Inovasi dan Prestasi Baru Iran (9)
Vaksin dan Kit Tes Covid-19 Segelintir negara dunia telah berhasil membuat vaksin Corona, termasuk Republik Islam Iran, dan negara ini sekarang bergabung dalam kelompok negara produsen vaksin Covid-19. Pemimpin Besar Revolusi Islam, Ayatullah Sayid Ali Khamenei bahkan menerima suntikan vaksin buatan dalam negeri.
Vaksin ini, yang merupakan hasil dari jerih payah para peneliti dan ilmuwan muda Iran, baru-baru ini memperoleh izin penggunaan untuk umum. Dengan demikian, Iran menjadi salah satu dari enam negara penghasil vaksin Corona di dunia.
Setelah menerima suntikan vaksin, Pemimpin Besar Revolusi Islam berterima kasih kepada semua pihak yang terlibat, yang dengan pengetahuan, pengalaman, dan tindakan nyatanya, telah memberikan kehormatan nasional dan wibawa kepada negara.
Menurut Menteri Kesehatan Iran, sebuah kelompok khusus telah dibentuk untuk mendaftarkan data ilmiah dari berbagai vaksin yang diproduksi di Iran sehingga dokumen ilmiah ini dapat diberikan ke organisasi-organisasi internasional.
Di bidang penanganan Covid-19, para peneliti Iran dari perusahaan berbasis sains berhasil menciptakan kit pendeteksi Corona dengan akurasi hampir 100% yang mampu mendeteksi berbagai varian virus Covid 19.
Kit tes Corona baru ini mampu membedakan varian-varian penting, yang bekerja mendeteksi tiga varian virus secara bersamaan. Alat ini dapat mendeteksi varian Inggris, Brasil, Afrika Selatan, dan India.
Varian atau perubahan genetik virus biasa terjadi dan sudah diprediksi. SARS-CoV-2, virus penyebab Covid-19, muncul secara alami, dan perubahan materi genetik virus terjadi seiring waktu, yang dikenal sebagai mutasi. Varian terjadi ketika muncul beberapa mutasi signifikan pada virus.
Varian-varian ini menjadi mengkhawatirkan ketika mereka mempengaruhi penyebaran penyakit, tingkat keparahan penyakit, mempengaruhi tes yang digunakan untuk mendeteksi virus, vaksin, dan perawatan.
Kit tes Covid-19 buatan Iran ini memiliki sensitivitas dan akurasi hampir 100% dalam membedakan varian Inggris dari varian klasik virus. Kit ini telah diproduksi dan disetujui oleh Badan Obat dan Makanan Kementerian Kesehatan Iran. Kit buatan ini 10 kali lebih sensitif dalam hal mendeteksi varian baru virus Corona dibandingkan dengan kit yang tersedia di pasaran.
Pengobatan Kanker
Imunoterapi atau imun-onkologi (IO) adalah salah satu metode untuk melawan semua jenis kanker. Tetapi menghilangkan tumor kanker dengan cara ini mungkin memiliki efek buruk pada tubuh.
Dokter Ali Ashkar, seorang peneliti Iran di Universitas McMaster Kanada, telah mengembangkan metode baru terapi berbasis imunoterapi, yang bekerja untuk memperkuat berbagai jenis sel kekebalan tubuh. Peneliti Iran ini menggunakan metode imunoterapi baru yang disebut CAR-NK untuk membunuh tumor kanker payudara.
Tumor kanker biasanya mencegah dirinya terdeteksi dengan mengelabui sistem kekebalan tubuh, tetapi metode imunoterapi baru mencegah sistem kekebalan membuat kesalahan. Sebelumnya, imunoterapi CAR-T dipakai untuk memperkuat sel imun untuk menyerang tumor. Metode ini berguna untuk mengobati leukemia, tetapi tidak membunuh tumor.
Metode baru imunoterapi, CAR-NK menggunakan sel imun yang disebut sel NK untuk menargetkan tumor. Menurut Dokter Ashkar, sel NK lebih pintar dan hanya menyerang sel tumor kanker. Mereka dapat mengidentifikasi sel-sel sehat dalam tubuh secara lebih akurat dan mencegahnya dari serangan.
Keefektifan metode baru imunoterapi dalam membunuh tumor kanker payudara telah berhasil dibuktikan di laboratorium. Minimnya kerusakan sel-sel sehat dalam proses ini telah memberikan harapan bagi para dokter. Tentu saja, pengobatan ini masih harus diuji pada hewan dan kemudian pada manusia.
Warm Mix Asphalt (WMA)
Warm Mix Asphalt (WMA) telah menarik perhatian di industri aspal sebagai pilihan yang ramah lingkungan dan berkelanjutan. WMA akan mengurangi konsumsi energi dan pada saat yang sama juga mengurangi jumlah uap air dan emisi gas rumah kaca selama proses pencampuran aspal dibandingkan dengan jenis saat ini.
Namun, kelembaban tinggi dan penuaan aspal membuat WMA berusia lebih pendek di jalan raya. Untuk alasan ini, sekelompok peneliti bersama dengan dua peneliti Iran dalam studi baru menunjukkan bahwa penggunaan nanopartikel silika pirogenik dapat meningkatkan kinerja WMA sehingga dapat berumur lebih lama di jalan.
Para peneliti di Universitas Swansea di Inggris dan Universitas Teknik Braunschweig di Jerman, bekerja sama dengan Goshtasb Cheraghian dan Sajjad Kian, telah mengidentifikasi kemampuan nanopartikel silika pirogenik (FSN), yang dapat digunakan sebagai perekat anti-penuaan, yang tidak hanya membantu mengurangi suhu, tetapi juga sebagian besar mengatasi sensitivitas yang disebabkan oleh kelembaban.
Menurut Goshtasb Cheraghian, peneliti senior di Universitas Braunschweig Jerman, penelitian ini akan mengatasi kekurangan yang dimiliki oleh teknologi WMA. FSN sebagai bahan yang hemat biaya dan tidak beracun adalah pilihan ideal yang dapat berdampak besar pada perlindungan aspal dalam teknologi WMA.
Selain itu, temuan mereka tentang konsep interaksi molekuler antara nanopartikel dan pengikat aspal dapat membuka jalan baru untuk penggunaan nanoteknologi dalam rekayasa aspal.
Menurut Sajjad Kian, peneliti lain studi ini, di masa depan, metode ini dapat digunakan untuk mengembangkan aspal yang memiliki umur lebih lama di jalan dengan mengurangi emisi gas rumah kaca. (RM)