Sistem Pertahanan Udara “Ya Zahra" dan “Herz-9”
Dalam perang modern, sistem pertahanan udara memainkan peran penting untuk melawan ancaman udara. Sistem pertahanan udara Iran yaitu, “Ya Zahra” dan “Herz-9” efektif untuk melawan ancaman pada ketinggian rendah.
Ancaman udara yang terus meningkat di berbagai level serta kebutuhan untuk melindungi fasilitas dan aset-aset penting, telah menyebabkan munculnya rancangan dan konstruksi berbagai sistem pertahanan untuk menanggapi ancaman udara.
Ancaman udara pada ketinggian rendah mulai mendapat perhatian serius setelah drone berkembang pesat, terutama drone bunuh diri dan juga rudal jelajah yang terbang rendah. Di sini, ada kebutuhan mendesak untuk mengembangkan sistem pertahanan udara untuk melawan ancaman pada ketinggian rendah, dan Iran mengambil langkah-langkah besar di bidang ini.
Sistem Pertahanan Udara Ya Zahra
Setelah Perang Pertahanan Suci, sistem pertahanan ketinggian rendah FM-80, yang merupakan versi Cina dari sistem pertahanan udara Crotale Prancis, dibeli oleh Iran. Pada tahun-tahun berikutnya, para insinyur Iran berhasil melakukan rekayasa ulang dan meningkatkan kemampuan sistem tersebut. Sistem pertahanan udara Ya Zahra adalah hasil dari proyek ini.
Produksi massal sistem pertahanan udara Ya Zahra resmi dimulai pada 27 Januari 2013. Menteri Pertahanan Iran waktu itu, Brigadir Jenderal Ahmad Vahidi mengatakan bahwa Ya Zahra adalah sistem rudal bergerak yang dapat digunakan di lokasi mana pun dan terhubung ke jaringan pertahanan udara yang terintegrasi.
“Sistem ini punya kemampuan untuk menyerang dan menghancurkan beberapa target secara bersamaan, kecepatan operasional yang tinggi, dan pelacakan yang sepenuhnya otomatis,” jelasnya.
Kemampuan operasional sistem ini telah divalidasi oleh Angkatan Udara Republik Islam Iran (IRIAF) selama latihan pertahanan udara pada November 2012. Komandan Pangkalan Pertahanan Udara Khatam al-Anbia, Brigadir Jenderal Farzad Esmaeli mengatakan sistem tersebut dirancang dan diproduksi untuk memenuhi kebutuhan domestik.
Sistem pertahanan dengan kemampuan mengidentifikasi, melacak, dan menghancurkan target udara seperti, pesawat musuh, helikopter, dan drone jarak pendek ini merupakan salah satu sistem paling sukses di kelasnya.
Sistem pertahanan udara Ya Zahra dapat digunakan dalam situasi apa pun. Sistem ini mampu menyerang beberapa target dan menghancurkannya secara bersamaan, beroperasi dengan kecepatan tinggi, dan melacak target secara otomatis. Ia juga punya kemampuan untuk mengidentifikasi target aktif dan pasif.
Sistem ini menggunakan radar tunggal Skyguard untuk mendeteksi target, yang memiliki jangkauan hampir 20 kilometer. Ia mampu mendeteksi 30 target secara bersamaan dan melacak 12 target.
Spesifikasi rudal yang disebut Shahab-e-Saqeb, yang dipasang untuk sistem pertahanan udara Ya Zahra adalah sebagai berikut: Panjang: 2,93 meter. Berat: 85 kilogram. Kecepatan: 750 meter per detik. Jangkauan: 8.600 meter terhadap target dengan kecepatan 400 meter per detik atau 10 kilometer terhadap target dengan kecepatan 300 meter per detik dan 11 kilometer terhadap helikopter. Kecepatan maksimum: 440 meter per detik.
Shahab-e-Saqeb adalah rudal pertahanan untuk ketinggian rendah yang dirancang oleh industri pertahanan Iran. Rudal pertahanan ini dibangun untuk memusnahkan beragam target di ketinggian rendah.
Sistem Pertahanan Udara Herz-9
Versi terbaru dari sistem Ya Zahra yang disebut Ya Zahra-3 atau Herz-9 memiliki kemampuan yang luar biasa dan lebih canggih dari versi aslinya. Sistem tersebut merupakan sistem pertahanan bergerak yang dipasang di atas truk.
Pada Mei 2013, Kementerian Pertahanan Republik Islam Iran mengumumkan bahwa mereka telah melakukan produksi massal sistem pertahanan udara baru, yang disebut Herz-9.
Menurut Menhan Iran waktu itu, Brigjen Ahmad Vahidi, Herz-9 dapat mengidentifikasi dan menargetkan helikopter musuh, roket, dan pesawat tempur pada jarak rendah dan ketinggian rendah sekitar 8—12 kilometer.
“Sistem pertahanan udara bergerak ini menggunakan perangkat keras dan perangkat lunak komputer paling canggih dan sistem navigasi terbaru yang tersedia saat ini,” ujarnya. Brigjen Vahidi menggarisbawahi bahwa sistem Herz-9 memiliki waktu persiapan kurang dari 2 menit.
Tentu saja, dalam sistem ini, jumlah rudal telah dikurangi dari empat unit di sistem pertahanan udara Ya Zahra menjadi dua unit. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan manuver sistem di medan tempur. Rudal yang digunakan untuk sistem ini berjenis sama yaitu rudal Shahab-e-Saqeb.
Berbeda dengan sistem Ya Zahra, sistem Herz-9 merupakan sistem pasif. Kepasifan suatu sistem pertahanan memiliki banyak keuntungan, salah satunya yang terpenting adalah musuh tidak dapat mengenalinya sebelum misil ditembakkan.
Sistem Herz-9 juga sepenuhnya tahan terhadap perangkat perang elektronik dan musuh tidak dapat mengganggunya. Fitur taktis ini meningkatkan kemungkinan rudal mengenai target yang ingin ditembak.
Sistem ini dibekali dengan berbagai macam sensor elektro-optik yang membantu sistem berfungsi dengan baik di segala kondisi cuaca dan peperangan elektronik. Selain sensor pelacakan video dan termal, ia juga dilengkapi dengan laser detektor jarak yang berfungsi untuk meningkatkan efisiensi sistem dalam berbagai kondisi cuaca. (RM)