Jul 21, 2022 12:17 Asia/Jakarta
  • Ayatullah al-Udzma Sayid Ali Khamenei, Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran
    Ayatullah al-Udzma Sayid Ali Khamenei, Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran

Ayatullah al-Udzma Sayid Ali Khamenei, Pemimpin Besar Revolusi Islam dalam pidatonya berkali-kali menjelaskan persyaratan dan kebutuhan akan keamanan, seraya menekankan bahwa tujuan dari kebijakan "kekuatan pencegah negara Islam" adalah untuk mencegah gagasan serangan terhadap Iran oleh kekuatan arogan internasional.

Ayatullah Khamenei menjelaskan bahwa musuh harus tahu bahwa jika mereka berpikir untuk menyerang Iran, mereka akan menghadapi reaksi keras. Karena mungkin mereka yang memulai, tetapi mereka tidak akan menjadi yang mengakhiri.

Selama perang yang dipaksakan, dua kutub kekuatan dalam sistem dominasi dunia adalah pendukung utama rezim Baath Irak dalam perang melawan Iran, dan dengan memperlengkapi rezim Baath, mereka terlibat dalam pembunuhan rakyat Iran. Dengan dukungan kriminal ini, mereka bukan hanya memberikan alasan untuk melanjutkan perang agresi Irak, tetapi juga membahayakan keamanan di kawasan.

Mempertimbangkan peran berpengaruh Iran dalam pengaturan keamanan di kawasan, memiliki tingkat kesiapan pertahanan dan pencegahan tertinggi bagi angkatan bersenjata adalah kepentingan strategis.

Mayor Jenderal Mohammad Bagheri, Kepala Staf Gabungan Angkatan Bersenjata Iran

Mayor Jenderal Mohammad Bagheri, Kepala Staf Gabungan Angkatan Bersenjata Iran tentang pentingnya menjaga keamanan di kawasan Asia Barat Daya mengatakan, "Republik Islam Iran memikul tanggung jawab penting dalam menghadapi ancaman dan percaya bahwa cara yang paling dapat diandalkan untuk mengamankan adalah kerja sama antarnegara kawasan dan penggunaan kapasitas regional."

Memiliki kekuatan militer dan pencegahan sesuai dengan prinsip-prinsip konvensional pertahanan dan hak yang sah dari semua negara.

Soal keamanan, Pemimpin Besar Revolusi Islam menekankan prinsip penting ini bahwa untuk menjaga keamanan dan mencegah keserakahan musuh adalah memperkuat alat pertahanan seperti rudal, drone, dan pesawat.

Dalam pidato pada peringatan kebangkitan historis rakyat kota suci Qom pada 19 ِDey 1358 HS (9 Januari 1980), Rahbar menunjukkan komponen otoritas, dan contoh kekuatan pertahanan Iran saat ini, seperti menjatuhkan berbagai drone AS di langit Iran atau merudal pangkalan Ain al-Asad. Menurutnya, "Musuh dalam menghadapi fakta-fakta ini, perlu untuk mempertimbangkan kekuatan dan kemampuan pertahanan Iran dalam perhitungan dan keputusannya."

Selama puncak sanksi dan ancaman terhadap Iran, AmerikaSerikat bertindak sejauh mengancam tindakan militer terhadap Iran, tetapi mereka tidak berani menerapkan ancaman ini. Ada banyak bukti yang menunjukkan bahwa Pentagon telah sampai pada kesimpulan bahwa perang dengan Iran akan memakan biaya dan menimbulkan kerugian strategis.

Abdolrasool Divsallar, pakar hubungan internasional mengatakan, "Doktrin pertahanan Iran telah mampu mengatur perkiraan seperti itu di antara militer Amerika. Oleh karena itu, kekuatan militer Iran telah mencegah invasi."

Republik Islam Iran telah mengambil langkah besar dalam memperkuat basis pertahanan negara dengan menggunakan pengalaman periode Pertahanan Suci, termasuk di bidang pembuatan rudal balistik dan non-balistik, rudal ultra-presisi permukaan-ke-permukaan, rudal anti- radar, rudal ultrasonik, rudal laser, rudal jelajah berpandu dan jenis rudal lainnya telah mencapai swasembada penuh dan termasuk di antara negara-negara teratas yang memiliki teknologi ini.

Pembangunan berbagai sistem radar jarak pendek dan jarak jauh dengan jangkauan lebih dari seribu kilometer, sistem peperangan elektronik dan perang siber, pengembangan industri telekomunikasi dan pembangunan berbagai nirkabel, radar, serta penguatan dan pengembangan dan pembangunan kamera konvensional dan night vision, antara lain prestasi mengagumkan yang diwujudkan dalam arah swasembada militer.\

Perkembangan ini menunjukkan bahwa Republik Islam Iran telah meningkatkan kekuatan militernya sesuai dengan ancaman, berdasarkan indikator ilmiah dan kemampuan khusus pasukan dan peralatan, dan bahwa angkatan bersenjata Iran sepenuhnya siap untuk menghadapi segala macam ancaman dari musuh.

Kekuatan rudal Iran

Situs analisis keamanan DEBKAfile, yang berafiliasi dengan rezim Zionis, menulis dalam sebuah laporan tentang kekuatan rudal Iran, "Bertentangan dengan perkiraan yang salah dari para ahli Barat, baik Amerika maupun Zionis Israel tidak memiliki kapasitas dan kemampuan untuk melawan rudal Iran."

Juga harus diingat bahwa Iran terletak di salah satu wilayah geografis dan strategis terpenting di Asia Barat. Karena meningkatnya tujuan perang dan pergerakan Amerika Serikat di kawasan, pentingnya menjaga stabilitas dan keamanan kolektif telah mendapatkan sensitivitas ganda.

Dengan ungkapan yang lebih tepat, Asia Barat merupakan pusat intervensi penyebab krisis dari Barat, dan untuk alasan ini, perlu untuk menjaga keseimbangan kekuatan pencegahan bagi keamanan dan stabilitas di kawasan geostrategis ini. Berdasarkan hal ini dan mempertimbangkan peran berpengaruh Iran pada pengaturan keamanan di kawasan, mempertahankan tingkat kesiapan pertahanan dan pencegahan tertinggi angkatan bersenjata adalah kepentingan strategis. Dalam kerangka ini, kekuatan rudal merupakan salah satu poros kunci doktrin militer Republik Islam untuk menghadapi ancaman.

Sekaitan dengan analisis kekuatan pencegah Iran di berbagai bidang, majalah Amerika The National Interest menulis, "Kemampuan militer adalah fakta yang tidak disembunyikan Iran. Sehingga banyak situs yang menganalisis masalah militer menganggap Iran sebagai salah satu dari 10 negara teratas di dunia dalam hal kekuatan rudal."

Kekuatan arogan tahu betul apa peran Iran di kawasan itu dan bahwa sistem Republik Islam Iran sejauh ini telah menggagalkan banyak konspirasi dan ancaman di kawasan. Karena itu, mereka tahu bahwa kekuatan Iran adalah salah satu kekuatan tertinggi di kawasan sensitif Asia Barat.

Kapasitas ini berarti memiliki kekuatan pencegahan militer, defensif dan ofensif yang efektif untuk menghalangi musuh dari agresi militer, karena ancaman tetap ada. Peningkatan kekuatan ini tentu bukan berarti ancaman, melainkan sinergi dalam memperkuat stabilitas dan keamanan kolektif di kawasan.(sl)

Tags