Tsunami Kebohongan Trump yang Terus Membesar
(last modified Mon, 03 Aug 2020 08:19:21 GMT )
Aug 03, 2020 15:19 Asia/Jakarta

Donald Trump dilaporkan telah membuat 20.000 klaim sesat atau keliru, selama menjabat sebagai Presiden Amerika Serikat sejak awal 2017.

Berdasarkan laporan The Washington Post, Trump mencapai angka tersebut pada 9 Juli 2020, saat dalam sehari dia membuat sebanyak 62 klaim.

Citra Trump sebagai seorang kepala pemerintahan yang kerap mengeluarkan pernyataan-pernyataan tak berdasarkan fakta, memang sudah diketahui secara luas oleh publik. Bahkan, Twitter beberapa kali melabeli cuitan Trump dengan keterangan bahwa yang disampaikan dia berisi informasi menyesatkan.

Menurut laporan The Washington Post, awalnya para stafnya membuat database berisi semua pernyataan Trump selama 100 hari pertama dia menjabat sebagai Presiden AS.

Selama kurun waktu tersebut, staf yang mengecek fakta menemukan ada 492 klaim sesat atau keliru. Rata-rata ada lima klaim sesat yang dikeluarkan Trump per harinyas.

Berikutnya, mereka melanjutkan mencatat setiap pernyataan yang dilontarkan Trump, baik saat melakukan konferensi pers, rali, tampil di televisi, maupun melalui media sosial. Saking banyaknya, para staf menyebut ini sebagai "tsunami kebohongan yang terus membesar dan membesar".

Berdasarkan catatan itu, hampir separuh dari klaim sesat Trump dikeluarkan ketika melakukan wawancara dengan pembawa acara Sean Hannity di Fox News. Sejak Trump berkampanye untuk mencalonkan diri sebagai presiden, Fox News memang menjadi stasiun berita andalan orang nomor satu di Amerika Serikat itu.

Beberapa klaim sesat yang dikeluarkan, saat Trump menjadi tamu di media tersebut antara lain adalah mendapatkan "dukungan dahsyat" dari warga Afrika-Amerika, dan menuding Barack Obama dan Joe Biden mematai-matai kampanyenya pada 2016. The Washington Post pun menilai gelombang klaim sesat tersebut adalah sesuatu yang konyol.

"Gagasan bahwa Trump akan melampaui 20.000 klaim sebelum dia menyelesaikan periode pertama [sebagai presiden] tampak konyol saat Pengecek Fakta memulai proyek ini," tulis editor dan penulis Glenn Kessler, dan pengecek fakta Salvador Rizzo dan Meg Kelly.

Dalam kurang lebih 14 bulan terakhir, ada sejumlah peristiwa besar yang terjadi di Amerika. Mulai dari pemakzulan Trump oleh DPR, pandemik COVID-19, hingga protes Black Lives Matter yang diawali tuntutan keadilan atas kematian laki-laki kulit hitam George Floyd.

Selama itu juga, pencari fakta mencatat Trump mengeluarkan rata-rata 23 klaim sesat atau keliru per hari. Kemudian yang tak kalah mengejutkan, sepanjang pandemik berlangsung sejak Januari, Trump telah membuat hampir 1.200 kebohongan dan klaim sesat mengenai COVID-19, termasuk kemampuan tes AS.

Sebagai contoh, Trump berbohong bahwa AS memiliki catatan tes COVID-19 terbaik di dunia. Ini adalah klaim yang sudah dibantah para pakar kesehatan. Kemudian, dia juga berbohong perekonomian AS dalam kondisi terbaik. (RA)

Tags