Berita / Iran
Tradisi Qand-Shekani dan Qand-Sabi, Manisnya Pernikahan dalam Budaya Iran
Pars Today – Di antara adat sosial Iran, qand-shekani (pemecahan gula batu) dan qand-sabi (menggosok gula) merupakan sebuah ritual yang menandakan manisnya awal ikatan pernikahan.
Dalam adat sosial Iran, gula bukan hanya sekadar manisan, melainkan simbol penuh makna dalam perjalanan ikatan pernikahan. Menurut laporan Pars Today, dalam upacara baleh-boron atau pertunangan, keluarga mempelai pria membawa sebuah nampan berhias berisi gula yang didekorasi, manisan, dan permen ke rumah mempelai wanita. Gula-gula tersebut dihiasi dengan pita putih sebagai lambang kesucian dan keberuntungan. Puncak acara terjadi ketika, setelah mendapat jawaban positif dari keluarga mempelai wanita, ibu mempelai pria atau sesepuh keluarga memecahkan sepotong gula dan meletakkannya di mulut calon pengantin perempuan. Gerakan simbolis ini menandakan kebahagiaan serta pemecahan kesulitan dalam perjalanan hidup bersama. Setelah itu, para tamu yang hadir juga memakan manisan sebagai tanda persetujuan dan kegembiraan atas pernikahan tersebut. Tradisi ini menciptakan suasana akrab untuk mempererat hubungan kedua keluarga.
Qand-shekani (pemecahan gula batu), dengan segala kesederhanaannya, mengandung makna-makna kemanusiaan yang paling mendalam: penghormatan terhadap pilihan anak-anak, pentingnya kebersamaan keluarga, dan harapan akan masa depan yang manis. Tradisi yang indah ini menunjukkan bagaimana orang Iran mampu menjadikan bahkan momen-momen paling sederhana dalam kehidupan sebagai kesempatan untuk menciptakan keakraban dan mengabadikan kenangan yang abadi.
Namun kisah tentang gula tidak berhenti di situ. Dalam tradisi qand-sabi pada upacara akad nikah, yang dilakukan saat pembacaan khutbah, simbol manis ini memperoleh makna yang lebih dalam. Dalam ritual lembut ini, dua perempuan memegang sofreh (nampan pernikahan) sementara seorang perempuan lain menggosok sepotong kecil gula batu di atas kepala pengantin pria dan wanita, sehingga butiran gula jatuh sebagai tanda manisnya cinta dan kebahagiaan. Gerakan halus ini sesungguhnya merupakan doa panjang dan simbolis: harapan akan takdir yang manis, tutur kata yang indah, serta akhlak yang baik bagi kedua mempelai.
Tradisi-tradisi yang tampak sederhana ini sesungguhnya mencerminkan kebijaksanaan kolektif dan kedalaman emosional budaya Iran, yang berusaha menegakkan fondasi kehidupan bersama di atas doa-doa baik, rasa hormat, dan harapan manis. Kenangan dari momen-momen ini diabadikan dalam jalinan kehidupan pasangan muda. (MF)