Rahbar: Republik Islam Berdiri di atas Pengorbanan Syuhada
-
Pertemuan Ayatullah Khamenei dengan keluarga syuhada
Sejarah bangsa-bangsa dunia tidak bisa dilepaskan dari peran para pahlawan yang telah berkorban dengan tetesan darahnya sendiri. Tanpa pengorbanan mereka tidak mungkin berdiri sebuah bangsa dan negara. Dalam literatur Islam mereka disebut sebagai syahid.
Masalah ini ditegaskan Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran dalam pertemuan dengan keluarga syuhada perang Pertahanan Suci, pembela Makam Suci Ahlul Bait dan penjaga teritorial negara. Ayatullah Khamenei dalam pertemuan yang berlangsung hari Rabu (12/12) menjelaskan urgensi menjaga semangat keberanian dan kesyahidan di kalangan generasi muda Iran.
Ayatullah Khamenei menyerukan semua kalangan, terutama para pemuda supaya mewaspadai konspirasi musuh, lebih khusus AS dan rezim Zionis terhadap bangsa Iran. Walaupun demikian, musuh hingga kini tidak berhasil mewujudkan tujuannya.
"Kita lebih kuat dari mereka, karena hingga kini mereka tidak bisa berkutik menghadapi Republik Islam, demikian juga selanjutnya," tegas Ayatullah Khamenei. Statemen Rahbar ini menegaskan pernyataan Imam Khomeini bahwa bangsa yang memiliki spirit kesyahidan tidak pernah bisa ditawan atau dikuasai pihak lain.
Realitasnya perjalanan Republik Islam Iran selama empat dekade bergerak menuju perbaikan dan penyempurnaan. Meskipun hambatan dan rintangan tetap datang silih berganti, termasuk yang terbaru serangan teroris di berbagai kota di Iran yang semakin masif dalam beberapa tahun terakhir. Tapi semua itu bisa dipatahkan karena Iran menjunjung tinggi nilai-nilai perjuangan dan pengorbanan, serta menjaga spirit kesyahidan.
"Pesan Syuhada adalah pesan kemanusiaan. Kita harus memperbaiki telingan ini supaya mendengar pesan ini; sebagian tidak mendengar pesan syuhada, padahal al-Quran surat Al Imran ayat 170 menjelaskan, bahwa pesan yang dibawa para syuhada adalah pesan yang kegembiraan, bukan kesedihan maupun berita duka," ujar Rahbar.
"Bangsa yang menyambut bahaya dengan kesyahidan di jalan Tuhan, dan menilainya sebagai sebuah prinsip keberhasilan besar, maka tidak akan ada satu kekuatanpun yang bisa menghadapinya. Bangsa itu senantiasa akan menjadi pemenang," tegas Rahbar.
Ayatullah Khamenei menekankan, "Iran Islami dengan independensinya, dengan ketegarannya menimbulkan permusuhan pengincar dunia yang ingin menguasai Iran dan mendudukinya; Mereka menghendaki Iran saat ini seperti Iran sebelum Revolusi Islam yang dikuasai seluruh bidangnya, seperti negara-negara lemah lainnya hari ini. Lihatlah bagaimana mereka berteman dengan sebuah negara, tapi hartanya dijarah. Bahkan mengatakan bahwa mereka seperti sapi perahan yang diambil susunya. Mereka ingin bangsa terhormat dan besar ini, Iran yang menjulang tinggi ini, bangsa pemberani ini, menjadi negara yang berada dalam dikte mereka. Tapi tujuan mereka tidak tercapai, dan selamanya tidak akan terwujud,".
Rahbar juga menyinggung manuver dan pergerakan Amerika dalam dua tahun terakhir khususnya penerapan sanksi dari segala penjuru dan bantuannya kepada musuh-musuh Iran. Ayatullah Khamenei menyebut seluruh konspirasi mereka sudah terungkap. Ia menegaskan, target mereka adalah menciptakan dualisme, perpecahan dan perang antarkelompok di Iran dengan memanfaatkan sanksi dan gangguan keamanan, dan mereka memprovokasi sebagian orang untuk turun ke jalan dan menamainya "Musim Panas yang Membakar", namun sebaliknya musim panas tahun ini merupakan salah satu yang terbaik.
Ayatullah Khamenei menggarisbawahi statemen pejabat Amerika yang mengatakan bahwa Republik Islam Iran tidak akan pernah sampai pada usia 40 tahun.
"Bangsa Iran berdiri dengan kekuatan penuh dan berkat bantuan Ilahi, pada 22 Bahman nanti akan memperingati 40 tahun kemenangan Revolusi Islam jauh lebih meriah dari tahun-tahun sebelumnya," imbuh Rahbar.
Ayatullah Khamenei menganggap rezim Zionis Israel dan para penguasa kawasan sebagai sekutu Amerika dalam konspirasi dan permusuhan terhadap rakyat Iran.
"Akan tetapi kami lebih kuat dari mereka, karena hingga kini mereka tidak mampu melakukan apapun terhadap Republik Islam Iran dan ke depan pun tidak akan bisa melakukan apapun," ujarnya.
Para pemuda revolusioner Iran dengan menjaga spirit perjuangan dan pengorbanannya sebagaimana generasi awal Revolusi Islam, mengerahkan seluruh kekuatan mereka untuk kemajuan bangsa dan negara. Berlanjutnya nilai-nilai spiritulitas yang terus terjaga hingga kini menyebabkan Republik Islam berhasil mengatasi berbagai serangan dan konspirasi musuh yang datang bertubi-tubi.
Ayatullah Khamenei menegaskan dua poin penting dalam pidatonya. Pertama, mimpi musuh untuk menguasai kembali bangsa Iran tidak akan pernah tercapai. Kedua, urgensi perlawanan tanpa henti dan spirit kesyahidan yang harus terus-menerus dijaga dan dipelihara.
Berkaitan dengan masalah ini, Ayatullah Khamenei mengungkapkan, "Bangsa Iran akan terus siaga. Ketika AS mengatakan di tahun 1397 Hs melakukan ini dan itu, bisa jadi tipuan. Bisa saja mereka lakukan tindakan luar biasa di tahun 1397 hs, dan merancang skenario baru untuk tahun depan. Tapi semua elemen bangsa harus siaga. Meskipun plot musuh terbongkat, tapi tetap saja harus waspada. Sebab, AS musuh licik yang akan melakukan penipuan di tahun depan sebagaimana terjadi di tahun 1397 H,".
Ayatullah Khamenei di bagian lain pidatonya menyinggung persekongkolan yang dilakukan Arab Saudi dengan musuh Islam, dan kejahatannya yang dilakukan dengan dukungan AS di Yaman. Rahbar mengatakan, "Kejahatan mereka untuk menguasai Yaman yang dilakukan terhadap rakyat tertindas Yaman akan menjadi bumerang bagi mereka sendiri. Kini sekitar empat tahun, mereka melakukan kejahatan di Yaman; mereka mengira selama beberapa hari atau paling lama sepekan bisa mengusai Yaman dan memegang kendali kekuasaan di negara itu. [Tapi faktanya] selama empat tahun gagal. Semakin lama berlalu, kegagalannya semakin terlihat, dan dampaknya kian terasa,"
Ayatullah Khamenei menilai perbuatan yang dilakukan Rezim Al Saud bukan contoh dari sikap keras terhadap kafir yang ditegaskan dalam al-Quran, tapi sebaliknya, menunjukkan sikap keras terhadap sesama Muslim sendiri.
Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran di akhir statemennya menekankan bahwa bangsa Iran harus waspada terhadap kondisi yang terjadi saat ini, dan berkat perjuangan para syuhada akan menang dan berjaya. "Kini, di dunia yang sedang diterpa badai regional dan internasional, sebagaimana badai yang melanda Eropa dan Perancis, tapi bangsa Iran berhasil selamat berkat Islam berada kapal aman kecintaan terhadap Ahlul Bait dan Islam. Kemenangan menjadi milik bangsa ini," pungkas Ayatullah Khamenei.(PH)