Mengapa AS Menjegal Proyek Pipa Gas Rusia-Eropa ?
https://parstoday.ir/id/news/world-i83293-mengapa_as_menjegal_proyek_pipa_gas_rusia_eropa
Perluasan hubungan di bidang energi antara Rusia dan Eropa memicu reaksi negatif dari Amerika Serikat. Washington melipatgandakan upayanya selama setahun terakhir untuk menjatuhkan sanksi baru terhadap Rusia demi mencegah Moskow memasuki pasar energi Eropa. Langkah AS tersebut menyulut reaksi keras dari Rusia.
(last modified 2025-11-30T07:49:40+00:00 )
Jul 17, 2020 15:09 Asia/Jakarta
  • pipa gas
    pipa gas

Perluasan hubungan di bidang energi antara Rusia dan Eropa memicu reaksi negatif dari Amerika Serikat. Washington melipatgandakan upayanya selama setahun terakhir untuk menjatuhkan sanksi baru terhadap Rusia demi mencegah Moskow memasuki pasar energi Eropa. Langkah AS tersebut menyulut reaksi keras dari Rusia.

Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Rusia, Maria Zakharova hari Rabu mengatakan bahwa Amerika Serikat sebenarnya menggunakan tekanan politik untuk bersaing secara tidak adil dengan memperpanjang sanksi terhadap proyek pipa gas Nord Stream-2 dan Turk-Stream. Ia menegaskan, "Tekanan politik seperti ini berpijak pada persaingan tidak adil yang menunjukkan tanda kelemahan sistem Amerika. Padahal, sanksi sebagai salah satu teknik meraih kekuasaan selama ini tidak pernah efektif."

Sebelumnya, Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo mengumumkan bahwa Departemen Luar Negeri AS menjadikan proyek pipa gas Nord Stream-2 dan Turk-Stream masuk bagian dari proyek internasional yang terkena sanksi berdasarkan aturan CAATSA. Pada awal Juli 2020, rencana tersebut diajukan ke Senat AS demi mencegah penyelesaian pipa gas ini yang dianggap Gedung Putih sebagai ancaman bagi kepentingannya di tingkat global.

 

Presiden AS, Donald Trump

 

Washington, terutama selama masa kepresidenan Donald Trump meningkatkan penentangannya terhadap peningkatan hubungan energi antara Rusia dan Eropa, khususnya di bidang gas. Pada Mei 2019, Trump melontarkan kritik yang belum pernah terjadi sebelumnya terhadap proyek pipa gas Nord Stream-2, yang berada pada tahap akhir konstruksi dengan anggaran $ 11 miliar, dengan menyebutnya sebagai senjata geopolitik. Sebab proyek dipandang akan meningkatkan ketergantungan Eropa terdadap gas Rusia. Washington telah berulangkali memperingatkan ketergantungan tinggi Uni Eropa terhadap gas Rusia dan bermaksud menghentikan proyek gas krusial ini dengan menjatuhkan sanksi.

Washington juga memiliki pandangan negatif terhadap pipa gas Turk-Stream, yang memasok gas Rusia ke Eropa melalui Turki. Leonid Slutsky, Ketua Komisi Urusan Internasional Duma Rusia mengatakan, Amerika Serikat mengejar persaingan tidak adil dengan menjatuhkan sanksi ganda terhadap Nord Stream-2 dan Turk-Stream, bahkan tidak memperdulikan kepentingan mitranya sendiri.

Dia menyinggung penentangan Jerman yang terang-terangan melawan sanksi Washington terhadap jalur pipa Stream-2, bahkan ancaman sanksi terhadap perusahaan-perusahaan Jerman yang terlibat dalam proyek-proyek pipa tersebut. Sementara itu, Turki telah menekankan kelanjutan pipa gas Turk-Stream, dan jalur ini telah dipakai untuk pengiriman gas Rusia ke Eropa sejak Januari 2020.

 

Bendera negara-negara anggota Uni Eropa

 

Kemajuan proyek pipa gas Nord Stream-2 yang sedang dalam tahap akhir telah melambat karena pengenaan sanksi AS dan penarikan beberapa kontraktornya. Namun Rusia, yang memiliki kepentingan besar dalam menyelesaikan jalur pipa gas ini terus memperluas hubungan energinya dengan Eropa dengan berjanji untuk menyelesaikan pipa itu sendiri. Jalur pipa gas Stream-2 akan memasok gas Rusia ke Jerman melalui Laut Baltik.

Rusia adalah pengekspor gas terbesar ke negara-negara anggota Uni Eropa. selain Jerman, Uni Eropa juga menekankan kelanjutan proyek ini. Uni Eropa tidak hanya mengabaikan sanksi AS atas proyek gas Nord Stream-2, bahkan melihatnya sebagai campur tangan langsung Washington dalam urusan internal negara-negara Eropa dan pelanggaran hukum Uni Eropa.

Tampaknya Washington masih menggunakan senjata sanksi untuk menjauhkan Eropa dari Rusia, terutama untuk melawan meningkatnya kehadiran Rusia di pasar gas Eropa yang menggantikan gas alam cair AS.

Sejatinya, masalah ini akan semakin memperluas keretakan antara dua benua, terutama karena pihak Eropa sekarang menyadari bahwa Washington mengejar tuntutannya sendiri, tapi tidak pernah memperdulikan kepentingan mitranya dengan memaksakan sanksi yang luas.(PH)