Feb 25, 2019 10:28 Asia/Jakarta
  • 25 Februari 2019
    25 Februari 2019

Hari ini, Ahad 24 Februari 2019 bertepatan dengan 18 Jumadil Tsani 1440 Hijriah atau menurut kalender nasional Iran, hari ini tanggal 5 Isfand 1397 Hijriah Syamsiah. Berikut kami hadirkan beberapa peristiwa bersejarah yang terjadi pada hari ini di masa lampau.

Perang Dzaatus-Salasil Berakhir

1432 tahun yang lalu, tanggal 19 Jumadil Tsani 8 HQ, berakhirlah perang Dzatus-Salasil.

Perang ini dimulai karena pasukan musyrikin datang ke Madinah untuk menyerbu kaum Muslimin. Rasulullah kemudian mengirim sebuah pasukan Muslim untuk menghadang pasukan Musyrik tersebut. Namun, ketika mengetahui bahwa pasukan Musyrik bersenjata jauh lebih kuat dan lengkap, pasukan ini kembali ke Madinah. Rasul kemudian mengirim pasukan kedua.

Sekali lagi, mereka kembali karena takut melihat persenjataan lawan yang hebat. Akhirnya, Rasul menyuruh Ali bin Abi Thalib untuk melawan pasukan tersebut. Ali bin Abi Thalib dan pasukannya berhasil mengalahkan kaum Musyrikin dan mereka disambut oleh Rasul dengan amat gembira. Banyak sejarawan yang menyatakan bahwa peristiwa ini menjadi sebab turunnya surat al-‘Adiyah.

perang Dzatus-Salasil

Ayatullah Mir Mohammad Hossein Shahrastani Wafat

122 tahun yang lalu, tanggal 6 Isfand 1275 HS, Ayatullah Sayid Dhiya ad-Din Mir Mohammad Hossein bin Mir Mohammad Ali Shahrastani meninggal dunia dalam usia 57 tahun.

Ayatullah Shahrastani lahir di Kermanshah sekitar tahun 1218 HS dari keluarga ulama dan dari keturunan Marashi Mazandarani yang nasabnya bersambung kepada Imam Sajjad as.

Setelah menyelesaikan pendidikan dasar dan lanjutan ilmu-ilmu keislaman, beliau mengikuti kuliah Sheikh Mohammad Hossein Ardekani di bidang fiqih dan ushul fiqih. Bertahun-tahun menimba ilmu kepada gurunya menyampaikannya kepada derajat ijtihad. Ayatullah Shahrastani juga menuntut ilmu astronomi kepada Mirza Bagher Yazdi dan matematika kepada Mirza Allam Haravi Hairi.

Ketika berusia 50 tahun, Ayatullah Shahrastani berziarah ke Mashad dan ketika kembali ke Tehran, beliau disambut masyarakat dan memintanya untuk mengajar di sebuah madrasah kota ini. Tapi tidak berapa lama beliau kembali ke Karbala untuk mengajar di sana, sekaligus menjadi marji tertinggi Syiah.

Beliau telah mulai menulis buku sejak usia 12 tahun dan hingga akhirnya sempat menghasilkan sekitar 80 karya tulis seperti al-Istishab, Asl al-Ushul, Tahqiq al-Adillah, Tadzkirah an-Nafs, Lubab al-Ijtihad dan lain-lain.

Image Caption

Pembunuhan di Makam Ibrahim oleh Zionis

25 tahun yang lalu, tanggal 25 Februari 1994, seorang warga Israel ekstrim membunuh massal kaum muslim Palestina yang sedang menunaikan salat di seputar kompleks makam Nabi Ibrahim di kota al-Khalil, Tepi Barat.

Sebanyak 29 warga Palestina gugur syahid dan sejumlah lainnya luka-luka akibat berondongan senjata dari orang Zionis itu. Teror yang terjadi di bulan Ramadhan itu menimbulkan kemarahan masyarakat Arab dan muslim, sampai-sampai, pemerintah negara-negara Arab terpaksa mengundurkan jadwal perundingan damai mereka dengan Tel Aviv.

Di Palestina sendiri, situasi menjadi memanas dan perlawanan bangsa Palestina semakin meningkat. Untuk meredam kemarahan warga Palestina, rezim Zionis menangkap pelaku teror itu dan mengadilinya. Namun pengadilan memutuskan bahwa pelaku teror itu mengalami gangguan jiwa sehingga dibebaskan dari hukuman.

Tags