Feb 27, 2022 11:04 Asia/Jakarta
  • Lintasan Sejarah 27 Februari 2022
    Lintasan Sejarah 27 Februari 2022

Hari ini Minggu, 27 Februari 2022 bertepatan dengan 25 Rajab 1443 Hijriah atau menurut kalender nasional Iran tanggal 8 Isfand 1400 Hijriah Syamsiah. Berikut kami hadirkan beberapa peristiwa bersejarah yang terjadi hari ini.

Imam Musa Al-Kazhim Gugur Syahid

1260 tahun yang lalu, tanggal 25 Rajab 183 HQ, Imam Musa al-Kazhim as, keturunan suci Rasulullah generasi kedelapan, gugur syahid di dalam penjara Dinasti Abbasiah.

Syahadah Imam Musa Kadhim as

Imam Musa as lahir pada tahun 128 Hijriah di Abwa', sebuah daerah di antara Mekah dan Madinah. Ketika Imam Musa berusia 20 tahun, ayah beliau, yaitu Imam Shadiq as, gugur syahid dan sejak saat itu, beliau mengemban tampuk keimamahan dan kepemimpinan kaum Muslimin. Selama 35 tahun periode keimamahan beliau, berbagai kesulitan dan tantangan berat silih berganti datang menghadang.

Selama itu pula, periode perkembangan keilmuan dan peradaban Islam mencapai kegemilangannya. Melalui para ilmuwan, ahli fiqih, dan ahli agama yang menjadi murid-murid Imam Musa as, keilmuan dan pemahaman Islam tersebar ke berbagai penjuru dunia.

Ketinggian kedudukan Imam Musa di tengah kaum Muslimin, membuat Khalifah Harun al-Rasyid, dari Dinasti Abbasiah yang berkuasa pada zaman itu, merasa kedudukannya terancam. Dia lalu menangkap dan memenjarakan Imam Musa as. Akhirnya, pada tahun 183 Hijriah, Imam Musa diracun atas perintah Harun al-Rasyid dan gugur syahid.

Salah satu di antara hadis-hadis Imam Musa as berbunyi, "Cara terbaik untuk mendekati Tuhan adalah dengan mengenal-Nya, kemudian mendirikan shalat, berbuat baik kepada orang tua, serta meninggalkan sikap hasud dan sombong.”

Meninggalnya Ayatullah Sayid Ali Kouh Kamareh-i

81 tahun yang lalu, tanggal 8 Isfand 1319 HS, Ayatullah Sayid Ali bin Sayid Ali Naqi Kouh Kamareh-i meninggal dunia dan dikuburkan di komplek pekuburan suci Fathimah Maksumah as di kota Qom.

Ayatullah Kouh Kamareh-i lahir di kota Tabriz dan menyelesaikan tingkat dasar dan menengah pendidikan agama di kota kelahirannya dan setelah itu, untuk melanjutkan studinya, Ayatullah Sayid Ali Khouh Kamareh-i pergi ke hauzah ilmiah Najaf, Irak.

Di Najaf beliau belajar kepada guru-guru besar seperti Mirza Habibollah Rashti, Mulla Muhammad Fadhil Irawani dan Mulla Muhammad Fadhil Sharabyani. Setelah belajar bertahun-tahun di Najaf beliau mencapai derajat keilmuan yang tinggi.

Ayatullah Sayid Ali Kouh Kamareh-i kemudian kembali ke kota kelahirannya dan melaksanakan kewajiban agamanya. Ayatullah Sayid Ali Kouh Kamareh-i adalah ayah dari marji besar Syiah Ayatullah al-Udzma Sayid Muhammad Hojjat Kouh Kamareh-i.

Image Caption

Kereta di India Terbakar

20 tahun yang lalu, tanggal 27 Februari 2002, sebanyak 59 penumpang tewas saat kereta Sabarmati Express yang membawa ratusan peziarah Hindu terbakar di Gujarat, India.

Peristiwa ini memicu kerusuhan yang menimbulkan banyak korban jiwa. 

Kereta naas tersebut baru saja meninggalkan stasiun Godhra di bagian barat India, saat api mulai membakar sejumlah gerbongnya. Ratusan penumpangnya yang mayoritas adalah peziarah yang baru kembali dari kota Ayodhya langsung panik dan berusaha keluar melalui jendela.

Peristiwa mengenaskan tersebut terjadi saat kondisi negara bagian Gujarat tengah memanas. Beberapa minggu sebelum kejadian, sekitar 14 ribu warga Hindu berkumpul di Ayodhya untuk membangun kuil di atas reruntuhan mesjid yang hancur akibat serangan kaum fundamentalis Hindu.

Rencana pembangunan kuil tersebut ditentang warga Muslim Ayodhya yang menginginkan mesjid mereka dibangun kembali. Alhasil, sejumlah bentrokan pecah di beberapa kota Gujarat.

Kabar tewasnya peziarah Hindu dalam kebakaran kereta memicu kerusuhan lebih lanjut di Gujarat. Akibatnya, pemerintah menutup sejumlah sekolah dan pasar serta memberlakukan jam malam.

Kerusuhan yang pecah pasca kebakaran kereta tersebut menewaskan tidak kurang dari 1.000 warga Gujarat. Untuk menenangkan keadaan, pemerintah India membentuk tim penyelidik khusus yang diketuai hakim agung India saat itu, Umesh Chandra Banerjee.

Pada bulan Januari 2005, tim penyelidik merilis hasil temuannya yang menyimpulkan kebakaran terjadi akibat ketidak-sengajaan, dan bukan karena ulah kelompok Muslim.  Hal ini dengan sendirinya membatalkan tuduhan pihak kepolisian yang menyalahkan kelompok Muslim sebagai pelaku pembakaran.