Apr 07, 2022 19:24 Asia/Jakarta
  • Pangkalan Militer AS di Afghanistan (Dok)
    Pangkalan Militer AS di Afghanistan (Dok)

Keamanan bagi setiap negara di level sistem internasional memiliki dua dimensi, dalam dan luar, yang pastinya kedua bidang ini tidak terpisahkan dan di banyak kasus memiliki hubungan langsung dan mendalam.

Asia Barat termasuk kawasan di mana pendekatan keduanya memiliki sisi urgen yang patut diperhatikan.

Posisi geopolitik Asia Barat dan cadangan minyaknya yang besar senantiasa menjadi obyek ketamakan kekuatan besar dunia. Oleh karena itu, kekuatan ini memiliki peran besar dan berpengaruh dalam mengobarkan ancaman keamanan. Faktanya, banyak ancaman keamanan di sektor ini di bagian Asia ini bersumber dari intervensi asing di kawasan.

Pembentukan dan aktivitas luas kelompok teroris yang selama satu dekade terakhir membuat banyak negara kawasan menghadapi ancaman disintegrasi dan keruntuhan total, serta memaksa Asia Barat tenggelam dalam kekerasan dan perang saudara adalah hasil dari intervensi dan dukungan kekuatan transregional.

Proses ini menunjukkan bahwa negara-negara kawasan ini selain menghadapai ancaman internal, juga menghadapi ancaman serius di sekitarnya dan kekuatan hegemoni juga ambil bagian menciptakan ancaman ini dengan mengobarkan krisis dan instabilitas.

Pengungsi Afghanistan

Kebijakan merusak intervensi yang dilancarkan selama beberapa tahun lalu telah mendorong berbagai krisis di kawasan tumbuh pesat. Meningkatnya krisis dan eskalasi friksi serta lemahnya politik, keamanan dan ekonomi khususnya di negara-negara yang memiliki potensi krisis di kawasan seperti Libya, Nigeria, Somalia, Afghanistan, Irak dan Suriah berujung pada munculnya berbagai kelompok radikal seperti Boko Haram, al-Qaeda, Daesh (ISIS) dan al-Shabab.

Republik Islam Iran, karena berbagai alasan dan bukti, dan mempertimbangkan peran kekuatan campur tangan dalam menciptakan krisis di kawasan, selalu menentang kehadiran dan keterlibatan kekuatan dan aktor supra-regional dalam urusan internal kawasan. Pengalaman tahun-tahun ini menunjukkan bahwa kehadiran militer negara-negara besar di kawasan tidak pernah mengarah pada penciptaan keamanan dan intervensi non-konstruktif mereka; telah membuat negara-negara ini menghadapi banyak masalah dan tantangan.

Jelas bahwa Asia Barat sebagai kawasan strategis dengan cadangan besar minyak dan gas, senantiasa menjadi sasaran ketamakan kekuatan besar. Oleh karena itu, berbagai kekuatan besar berusaha menciptakan struktur atau yang mereka sebut sistem regional sesuai dengan keinginannya dengan demi meraih kepentingan ilegal mereka. Membuat pangkalan militer di sejumlah negara kawasan termasuk langkah mereka untuk menebar pengaruhnya di kawasan, dan ini dengan sendirinya termasuk ancaman serius.

Republik Islam Irna meyakini bahwa melawan ancaman bersama dan menciptakan stabilitas serta keamanan berkesinambungan di kawasan membutuhkan pengambilan pendekatan defensif dengan partisipasi negara-negara kawasan serta mengejar sistem keamanan Asia yang berdasarkan pada ikatan ekonomi, politik dan budaya di kawasan.

Kebijakan strategis Iran di bidang ini adalah mencegah konflik dan krisis di kawasan. Iran mengejar pendekatan ini dengan mengawasi secara detail dan cerdas transformasi kawasan dan mengurai serta menganalisa proses fenomena, serta jika diperlukan mengambil langkah untuk mencegah ancaman.

Dalam hal ini, Republik Islam Iran memiilki prioritas keamanan khusus untuk melawan ancaman ini. Dengan demikian, tujuan seperti mendukung bangsa kawasan melawan kekerasan dan radikalisme, baik secara umum maupun khusus; Bantuan ke Irak dan Suriah di perang melawan terorisme dan mencegah maraknya ancaman kawasan, dapat dianggap sebagai prioritas keamanan Iran. Berdasarkan asumsi ini, prioritas pertama keamanan Iran adalah melawan aktivitas kelompok teroris.

Rahbar atau Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran, Ayatullah al-Udzma Sayid Ali Khamenei di pidatonya menyambut tahun baru Nowruz, seraya menekankan tujuan strategis kehadiran Iran di sejumlah negara kawasan, mengingatkan, "Kami tidak memaksa atau mencampuri urusan dalam negeri suatu negara. Mereka meminta bantuan, dan kami membantu, dan kami melakukannya dengan motivasi yang logis dan dengan perhitungan yang sangat bijaksana, dan bukan karena emosi."

Rahbar senantiasa mengingatkan fakta ini bahwa Amerika tidak mampu menjamin keamanan di kawasan, dan contoh nyatanya adalah pendudukan Afghanistan yang bukan saja membawa keamanan bagi rakyat negara ini, tapi maka membuat Kabul dililit berbagai friksi internal dan perang serta krisis.

Rahbar di pidatonya mengisyaratkan dampak buruk kehadiran Amerika di kawasan seperti instabilitas, kejahatan dan kerusakan. "Kehadiran Amerika di kawasan ini hanya meninggalkan kepada kita kejahatan dan kerusakan; Ia datang ke kawasan dan menciptakan kejahatan dan kerusakan. Di mana pun Amerika hadir, maka yang muncul ketidakamanan atau perang saudara, atau membentuk anasir jahat seperti Daesh."

Rahbar Ayatullah Khamenei

Faktanya Iran sebagai negara independen dan berpengaruh di kawasan strategis dan penuh krisis Asia Barat, seperti yang telah disinggung, memiliki berbagai perimbangan keamanan. Strategi utama kebijakan luar negeri Iran di kawasan terdiri dari dua elemen, menciptakan stabilitas dan ketenangan. Selama perdamaian, stabilitas dan keamanan dirampok dari negara-negara kawasan, dari sudut pandang Iran dianggap sebagai ancaman yang harus dilawan. Sekaitan dengan ini, Republik Islam Iran, senantiasa menentang kehadiran dan intervensi kekuatan dan pemain transregional di isu-isu dalam negeri negara kawasan dan hubungan mereka satu sama lain.