Ketika Tim Teroris AS Akui Konspirasi terhadap Pemerintah Venezuela
(last modified Sat, 09 May 2020 03:55:37 GMT )
May 09, 2020 10:55 Asia/Jakarta

Upaya terus menerus Amerika Serikat untuk menggulingkan pemerintahan Presiden Venezuela, Nicolas Maduro sampai saat ini masih menemui kegagalan.

Berita terbaru langkah Amerika terkait hal ini adalah pekan lalu sebuah tim teroris yang didukung Washington berusaha memasuki wilayah Venezuela dari Colombia untuk menculik Maduro dan mengirimnya ke Amerika Serikat, namun langkah ini direspon tepat oleh militer Venezuela dan akhirnya gagal.

Petinggi militer Venezuela setelah menggagalkan aksi teroris ini mengumumkan, kelompok ini dilatih di Amerika dan didukung oleh Washington. Mereka berencana menculik presiden Venezuela dan mengobarkan kerusuhan di negara ini. Sementara itu, pada awalnya petinggi Amerika menolak pengumuman petinggi militer Venezuela tersebut. Presiden AS Donald Trump menepis segala bentuk intervensi dan keterlibatan pemerintahannya di rencana teror terbaru terhadap pemerintah Nicolas Maduro.

Tim teroris Kiriman AS ke Venezuela

Sepertinya kegagalan kebijakan Washington terhadap Caracas mendorong petinggi Amerika merancang babak baru serangan untuk melawan Maduro dengan bantuan pemimpin oposisi, Juan Guaido. Koran Washington Post terkait hal ini merilis dokumen yang menunjukkan kubu oposisi Venezuela pimpinan Guaido pada Oktober 2019 menandatangani kontrak senilai 213 juta dolar dengan sebuah perusahaan AS di Florida untuk menumbangkan Nicolas Maduro.

Pengeksposan dokumen ini dari satu sisi sebuah bantahan atas klaim AS dan Guaido atas tidak adanya internvesi di operasi militer terbaru anti Maduro dan dari sisi lain menunjukkan bahwa petinggi Washington masih tetap berusaha untuk menumbangkan pemerintahan Maduro dengan memanfaatkan segala metode.

Amerika selama beberapa bulan terakhir meningkatkan represinya terhadap Venezuela dan sekaitan dengan ini Washington tak segan-segan memanfaatkan segala bentuk metode seperti sanksi ekonomi dan politik, mendukung kubu oposisi dalam negeri khususnya Juan Guaido dan melancarkan aksi kudeta. Meski langkah tersebut sampai saat ini gagal, namun Washington dan sekutunya masih tetap berusaha meraih ambisinya melalui pembentukan sebuah pemerintahan yang bergantung kepada mereka.

Luke Denman, salah satu warga Amerika yang ditangkap mengakui bahwa ia menjalankan misi sebuah perusahaan jasa keamanan di Florida untuk menguasai bandara udara Caracas dan memindahkan Nicolas Maduro ke Amerika dengan pesawat terbang.

Venezuela termasuk negara penting dan vital bagi Washington. Penggunaan sumber daya negara, kekayaan dan posisi, serta pendekatan politik dan aspirasi untuk kemerdekaan dan keadilan, telah menyebabkan pejabat Washington untuk terus menggunakan berbagai kebijakan dan taktik untuk menggulingkan pemerintah sayap kiri Maduro.

Berlanjutnya sanksi terhadap neagra ini di tengah-tengah maraknya wabah Corona serta dukungan terhadap kudeta dan desainnya, memblokir sebagian besar kekayaan dan aset Caracas menunjukkan bahwa petinggi Washington berencana meraih ambisinya tanpa berkomitmen terhadap segala bentuk hukum dan prinsip kemanusiaan. Padahal petinggi Venezuela terlepas dari seluruh represi dan dengan dukungan rakyat serta militer terus berusaha mengelola dan menyelesaikan kendala negaranya.

Menteri Luar Negeri Venezuela, Jorge Arreaza mengatakan, Amerika lebih baik mengawasi pasukannya ketimbang melakukan petualangan.

Penangkapan anasir kudeta terbaru dan pengakuan mereka menunjukkan bahwa meski Washington menggunakan seluruh fasilitas untuk melawan Maduro dan menumbangkan presiden sah Venezuela ini, namun prestasi yang diraih Amerika adalah skandal di tingkat regional dan internasional.

Sepertinya selama pemerintah Maduro memiliki dukungan rakyat, langkah-langkah seperti ini tidak akan berhasil. (MF)