Lintasan Sejarah 6 Mei 2019
Hari ini, Senin 6 Mei 2019 bertepatan dengan 30 Sya'ban 1440 Hijriah atau menurut kalender nasional Iran, hari ini tanggal 16 Ordibehest 1398 Hijriah Syamsiah. Berikut kami hadirkan beberapa peristiwa bersejarah yang terjadi pada hari ini di masa lampau.
Muhammad Syahrastani Wafat
886 tahun yang lalu, tanggal 30 Syaban 554 HQ, Muhammad bin Abdul Karim Syahrastani, faqih dan ulama terkenal abad ke-6 hijriah meninggal dunia.
Muhammad Syahrastani lahir pada tahun 467 HQ dan mempelajari ilmu fiqih, teologi dan hadis dari Abu Nashr Qusyairi dan sejumlah ulama lainnya.
Pada tahun 510 HQ, Muhammad Syahrastani pergi ke kota Baghdad dan mengajar ilmu-ilmu agama di sana. Beliau juga dikenal dengan kemampuannya berpidato dan tempat mengajarnya senantiasa dipenuhi oleh murid. Beliau juga memiliki kemampuan hapalan yang luar biasa dan diakui sebagai pemikir hebat di bidang filsafat.
Beliau meninggalkan sejumlah karya tulis seperti al-Mabda wa al-Ma'ad, al-Manahij wa al-Bayan, dan al-Milal wa al-Nijal. Bukunya al-Milal wa al-Nihal berkali-kali diterbitkan dalam pelbagai bahasa dunia yang memuat ringkasan keyakinan para filsuf dan mazhab-mazhab Islam.
Tentara AS di Filipina Menyerah Kepada Jepang
77 tahun yang lalu, tanggal 6 Mei 1942, seluruh tentara AS di Filipina menyerah tanpa syarat kepada pasukan Jepang di bawah pimpinan Jenderal Homma.
Pasukan AS di Filipina yang dikomandani Letjen Wainwright, saat itu berada di Pulai Corregidor yang merupakan satu-satunya basis Sekutu di Filipina yang masih bertahan. Namun, ketika tentara Jepang akhirnya mencapai pantai utara pulau itu, Letjen Wainwright memutuskan untuk menyerah karena kondisi pasukannya yang memburuk.
Sejumlah 11.500 tentara Sekutu digiring Jepang ke penjara di Manila dan ditahan hingga tahun 1945 ketika Jepang menyerah kepada Sekutu.
Ayatullah Kamalvand Meninggal Dunia
55 tahun yang lalu, tanggal 16 Ordibehesht 1343 HS dalam usia 63 tahun dan dimakamkan di komplek makam suci Sayidah Fathimah Maksumah, Qom.
Ayatullah Ruhullah Kamalvand Khorramabadi lahir pada 1280 HS dari keluarga petani di kota Khorramabadi. Setelah menyelesaikan pendidikan dasarnya, beliau kemudian pergi ke Boroujerd dan selama di sana beliau belajar langsung kepada Ayatullah Boroujerdi. Setelah itu beliau pindah ke Arak dan belajar kepada Ayatullah Abdolkareem Hairi Yazdi, sehingga mencapai derajat keilmuan yang tinggi.
Ayatullah Kamalvand kemudian mengikuti gurunya Ayatullah Hairi Yazdi ke Qom dan ketika Ayatullah Boroujerdi juga pindah ke Qom, untuk kedua kalinya beliau mengikuti kuliah Ayatullah Boroujerdi. Beliau berdiskusi secara teratur dengan Imam Khomeini ra di bidang filsafat, sementara di bidang fiqih, beliau banyak mendiskusikannya dengan Ayatullah Sayid Mohammad Reza Golpaygani.
Ayatullah Kamalvand pada 1330 HS di usia 50 tahun beliau kembali ke kota kelahirannya atas perintah Ayatullah Boroujerdi dan permintaan rakyat Khorramabadi untuk menghidupkan hauzah ilmiah di sana. Beliau tinggal di sana hingga akhir hayatnya. Warga Khorramabadi begitu mencintainya. Hal itu dikarenakan akhlak dan ketakwaannya. Selain mengajar, Ayatullah Kamalvandi tidak melupakan perjuangan politiknya, bahkan dalam kasus-kasus tertentu beliau mengingatkan rezim Shah.