. Biden juga merujuk pada masalah ini, dan faktanya bahwa hilangnya citra Amerika di tingkat internasional.

Mengingat cemoohannya oleh para pemimpin Barat, Donald Trump telah berusaha untuk memperkuat kehadirannya di KTT NATO dan membuat keuntungan yang signifikan. Dia lagi-lagi menuduh media Amerika berusaha meremehkan prestasinya dan menaungi isu-isu lainnya. 

Trump menulis dalam akun pribadinya di Twitter, "Media palsu berusaha meminimalkan, sejauh mungkin, perjalanan sukses saya ke London untuk pertemuan puncak NATO, sementara saya, bersama dengan para pemimpin utama NATO, Saya membuat mereka membayar seratus tiga puluh miliar lebih setahun, yang akan menjadi $ 400 miliar selama tiga tahun ke depan. Meskipun tidak akan ada peningkatan dalam kontribusi AS kecuali dalam rasa hormat yang mendalam terhadap negara ini?!"

Dalam twittnya, Trump merujuk pada pencapaian lain, penerimaan NATO terhadap aktivitas luar angkasa, dan menulis bahwa NATO kini menganut "angkasa" sebagai domain operasional dan memperkuat koalisinya. Kepemimpinan Amerika memastikan keamanan angkasa dengan kekuatan, dan kita harus terus menunjukkan kekuatan kita untuk menang di semua lini di darat, udara, laut, dan angkasa.

Kongres dan Gedung Putih Menemui Jalan Buntu Soal Billingslea

Kontroversi mengenai nominasi Marshall Billingslea, yang bertugas menyiksa tahanan Guantanamo untuk posisi hak asasi manusia senior di Departemen Luar Negeri AS masih terus berlanjut. Keputusan Donald Trump untuk mencalonkan Marshall Billingslea termasuk mereka yang terlibat dalam interogasi keras Pentagon setelah serangan 9/11 sebagai wakil menteri luar negeri AS untuk urusan keamanan, demokrasi dan hak asasmi manusia telah menciptakan kebuntuan antara Gedung Putih dan Senat, yang membuat pos diplomatik kunci ini kosong selama tiga tahun.

Marshall Billingslea

Pada Februari 2019, Donald Trump mencalonkan Marshall Billingslea sebagai wakil Menteri Luar Negeri untuk keamanan, demokrasi dan hak asasi manusia, tetapi keputusan itu segera mendapat peringatan para aktivis hak asasi manusia dan mantan pejabat pemerintah yang percaya persetujuannya merupakan pesan yang tidak menyenangkan ke luar negeri terkait komitmen AS atas HAM. Banyak pejabat AS menuduh Billingslea meremehkan interogasi dalam pemerintahan George W. Bush

Billingslea bertugas sebagai penanggung jawab tahanan di Teluk Guantanamo dari 2002 hingga 2003 di bawah pengawasan Donald Rumsfeld, Menteri Pertahanan saat itu. Menurut laporan Senat tahun 2008, ia terlibat dalam praktik interogasi yang kemudian disebut penyiksaan oleh Kongres. "Sederhananya, saya percaya Billingslea adalah salah satu kandidat terburuk untuk peran penting dan vital kebijakan hak asasi manusia departemen luar negeri," kata Thomas Romig, seorang pensiunan jenderal AS tentang nominasi Billingslea untuk jabatan itu.

Salah satu pendukung Billingslea adalah Juan Guaido, seorang pemimpin oposisi Venezuela yang dalam sepucuk surat kepada Senat AS pada September 2019 memuji upayanya untuk mengarahkan upaya AS untuk memboikot pemerintah Venezuela. Tetapi nasib pencalonannya sebagai wakil menteri luar negeri sampai saat ini adalah sebuah misteri.

Trump Semakin Dekat dengan Pemakzulan

Pemakzulan Presiden AS Donald Trump yang kontroversial menjadi lebih serius. Setelah berminggu-minggu audiensi investigasi terbuka dan tertutup, Komite Intelijen DPR AS secara resmi menuduh Donald Trump telah menyalahgunakan wewenang dalam masalah "Ukrainagate" dan berusaha mencegah Kongres melakukan tugas-tugasnya. Komite Intelijen DPR AS merujuk hasil penyelidikannya ke Komite Kehakiman DPR dalam laporan setebal 300 halaman. Demokrat di Dewan Perwakilan Rakyat berharap penyelidikan Komite Intelijen dan Kehakiman pada akhirnya akan membuka jalan bagi pemakzulan Donald Trump.

Pemakzulan Donald Trump

Trump dituduh menggunakan kekuatan presiden untuk memeras Ukraina dan mencegah bantuan militer AS ke Kiev. Dia juga dituduh menghalangi saksi menghadiri sidang melalui intimidasi selama investigasi Kongres dan dengan demikian menghalangi kepatuhan Kongres untuk menjalankan tugasnya. Demokrat percaya salah satu dari tuduhan ini cukup untuk menuntut ketidaklayakan presiden. Adam Schiff, Ketua Komite Intelijen Dewan Perwakilan Rakyat AS, mengatakan dalam sebuah pernyataan setelah laporan komite bahwa penyelidikan mengungkapkan, "Ada bukti kuat bahwa Trump menyalahgunakan kekuasaannya."

Komite Kehakiman DPR juga mulai menyelidiki pemakzulan presiden AS pada hari Rabu, 4 Desember. Jerry Nadaler, ketua Komite Kehakiman Dewan Perwakilan Rakyat AS, yang bertanggung jawab atas fase baru dalam penyelidikan pemakzulan Trump, mengatakan pada hari Rabu bahwa Donald Trump siap membahayakan keamanan AS untuk mendapatkan keuntungan pribadi dari kasus Ukraina. "Dengan Donald Trump mendesak Ukraina untuk menyelidiki Joe biden, saingannya yang potensial dalam pemilihan presiden 2020, ia secara langsung dan secara terbuka menyerukan campur tangan asing dalam pemilihan AS. Trump dengan perbuatannya telah membuat keamanan Amerika Serikat terancam demi kepentingan pribadi dan ekonomi," kata Nadler pada audiensi publik.

Dalam perkembangan baru, Ketua Dewan Perwakilan Rakyat AS Nancy Pelosi secara resmi mengumumkan Kamis, 5 Desember, bahwa Presiden AS Donald Trump akan dimakzulkan di DPR. Pelosi mengatakan bahwa pelanggaran Trump telah ditemukan dan langkah-langkah Trump mengancam keamanan nasional AS. Ia juga memerintahkan dimulainya rencana pemakzulan Trump untuk pemungutan suara di Dewan Perwakilan Rakyat. Menanggapi pernyataan Pelosi, Gedung Putih mengatakan, "Demokrat harus malu pada diri mereka sendiri ... siap untuk pengadilan yang adil di Senat." Trump menolak semua tuduhan Demokrat, dengan mengatakan dia belum menekan Ukraina untuk menyelidiki keluarga Biden. "Laporan investigasi mereka adalah lelucon," kata presiden AS, Rabu.

Demokrat, bagaimanapun, percaya Trump telah menekan Kiev dan menyalahgunakan wewenangnya. Mereka mengatakan Trump telah menangguhkan bantuan militer senilai $ 400 juta untuk menekan Ukraina. Demokrat di Dewan Perwakilan Rakyat telah memulai proses pemakzulan Trump pada akhir September sehingga mereka mungkin dapat mendudukkannya di posisi terdakwa dituduh. Sementara Partai Republik percaya tidak ada bukti kredibel untuk membuktikan kelakuan Trump terhadap Ukraina.

Wakil Presiden Mike Pence mengatakan, "Rakyat Amerika dapat membaca teks percakapan telepon Presiden Trump dengan Presiden Ukraina, dan mereka akan melihat bahwa tidak ada kolusi."

Namun, penolakan terus-menerus Trump dan Partai Republik atas panggilan telepon 25 Juli yang kontroversial dengan presiden Ukraina tidak mungkin mengubah pandangan para pendukung pemakzulan dan penggulingan presiden AS. Hasil jajak pendapat terbaru juga menunjukkan bahwa sekitar setengah dari orang Amerika menganggap Trump layak atas dimakzulkan. Ini penting karena Trump,sekalipun Trump mendapat dukungan mayoritas Republik dan akan selamat dari bahaya pelengseran, tetapi kemungkinan akan merusak posisinya dalam pemilihan presiden AS tahun depan.