Perkembangan Iptek di Iran dan Dunia (116)
Nov 18, 2019 16:44 Asia/Jakarta
-
kemajuan iptek di Iran
Para peneliti Pusat Riset Royan, Universitas Ilmu Kedokteran Tehran, Pasteur Institute of Iran dan Universitas Ilmu Kedoktaran Shiraz, mengobati penyakit diabetes dengan menggunakan sebuah lapisan yang dapat menyeimbangkan sistem kekebalan tubuh, dan menyambungkan pulau pankreas.
Diabetes adalah salah satu penyakit yang paling banyak diderita sehingga cukup sulit untuk mengontrolnya, dan penyakit ini membawa banyak efek samping. Transplantasi pulau pankreas, yang merupakan produsen insulin dan penurun kadar gula dalam darah, adalah sebuah metode pengobatan penyakit diabetes.
Akan tetapi selama diabetes merupakan penyakit autoimun, maka pulau pankreas yang sudah ditransplantasi akan rusak kembali karena kerja sistem kekebalan tubuh manusia yang menerima transplantasi tersebut.
Salah satu metode untuk menjaga pulau pankreas yang telah disambungkan agar tidak rusak adalah dengan menempatkannya di sebuah lapisan yang selain dapat membantu masuknya oksigen dan nutrisi ke setiap bagian sistem kekebalan tubuh, juga mencegah kerusakan pulau pankreas.
Namun demikian, lapisan-lapisan yang diproduksi sampai hari ini belum mampu mencegah masuknya sitokin dan antigen yang merupakan bagian dari pulau pankreas.
Untuk mengatasi masalah ini, para peneliti merancang sebuah riset yang menyambungkan bagian dalam lapisan pelindung inklusif pulau pankreas ke protein-protein penyeimbang sistem kekebalan tubuh.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penggunaan lapisan yang dibuat, meningkatkan ketahanan pulau pankreas di hadapan sistem kekebalan tubuh secara signifikan.
Selain itu, para peneliti juga mengkaji dampak penggunaan lapisan yang dilengkapi penyeimbang sistem kekebalan tubuh di dalamnya, terhadap kemungkinan transplantasi pulau pankreas pada makhluk hidup lain.
Hasilnya menunjukkan, kelompok mahkluk hidup yang menerima transplantasi pulau pankreas pada lapisan baru ini, mengalami penurunan tingkat kadar gula lebih besar dibandingkan kelompok kontrol.
Hasil riset ini juga membuktikan bahwa penggunaan penyeimbang sistem kekebalan tubuh di dalam lapisan, menjadi metode efektif dan dapat membuka cakrawala baru di bidang transplantasi pulau pankreas dan pengobatan penyakit diabetes. Hasil penelitian ini dimuat di jurnal ilmiah internasional, Biomaterials.
Para peneliti Pusat Riset Royan dan Universitas Ilmu Kedokteran Tehran mengkaji hubungan stres dengan kepuasan dalam pernikahan pasangan suami-istri yang tidak bisa memiliki anak, dan mereka menemukan ada hubungan.
Infertilitas adalah salah satu penyebab stres serius pada pasangan suami-istri yang dapat mempengaruhi kepuasan terhadap pernikahan.
Tidak ada penelitian sebelumnya yang mengkaji hubungan stres dengan kepuasan terhadap pernikahan secara dua arah. Pada penelitian ini, 141 pasangan suami-istri yang tidak bisa memiliki anak diberikan pertanyaan-pertanayaan umum seputar tingkat stres dan kepuasan mereka terhadap pernikahan.
Dalam penelitian ini, stres yang berpengaruh pada seseorang dalam kepuasannya berhubungan badan, disebut stres yang dimainkan, sementara stres yang berpengaruh pada kepuasan pasangan seseorang dalam hidup berkeluarga, disebut stres yang dipahami.
Hasil penelitian ini menunjukkan, stres perempuan dan laki-laki, atau keduanya, berdampak pada hubungan badan. Stres perempuan atas kepuasan pasangannya terhadap kehidupan berkeluarga memberikan dampak yang negatif.
Sebaliknya, stres laki-laki tidak terlalu berdampak serius pada kepuasan hidup berkeluarga pasangannya, meskipun demikian pada perempuan-perempuan yang suaminya memiliki tingkat stres yang lebih tinggi, tingkat kepuasan berkeluarganya cenderung lebih rendah.
Hasil penelitian juga menunjukkan, stres yang diakibatkan oleh infertilitas bukan hanya mempengaruhi kepuasan hubungan badan seseorang yang mengalaminya, bahkan mempengaruhi tingkat kepuasan hidup berkeluarga pasangannya.
Dengan memperhatikan hasil penelitian ini, konsultasi keluarga dirasa semakin diperlukan untuk menurunkan tingkat stres dan meningkatkan kepuasan berkeluarga pada setiap pasangan yang tidak bisa memiliki anak. Hasil penelitian ini dimuat dalam jurnal ilmiah, International Journal of Fertility & Sterility.
Seorang pemburu harta karun menemukan tengkorak manusia di pinggiran sungai Thames di London, Inggris sehingga membuka penyelidikan atas dugaan kasus pembunuhan.
Namun polisi kepada pemburu harta karun tersebut mengatakan, tengkorak manusia yang ditemukannya berusia 5.600 tahun yang hidup di zaman Neolitikum atau zaman batu muda. Kerangka tulang manusia bersejarah ini ditemukan pada bulan September 2018.
Pada peneliti menemukan tengkorak manusia ini adalah milik seorang pria berusia 18 tahun yang hidup 3.600 tahun sebelum kelahiran Masih.
Pemburu harta karun menyerahkan tengkorak kuno itu kepada polisi, dan hasil investigasi menunjukkan tulang manusia tersebut berumur ribuan tahun. Kerangka tulang manusia kuno ini sekarang disimpan di museum London.
Para ilmuwan baru-baru ini menemukan lebah terbesar di dunia yang diyakini telah punah tapi ternyata ditemukan kembali, tepatnya di Indonesia.
Lebah bernama latin Megachile Pluto yang umumnya dikenal sebagai lebah raksasa Wallace, terakhir terlihat pada 1981 dan diyakini punah. Lebah raksasa itu memiliki panjang sayap sekitar 2,5 inci.
Hewan serangga ini ditemukan oleh Alfred Russell Wallace pada tahun 1850-an, tetapi menurut sejarawan, lebah raksasa itu tidak terlihat lagi sampai penemuan tahun 1981.
Menurut Clay Bolt, fotografer sejarah alam dari Montana yang dulu sempat menemukan lebah raksasa, penemuan binatang yang diyakini tidak ada lagi oleh para ilmuwan itu begitu menakjubkan. Para ilmuwan percaya bahwa penemuan lebah ini adalah "simbol pelestarian di Indonesia".
Setelah hilang, dan dikhawatirkan punah, selama 38 tahun, lebah terbesar di dunia itu ditemukan kembali di kawasan Maluku Utara.
Sebuah tim pencari ahli biologi Amerika Utara dan Australia menemukan seekor lebah betina raksasa Wallace (Megachile pluto) yang hidup di dalam sarang rayap di pohon, lebih dari dua meter di atas tanah.
Lebah betina raksasa dapat mencapai ukuran panjang hampir 4 cm. Lebah ini pertama kali dikenal ilmu pengetahuan pada tahun 1858 ketika penjelajah dan naturalis Inggris, Alfred Russel Wallace menemukannya di pulau Bacan, Indonesia.[]
Tags