Kemiskinan dan Penderitaan, Warisan Perang Gaza bagi Rezim Zionis
-
Protes pemukim Zionis atas kebijakan Netanyahu
Pars Today - Menurut temuan sebuah lembaga Zionis, perang Gaza telah mendorong lebih banyak warga Zionis ke dalam kemiskinan dan lebih dari seperempat rumah tangga kini mengalami kerawanan pangan.
Latet, sebuah lembaga Zionis yang didirikan untuk memerangi kemiskinan dan kerawanan pangan memperingatkan dalam laporan terbarunya bahwa lebih dari seperempat rumah tangga di wilayah pendudukan kini mengalami kerawanan pangan. Sebuah situasi yang diakibatkan oleh konsekuensi ekonomi dan sosial dari perang dua tahun di Gaza.
Latet mengungkapkan dalam laporan tahunannya bahwa sekitar 27 persen keluarga di Wilayah Pendudukan (sekitar 867.256 rumah tangga) menghadapi kerawanan pangan.
Laporan ini menyatakan bahwa anak-anak juga menghadapi kerawanan pangan. Latet menggambarkan situasi ini dalam laporannya sebagai krisis yang parah dan terus berkembang di Wilayah Pendudukan.
Menurut laporan ini, kelas miskin baru telah muncul di Wilayah Pendudukan, dan seperempat penerima bantuan pangan telah jatuh miskin hanya dalam dua tahun terakhir, sejak dimulainya perang Gaza.
Mengutip temuan ini, surat kabar Zionis Jerusalem Post menulis dalam sebuah laporan bahwa guncangan ekonomi 7 Oktober telah memperburuk kekurangan yang ada dan mendorong ribuan rumah tangga ke dalam kemiskinan.
Para pemilik usaha kecil dan pekerja penuh waktu yang mengelola kehidupan mereka sebelum perang Gaza kini menghadapi kenaikan harga pangan, biaya perumahan, dan utang yang terus meningkat.
Perang Gaza telah menyebabkan keruntuhan ekonomi di Wilayah Pendudukan, dan tekanan keuangan akibat biaya perang, kenaikan harga, dan penurunan pendapatan telah mendorong jutaan orang ke dalam kemiskinan dan kerawanan pangan.
Perang Israel yang sedang berlangsung di Gaza telah menyebarkan kemiskinan ke kelas menengah.
Krisis ini telah melampaui kaum miskin dan kini telah memengaruhi kelas menengah dan bahkan keluarga dengan dua pekerjaan. Biaya perumahan dan pangan, harga pangan, dan sewa di Wilayah Pendudukan telah meningkat tajam, dan keluarga terpaksa memilih antara kebutuhan dasar mereka.
Kondisi ekonomi yang terus sulit di Wilayah Pendudukan juga memperburuk krisis psikologis dan sosial, dengan lebih dari 60 persen penerima bantuan sosial menggambarkan kondisi psikologis mereka tidak baik. Banyak anak juga kehilangan kesempatan untuk mendapatkan kegiatan pendidikan dan sosial.
Kabinet Netanyahu gagal memberikan solusi efektif untuk mengatasi krisis ekonomi. Sumber daya keuangan sebagian besar dialokasikan untuk perang, dan penyediaan program dukungan praktis terhenti.
Krisis ekonomi yang disebabkan oleh perang Gaza dan pengeluaran militer yang besar telah menghantui rezim Zionis dengan konsekuensi seperti meningkatnya kemiskinan, tekanan pada anggaran pemerintah, stagnasi di sektor sipil, dan semakin dalamnya kesenjangan sosial.
Perang Gaza tidak hanya membebani rezim Zionis dengan biaya militer yang besar, tetapi juga melumpuhkan ekonomi domestik dan memperburuk kemiskinan struktural. Beban utang yang ditanggung keluarga menunjukkan bahwa krisis ekonomi dan sosial di Wilayah Pendudukan telah mencapai tahap di mana bahkan kelas menengah pun tidak mampu untuk melanjutkan kehidupan normal.
Perang Gaza juga berdampak parah pada ekonomi Zionis. Krisis ekonomi di Wilayah Pendudukan merupakan krisis struktural dan multidimensi yang diakibatkan oleh perang Gaza dan inefisiensi Netanyahu dalam mengelola sumber daya dan pengambilan kebijakan ekonomi. Krisis ini juga memperparah kurangnya legitimasi politik rezim Zionis dan menciptakan masa depan yang genting.(sl)