Saat Komunitas Internasional Bungkam atas Kejahatan Taliban
-
Milisi Taliban di Afghanistan
Taliban di bawah bayang-bayang kebungkaman masyarakat internasional merebut kontrol sebagian wilayah utara dan timur laut Afghanistan dan milisi ini kembali melakukan kejahatan terbaru.
Berbagai laporan yang ada menunjukkan aksi destruktif luas instansi pemerintah, infrastruktur, pusat perdagangan dan pemukiman warga oleh Taliban dalam beberapa pekan terakhir.
Kerugian dan korban luas akibat serangan Taliban ke berbagai wilayah Afghanistan selama beberapa pekan terakhir mengingatkan serangan mengerikan milisi ini dalam di dekade 90-an abad lalu.

Di saat berbagai laporan menyebutkan pertempuran dan perampokan rumah serta toko-toko oleh kelompok teroris Taliban di distrik-distrik yang diduduki, aparat keamanan pemerintah dengan bantuan pasukan relawan rakyat dan tanpa bantuan pasukan asing, melawan serangan Taliban.
Di kondisi seperti ini, Presiden AS Joe Biden hari Jumat (25/6/2021) saat bertemu dengan Presiden Afghanistan, Ashraf Ghani dan Abdullah Abdullah di Gedung Putih tanpa mengisyaratkan warisan buruk Washington di Kabul, yakni penanaman benih-benih kemunafikan dan konfrontasi di negara ini mengatakan, "Rakyat Afghanistan harus memutuskan sendiri masa depannya."
Sementera itu, Ghani di pertemuan ini mengatakan, pasukan keamanan Afghanistan hari Jumat berhasil merebut kembali enam distrik dari tangan Taliban. Ia menandaskan, dirinya menghormati keputusan Biden menarik pasukan Amerika Serikat.
Usai pertemuan tersebut, Ghani kepada wartawan mengatakan adalah tugas Kabul untuk mengelola konsekuensi dari tindakan ini.
Ketua Dewan Rekonsiliasi Nasional Abdullah Abdullah yang menyertai Presiden Ashraf Ghani di kunjungan ini, usai pertemuan tersebut kepada Reuters mengatakan, dialog internal untuk menemukan solusi politik bagi friksi yang ada tidak berhenti, kecuali Taliban keluar dari perundingan. "Saya pikir kita tidak seharusnya menutup pintu, kecuali Taliban sendiri yang menutupnya secara penuh. Kami tidak dapat mengatakan tidak terkait perundingan ketika tidak ada kemajuan yang dicapai atau ketika ada bentrokan di lapangan," papar Abdullah Abdullah.
Kunjungan Ashraf Ghani dan Abdullah Abdullah ke Amerika terjadi ketika proses perdamaian terhenti dan di Afghanistan terjadi kerusuhan. Aparat keamanan Afghanistan tengah melawan Taliban untuk menghentikan laju milisi ini dan ancaman serangan mereka ke pusat-pusat sejumlah negara bagian. Reuters mengutip sejumlah sumber menyatakan bahwa kondisi di Afghanistan sangat parah dan selama pasukan koalisi Amerika masih berada di negara ini, Ashraf Ghani diminta untuk mengambil langkah lebih besar untuk meningkatkan represi kepada pemberontak.
Krisis akibat serangan Taliban dan kekhawatiran serius terkait bahwa kubu Islam radikal akan kembali berkuasa di negara ini mulai meningkat. Dua dekade setelah pasukan koalisi AS bercokol di Afghanistan, kini ada ketakutan bahwa milisi bersenjata ini akan semakin kuat.
Bentrokan antara teroris Taliban dan pasukan pemerintah Afghanistan berlanjut ketika pejabat tinggi Afghanistan melakukan perjalanan ke Amerika Serikat, dan beberapa distrik lainnya jatuh. Taliban menguasai distrik Shinwari dan Siahgerd di provinsi itu pada hari Jumat setelah penarikan pasukan tentara, kata kantor berita Ofoq Afghanistan mengutip sumber-sumber lokal di provinsi Parwan.

Bentrokan di Lembah Ghorband telah berlangsung selama tiga hari terakhir, dan jalan raya Ghorband menuju Bamiyan telah diblokir. Mohammad Nader Saeedi, seorang anggota dewan provinsi Faryab, mengatakan kepada Ofoq pada hari Sabtu bahwa distrik Andkhoy di provinsi itu telah jatuh ke tangan Taliban lagi setelah dibebaskan oleh pasukan pemerintah kemarin. Pasukan pemerintah dikatakan telah menimbulkan banyak korban dalam serangan udara di markas Taliban di daerah Siahgerd.
Berbagai laporan juga menyebutkan terjadinya bentrokan senjata dan perampokan rumah serta toko-toko oleh Taliban di distrik-distrik yang diduduki. Selama beberapa pekan terakhir puluhan distrik di berbagai negara bagian Afghanistan jatuh ke tangan Taliban dan sejumlah distrik berhasil direbut kembali tentara pemerintah.