Pesona Iran yang Mendunia (87)
Mir Sayid Ali Hamedani dilahirkan di kota Hamedan, yang terletak di wilayah barat Iran pada hari Senin 12 Rajab 714 Hq. Ayahnya, Amir Shahab Al-Din Hassan bin Sayid Muhammad Hamedani adalah salah seorang penguasa Hamedan dan mereka termasuk keturunan Rasulullah Saw dari jalur Imam Husein. Arif besar ini wafat dalam perjalanan dari Khasmir menuju Mekah.
Di perjalanan, Mir Sayid Ali Hamedani diundang oleh penguasa Pakhli untuk tinggal beberapa waktu. Ketika itu beliau dalam keadaan sakit dan akhirnya meninggal di sana pada tahun 786 H. Kemudian, jenazahnya dibawa ke daerah Kulob, Khatlon, tempat Sayid Ali mendirikan masjid sekolah sekolah, dan dimakamkan di sana. Daerah tersebut saat ini berada di Tajikistan.
Kehadiran Mir Sayid Ali Hamedani di Kashmir memberikan berkah bagi wilayah itu. Selain penyebaran ajaran Islam, kedatangan arif besar Iran ini ke Kashmir menghidupkan perekonomiannya. Di samping itu, kedatangan Mir Sayid Ali Hamedani ke wilayah subkontinen India yang disertai para seniman dan industriawan dari Iran, Irak, Kabul, Kandahar, Bukhara memberikan pengayaan khazanah kebudayaan bagi Kashmir dan sekitarnya.
Para sejawaran meyakini kehadiran Mir Sayid Ali Hamedani dan rombongannya di Kashmir menghidupkan industri kerajinan tangan di sana, terutama kain rajutan. Selain Bahasa Farsi, kerajinan tenun rajut termasuk yang dibawa Sayid Ali Hamedani ke Kashmir dari Iran. Setelah kematian Sayid Ali, puteranya yang bernama Sayid Muhammad Hamedani melanjutkan jejak sang ayah dengan meneruskan seni kerajinan tangan rajutan dan mendatangkan para ulama, arif dan seniman.
Sejumlah sumber sejarah menjelaskan bahwa kerajinan tangan, khusus tenun rajut di Kashmir dalam kondisi hampir punah. Tapi dengan kehadiran Mir Sayid Ali Hamedani tumbuh menggeliat kembali. Langkah Mir Sayid Ali Hamedani menghidupkan kerajinan kain tenun rajutan didukung oleh Sultan Qutb al-Din, dan menjadikan sumber pendapatan warga Kashmir, bahkan komoditas kerajinan tangan ini diekspor ke wilayah lain.
Sebagai seorang ulama, Mir Sayid Ali Hamedani juga memberikan contoh langsung kepada masyarakat mengenai pentingnya kerja untuk mendapatkan rezeki yang halal dengan cara bekerja. Sayid Ali sendiri membuat topi rajutan. Industri topi rajutan di Kashmir menjadi salah satu kerajinan tangan, sekaligus sumber penghasilan bagi sebagian warga wilayah ini.
Selain kerajinan rajutan, Mir Sayid Ali Hamedani juga mendatangkan keterampilan kerajinan tangan lainnya dari Iran. Para peneliti seperti professor Shamsuddin Ahmad, Neshat Ansari, Farukh Bukhara, Eqbal Lahore dan Muhibul Hossein meyakini kemunculan industri kerajinan tangan di Kashmir tidak bisa dilepaskan dari peran besar Mir Sayid Ali Hamedani. Para peneliti Barat seperti Henry Corbin juga memandang demikian. Filsuf Perancis ini meyakini Mir Sayid Ali Hamedani sebagai faktor penyebab penyebaran berbagai karya seni di Kashmir.
Seni dan kerajinan tangan selama beberapa abad berkembang pesat di Kashmir. Para peneliti memandang media seni dan kerajinan tangan yang berkembang di Kashmir di era Mir Sayid Hamedani dan setelahnya sebagai faktor perekat hubungan antara Iran dengan wilayah anak benua India, terutama Kashmir.
Kehadiran Mir Sayid Ali Hamedani di Kashmir memberikan pengaruh besar terhadap penyebaran budaya Iran di wilayah tersebut. Hingga kini sejumlah profesi seperti pembuat kebab, perhiasan emas, keramik, kertas dan lainnya menggunakan nama yang juga dipergunakan di Iran.
Para penguasa Kashmir menyambut kerajinan tangan di wilayahnya yang didatangkan dari Iran dengan kehadiran Mir Sayid Ali Hamedani. Bahkan mereka juga mendukung penyebarannya ke berbagai penjuru wilayah Kashmir. Misalnya, Sultan Zainal Abidin mengundang para seniman Samarkand yang saat itu masuk dalam wilayah Iran ke Kashmir.
Mereka didatangkan ke Srinagar untuk mengembangkan industri penerbitan, dan penenunan permadani, serta ukiran batu cincin. Selain itu, Sultan Zainal Abidin juga mengirimkan beberapa orang dari Kashmir ke Iran untuk mempelajari berbagai keterampilan kerajinan tangan dan kembali ke tanah airnya untuk mengajarkan kepada yang lain.
Dengan demikian, terjadi pertemuan antara tradisi seni Kashmir dan Iran, yang menjadi sarana bagi penyebaran pengaruh kebudayaan Iran Islami di wilayah utara India. Dari sini, tidak sedikit para peneliti yang meyakini industri selendang Kashmir yang dikenal di dunia dengan sebuat Pashmina” dan “Tus” tidak bisa dilepaskan dari peran kehadiran Mir Sayid Ali Hamedani.
Mir Sayid Ali Hamedani dalam kunjungan kedua ke Kashmir untuk menyebarkan ajaran Islam melakukan perjalanan singkat ke Ladakh. Di sana, beliau melihat satu jenis bulu domba khusus wilayah Ladakh yang halus. Kemudian membawanya untuk dijadikan sebagai bahan kain tenunan selendang.
Dimasukannnya bulu domba Ladakh sebagai bahan kain selendang Kashmir menyebabkan terjadinya perubahan besar dalam industri kerajinan tangan di wilayah itu, terutama dari sisi kualitasnya. Hingga kini kain selendang dari bahan tersebut termasuk yang paling mahal dan paling berharga dari berbagai jenis kain selendang Kashmir. Sebab, selain halus, kain selendang dari jenis bahan ini sangat indah dan hangat dipakai, terutama di musim dingin.
Tindakan yang dilakukan Mir Sayid Ali Hamedani membawa industri kerajinan tenun tangan Kashmir memasuki fase baru yang mempengaruhi perekonomian mereka. Oleh karena itu, sosok Mir Sayid Ali Hamedani bagi orang-orang India, terutama Kashmir bukan hanya seorang ulama, tapi juga seorang seniman dan industriawan yang berhasil mengubah perekonomian Kashmir.
Masalah ini menjadi perhatian para peneliti India. Bahkan sebagian dari para penelitinya meyakini kedatangan Mir Sayid Ali Hamedani mengubah kehidupan ekonomi Kashmir yang terancam gulung tikar menjadi tumbuh dan berkembang dibarengi dengan budaya dan pemikiran Islam yang dibawa ulama Iran itu.
Di kalangan para sejawaran, ada yang mengungkapkan bagaimana kecerdasan Mir sayid Ali melakukan proses islamisasi seni di Kashmir secara damai. Ketika Mir Sayid Ali Hamedani datang ke Kashmir, ada sekitar 12.000 orang yang berprofesi sebagai pembuat patung ketika itu.
Mir Sayid Ali menggunakan kemampuan para pengrajin ini untuk mengukir ornamen hiasan masjid, rumah dan gedung pertemuan dengan kaligrafi Islami. Secara tertahap, Mir Sayid Ali Hamedani memasukkan unsur arsitektur Islami dan mengajarkannya kepada para seniman patung Kashmir.
Sayid Ali memberikan alternatif ketika menolak sesuatu dan semua dilakukan dengan jalan kompromis dan damai, sehingga tidak menimbulkan resistensi dari masyarakat Kashmir maupun penguasanya. Bahkan sebaliknya sebagian dari mereka memberikan dukungan terhadap upaya yang dilakukan oleh sufi besar Iran itu.
Di bidang politik, Mir Sayid Ali Hamedani memiliki peran tidak kecil. pandangan dunia sufistiknya menjadikan kekuasaan bukan ambisinya, tapi sebagai sarana untuk memperbaiki masyarakat menuju jalan Tuhan. Pandangan politik Sayid Ali dituangkan dalam bentuk tulisan dan nasehat kepada para penguasa.
Beliau meyakini kerusakan sebuah negara terjadi pada raja atau sultan serta orang-orang disekitarnya, dan pejabat pemerintah. Oleh karena itu, menurut pandangan Sayid Ali merekalah yang pertama kali harus diperbaiki perilakunya seperti tidak boleh zalim kepada rakyat, melayani kepentingan rakyat, jangan memilih pejabat yang tidak layak, lemah dan bodoh.
Selain itu, Mir Sayid Ali Hamedani juga menilai masyarakat juga memainkan peran penting bagi sebuah bangsa dan negara. Agama hadir untuk memperbaiki kerusakan yang terjadi di tengah masyarakat. Tapi semua itu dilakukan dengan terlebih dahulu diketahui akar permasalahannya dan dilakukan dengan cara yang baik dan bisa diterima oleh mereka. Aspek ekonomi menjadi salah satu jalan yang ditempuh Sayid Ali dalam perbaiki akidah dan akhlak masyarakat Kashmir.(PH)