Jan 07, 2017 11:13 Asia/Jakarta

Tentu Anda masih ingat, pada pertemuan lalu, kita telah mengikuti pengalaman Muhammad dan Hamid di sebuah restoran tradisional Iran atau Chai Khane.

Hari ini, kami akan memperkenalkan Anda kepada seorang penyair kontemporer Iran bernama Parvin E'tesami. Syair-syairnya sederhana namun sangat menyentuh hati pembacanya. Sebagian dari syair-syair Parvin E'tesami dijadikan bahan pelajaran di sekolah-sekolah. Penyair ini meninggal pada usia muda, sekitar 60 tahun yang lalu. Muhammad dan temannya Hamid hari ini sedang berada di sebuah toko buku dan mereka membicarakan sebuah buku kumpulan syair Parvin E'tesami yang dijual di toko itu.

Kini, marilah kita mengikuti percakapan antara Muhammad dan Hamid. Namun seperti biasa, sebelumnya marilah kita dengarkan kata-kata berikut ini. Dengarkanlah dengan cermat dan tirukanlah kata-kata berikut.

[ulangi dua kali]

Tu alaqe dari?

تو علاقه داری؟ Apa kamu punya ketertarikan?

Syi'r

شعر Syair

Syi're Farsi

شعر فارسی Syair Persia

Man dust daram

من دوست دارم Saya suka

Chera?

چرا؟ Mengapa?

Tu mi khuni?

تو می خانی؟ Kamu membaca

Tu miduni?

تو می دانی؟ Kamu mengetahui?

Farsi

فارسی Persia

Sakht

سخت Sulit

Parvin-e E'tesami

پروین اعتصامی Parvin E'tesami

Tu mi syenasi?

تو می شناسی؟ Kamu mengenal?

Un Kiye?

آن کی؟ Siapa dia?

Ustad

استاد Dosen

Adabiyat

ادبیات Sastra

Sya'er

شاعر Penyair

Syi'r

شعر Syair

Syi'resh

شعرش Syairnya

Che ture?

چطوره؟ Bagaimana?

Sadeh

ساده Sederhana

Ziba

زیبا Indah

Mardum

مردم Masyarakat

Zaban-e mardum

زبان مردم Bahasa Masyarakat

Nazdik

نزدیک Dekat

Be nazaret

به نظرت Dalam pandanganmu

Be nazaram

به نظرم Dalam pandanganku

Tu mifahmi

تو می فهمی Kamu memahami

Man mi fahmam

من نمی فهمم Saya memahami

Che khub

چه خوب Alangkah bagusnya

Pas

پس Kalau begitu

Man mikharam

من می خرم Saya membeli

Keta-be syi'r

کتاب شعر Buku syair

Man kumak mi kunam

من کمک می کنم Saya akan membantu

albatte

البته Tentu saja

Saya harap, Anda telah mendengarkan dengan baik kata-kata tadi dan mengulangi serta mencatatnya. Kini, marilah kita mendengarkan percakapan antara Muhammad dan Hamid. Tirukanlah dengan baikkata-kata yang mereka ucapkan.

[ulangi dua kali]

Hamid

Muhammad, apakah kamu tertarik pada syair Persia?

Muhammad

Ya, saya sangat menyukai syair-syair Persia.

Hamid

Kalau begitu, mengapa kamu tidak membaca syair Persia?

Muhammad

Kamu tahu, bahasa Persia saya tidak bagus dan syair Persia sangat sulit.

Hamid

Kamu mengenal Parvin E'tesami?

Muhammad

Tida, siapa dia? Dosen sastra? Atau...?

Hamid

(tertawa) bukan, Parvin E'tesami adalah penyair.

Muhammad

Syairnya bagaimana?

Hamid

Syair-syair Parvin sederhana dan indah. Dekat dengan bahasa masyarakat.

Muhammad

Menurut pandanganmu, apa saya juga bisa memahami syair Parvin?

Hamid

Ya, syairnya sederhana.

Muhammad

Alangkah bagusnya! Kalau begitu, saya akan membeli buku syair Parvin.

Hamid

Tentu saja saya akan membantumu.

Saudara pendengar sekalian, Anda tadi telah mengikuti percakapan antara Muhamma dan Hamid bukan? Kini, marilah sekali lagi mendengarkan percakapa di antara kedua, kali ini tanpa terjemahan. Dengarkan dengan cermat dan tirukanlah sefasih mungkin.

[dialog]

Muhammad pun kemudian membuka-buka beberapa buku kumpulan syair Parvin E'tesami. Dia mencoba membaca beberapa bait di antaranya. Setelah memilih salah satunya, Muhammad pun membeli buku itu dan mereka berdua kembali ke asrama.