Lintasan Sejarah 11 April 2022
Hari ini Senin, 11 April 2022 bertepatan dengan 9 Ramadhan 1443 Hijriah atau menurut kalender nasional Iran tanggal 22 Farvardin 1401 Hijriah Syamsiah. Berikut kami hadirkan beberapa peristiwa bersejarah yang terjadi hari ini.
Ologh Beigh Wafat
590 tahun yang lalu, tanggal 9 Ramadan 853 HQ, Ologh Beigh, seorang cendekiawan besar di bidang astronomi, meninggal dunia.
Ologh Beigh dilahirkan di Iran dan kemudian diasuh oleh kakeknya, "Timur" yang menjadi pendiri Dinasti "Timurian".
Di antara karya Ologh Beigh yang penting adalah pendirian observatorium tiga tingkat di kota Samarkhand, tahun 828 Hijriah dan penyusunan jadwal penghitungan penanggalan dan kondisi perbintangan, yang dikenal dengan nama "Deviasi Ologh Beigh".
Singapura Miliki Pemerintahan Sendiri
65 tahun yang lalu, tanggal 11 April 1957, pemerintah Inggris akhirnya menyetujui pulau koloni mereka bernama Singapura untuk membentuk pemerintahan sendiri melalui perjanjian yang dilakukan di London.
Tahap akhir negosiasi selama empat minggu yang membahas kondisi Singapura tersebut diakhiri dengan penandatanganan perjanjian oleh kepala pemerintah koloni Singapura Lim Yew Hock dan sekretaris negara-negara koloni Inggris Alan Lennox-Boyd. Perjanjian itu sendiri baru akan mulai efektif pada 1 Januari 1958 dengan Inggris tetap menjalankan urusan luar negeri dan pertahanan.
Singapura baru benar-benar memiliki pemerintahan sendiri pada 1959 ketika pemilu dilaksanakan dan memilih Lee Kuan Yew sebagai perdana menteri pertama yang dilantik pada 5 Juni.
Upaya Kudeta Anti Revolusi Islam Iran Terungkap
39 tahun yang lalu, tanggal 22 Farvardin 1361 HS terungkap kudeta anasir anti revolusi untuk menggulingkan Republik Islam Iran.
Pasca kemenangan revolusi Islam Iran yang dipimpin oleh Imam Khomeini ra, para anasir anti revolusi dalam negeri dengan bimbingan dan dukungan musuh-musuh pemerintahan Islam, berkali-kali telah melakukan konspirasi untuk menggulingkan pemerintahan ini. Di antaranya adalah dengan menyusun kudeta tahun 1361 Hs.
Rencana kudeta ini dengan membunuh para pejabat level awal pemerintah kemudian pura-pura melakukan balas dendam menuntut pertumpahan darah mereka dengan bantuan kekuatan asing. Selain itu menghancurkan lembaga dan lambang revolusi dan kemudian berusaha menguasai pemerintahan Republik Islam.
Pada saat itu pasukan Republik Islam Iran yang siap mati di hari itu mendapatkan informasi bahwa gerakan konspirasi ini bertujuan menggulingkan Republik Islam. Dengan mengumpulkan data yang cukup antara lain kaset percakapan para pemimpin konspirasi dan mengenali jaringan kudeta secara lengkap, pada kesempatan yang tepat mereka menangkap para anggota asli dan berpengaruh operasi ini.