Kalam Hikmah (52): Imam Khomeini Menginginkan Perubahan
Imam Khomeini, secara spiritual, selain merupakan manusia yang menuntut perubahan, juga orang yang menciptakan perubahan.
Dalam menciptakan perubahan, perannya bukan hanya sebagai guru, ustad dan pengajar, tapi komandan yang terlibat di dalam operasi, dan pemimpin dalam arti yang sebenarnya.
Beliau, pada banyak bidang dan arena yang berbeda, menciptakan perubahan terbesar di era dan masanya, dan hari ini saya akan menjelaskan beberapa di antaranya.
Pertama, semangat menuntut perubahan sudah lama ada di dalam diri pria mulia ini. Semangat ini bukanlah sesuatu yang baru muncul pada dirinya di awal gerakan Islam tahun 1341 Hijriah Syamsiah (1962). Tidak, beliau adalah seorang yang menuntut perubahan sejak masa mudanya. Buktinya adalah catatan dan tulisan yang dibuat beliau di sekitar dekade 30-an usia beliau, di kantor Almarhum Vaziri Yazdi, dan Almarhum Vaziri menunjukkan kepada saya tulisan tangan beliau itu yang kemudian diterbitkan, dan dimiliki banyak orang.
Dalam tulisan itu, beliau mengutip ayat mulia “قُل إِنَّما أَعِظُکُم بِواحِدَةٍ أَن تَقوموا لِلَّهِ مَثنىٰ وَ فُرادىٰ”, “Katakanlah, ‘Sesungguhnya aku hendak memperingatkan kepadamu suatu hal saja, yaitu supaya kamu menghadap Allah (dengan ikhlas) berdua-dua atau sendiri-sendiri.”
Beliau mengajak masyarakat untuk bangkit karena Allah Swt. Ada semangat semacam itu dalam dirinya.
Beliau menerapkan semangat ini, dan seperti yang saya sebutkan, beliau menciptakan perubahan. Beliau terjun langsung dalam masalah perubahan di lapangan, bukan hanya berbicara dan memerintah.